Yang terpintar

2 1 0
                                    

Mereka melihat ruangan yang gelap dengan empat kursi serta sebuah mesin jawaban yang berada tepat di tengah ruangan itu. Perlahan mereka melangkahkan kaki lalu duduk ke masing-masing kursi itu.

Tiba-tiba suara mesin yang entah darimana asalnya terdengar kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba suara mesin yang entah darimana asalnya terdengar kembali. Selamat datang di game berikutnya, disini kalian diberikan pertanyaan yang harus dikerjakan dalam waktu 30 menit. Jika ada tiga jawaban yang salah maka kalian tidak akan lolos ke game selanjutnya. Selamat bermain!

"Astaga ... baru aja tadi dilempar bom, sekarang disuruh mikir," keluh Aeri yang sudah lelah dengan situasi yang membingungkan ini.

"Udah ya, jangan berantem mulu. Tadi aja kita hampir bertemu yang maha kuasa karena mentingin ego sendiri," tegur Elissa pada teman temannya. Namun, karena mereka masih terselimuti ego masing-masing, mereka hanya terdiam.

Soal pertama, siapa penemu teori gravitasi?

"HAELAKHHH, ejet ini mah. Albert Einsten ini," ucap Nana dengan sombong sembari mengetik jawabannya di mesin jawaban yang sudah disediakan.

"Salah kocak, bapak aku tuh yang nemuin," balas Elissa sedikit bercanda.

"Apasih kalian nih, yang bener tuh Isaac Newton," saut Audrey dengan cepat. Ia menghapus jawaban milik Nana dan memasukan jawabannya lalu menekan tombol cek.

Benar! pertanyaan kedua, siapakah ilmuwan yang meneliti kacang ercis dan membuat makalah "Percobaan dengan Hibrida Tanaman" hingga dijuluki Bapak Genetika?

"Drey, ini Gregor Mendel ga sih?" Tanya Aeri kepada Audrey.

"Kalo ga salah sih iya. Kemarin aku ada baca buku yang aku curi di perpustakaan sekolah hehe," jawab Audrey sedikit mengungkap fakta bahwa ia pernah mengambil diam-diam buku perpustakaan sekolahnya. Aeri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengetik jawabannya di mesin jawaban lalu menekan tombol cek.
Benar!

"Fyuhh ... untung benar, jujur aja aku ga percaya awalnya," lega Nana sembari mengusap-usap tangannya di dada.

Pertanyaan ketiga, sebutkan empat lobus bagian otak besar pada manusia!

Nana menggaruk kepala. "Frontal, pariental ...?" Nana mengetik jawaban di mesin dengan ragu. "Oksipital, sama t-temporal? " Lanjutnya dengan lebih ragu. Ia memasukkan jawabannya dan menekan tombol cek.
Benar!

"GILAK BOS BOS, Albert einsten aku tuh," ucap Nana dengan bangga. "Albert einsten bagian rambut," ceplos Aeri.

Pertanyaan keempat, berapakah hasil dari (6×4) : 2/2×4+2=?
Mereka masing-masing mencoba mengerjakan soal itu.

"YEYY, aku ketemu, jawabannya 88, kan?" Teriak Audrey kesenangan sembari memasukkan jawabannya ke mesin jawaban lalu menekan tombol cek tanpa bertanya pada teman-temannya.

"Lah? Aku dapetnya 9-" ucapan Elissa terpotong saat suara mesin terdengar.

Salah! Kesempatan salah tinggal dua kali.

"Tuh kan salah! Makanya jawab tuh pelan pelan." Aeri sudah tersulut emosi karena jawaban yang dimasukkan Audrey salah.
"98.." jawab Elissa sambil cengar-cengir. "Telat, udah salah ege " jawab Nana dengan nada pasrah.

Pertanyaan kelima, berapa hasil dari ³√3?

"Satu." Jawab Aeri dengan aura yang badmood. "Biasa aja kali jawabnya," tegur Elissa. "Hm." Aeri pun mengetik jawabannya dan ia menekan tombol cek.

Benar! pertanyaan keenam, berapakah hasil dari A, B, C, D dalam penjumlahan CD+DC=ABC?

"Eh, ini soal yang di COC ga sih?" Saut Nana dan dibalas dengan Aeri. "Iya, kerjain tuh Albert Einstein."

"Kamu meragukan otak Albert Einstein ini? Menurut penelitian otak Albert Einstein itu lebih besar dari otak manusia pada umumnya," ucap Nana dengan pede karena merasa dirinya adalah seorang ilmuwan cerdas.

Beberapa menit sudah berlalu, tetapi Nana masih saja menghitung jawabannya. "Ah kelamaan, besar omong aja, jawabannya tuh 98+81=179." Aeri yang sudah mendapatkan jawabannya segera memasukkan dan menekan tombol cek di mesin jawaban.

Benar! Pertanyaan terakhir. Siapakah orang ini?

"Loh udah pertanyaan terakhir aja nih?" Ucap Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh udah pertanyaan terakhir aja nih?" Ucap Nana. "Btw, Audrey kenapa diam-diam aja nih?" Tegur Elissa sekali lagi. "Jujur, aku kepikiran. Gimana kalau kita ga keluar dari sini karena aku?" Jawab Audrey dengan nada khawatir.

"Yaudah gapapa nginap disini aja," celetuk Aeri sarkas. "Btw, ini siapa ya?" Ucap Elissa.

Nana mengamati foto laki-laki itu, ntah mengapa ia merasa pernah melihat wajah itu. Namun, buru-buru ia menepis pikiran itu karena berpikir bahwa mungkin saja ia salah mengenali wajah yang tak asing tersebut.

"Ini Pak Jokowi ka-"

"Mana ada Jokowi ganteng begitu," ujar Elissa yang memotong omongan Audrey.

"Udahlah isi aja disitu Jokowi, kita kan gatau jawabannya, lagian kesempatan kita masih dua lagi, kan?" Ucap Aeri. Mereka pun memasukkan jawabannya.
Salah!

"Yaiyalah salah, kita aja ga kenal," sambung Aeri dengan nada kesal dan pasrah.

Tiba-tiba portal baru terbuka. Mereka melangkah masuk ke portal itu tanpa berpikir panjang karena mereka tau itu pasti portal untuk game selanjutnya.

1st, Forbidden Game (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang