Chapter 21: Damai & Cerita Horor Joo Chan

93 20 23
                                    

"MUSNAHKAN PELAKOR DARI KAMPUNG KITA!"

"MODAR AJA BIAR MASUK NERAKA!"

"KOPLOK! TEU BALEG PISAN JADI JELEMA TEH! (Goblok, enggak bener banget sih jadi orang!)"

"GOBLOK DA SIA MAH! (Dasar bodoh kamu!)"

"HYEJU BELEKOK!"

"DASAR ANAK BODOH!"

"TAMPANGNYA AJA KAYAK ORANG BENER PADAHAL TERNYATA KELAKUANNYA KAYAK SETAN!"

Kalimat makian yang berasal dari para warga sudah memenuhi area halaman kantor balai desa. Hyeju yang berdiri dihadapan seluruh warga nampak tertunduk malu. Tak hanya berteriak, namun beberapa warga turut melempar berbagai macam barang kearahnya seperti telur, tomat busuk, dan pakaian yang sudah tak layak pakai.

Tak ada yang bisa menghentikan aksi para warga, karena memang ini adalah hukuman yang pantas didapatkan bagi siapa saja yang sudah melanggar norma adat di desa mereka.

"USIR DIA DARI KAMPUNG INI!"

Dua petugas memegangi lengan Hyeju dan mulai membawa gadis itu untuk diarak keliling kampung.

Eunbi dan Sung Jong hanya menatap kepergian putri bungsu mereka dengan helaan napas panjang. Apakah mereka merasa sedih? Tentu saja. Hal ini tak perlu ditanyakan lagi. Karena sejatinya merekalah yang saat ini perasaannya paling terluka. Orang tua mana yang tidak sedih dan tega saat melihat buah hati mereka diperlakukan seperti itu? Namun kembali lagi, ini adalah konsekuensi yang harus diterima putri bungsu mereka karena sudah berbuat hal yang sangat tidak pantas. Biarkanlah ini menjadi contoh bagi warga lain agar tidak melakukan hal tercela seperti putri mereka.

Warga desa pun tak menyalahkan keluarga Hyeju. Mereka mengetahui jika yang bersalah hanyalah putri bungsu keluarga itu, jadi mereka tak berhak untuk ikut mencemooh anggota keluarga yang tidak bersalah. Yang melakukan perbuatan tercela itulah yang harus menanggung akibat dari perilaku buruknya.

Beberapa wanita dan lelaki paruh baya bahkan sudah membantu menguatkan Eunbi dan Sung Jong.

"Bomin, lo mau ikut pergi juga?" Tanya Yoshi saat melihat Bomin akan melangkah mengikuti rombongan yang mengarak Hyeju keliling kampung.

Bomin mengangguk.

"Iya gue mau ikut. Kalian gimana?" Tanya Bomin pada sahabatnya.

"Gue juga mau ikutlah kalau gitu." Ucap Jihoon.

"Gue juga." Tambah Jaehyuk.

Yoshi menatap Junkyu dan Mashiho kemudian bertanya, "Kalian gimana? Mau ikut?"

"Enggak Yosh. Gue sama Cio mau balik aja." Jawab Junkyu.

"Ya udah kalau gitu gue mau ikut mereka ya."

"Iya."

Yoshi, Bomin, Jihoon dan Jaehyuk akhirnya sudah bergabung bersama warga yang lain.

Yedam, Doyoung, Haruto, Jeongwoo dan Junghwan pun turut ikut menyaksikan Hyeju diarak keliling kampung, bahkan suara mereka sudah terdengar paling keras untuk meneriaki Hyeju.

Junkyu menatap Mashiho saat mendengar si manis itu menghela napas panjang.

"Mashi, lo gapapa?" Tanya Junkyu.

Mashiho mengangguk pelan.

"Iya gue gapapa, Jun. Cuma sedikit kepikiran." Jawab Mashiho.

Junkyu menggenggam jemari hangat sang istri.

"Balik dulu yuk, lo harus makan terus istirahat. Gue gak mau lo jatuh sakit karena kecapean."

"Dibanding balik, gimana kalau kita keliling kampung bentar? Mmm Jun, mau anterin gue ke tempat yang fotonya lo kirimin ke gue itu gak?" Tanya Mashiho penuh harap.

𝐅𝐫𝐞𝐚𝐤 𝐂𝐨𝐮𝐩𝐥𝐞 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang