Aku Beruntung Memiliki Kamu

Dia Dika, Dika Harun Giroux

Dari samping aja dah ganteng🥰😘😫

*****

Heppy Reading

Suara teriakan memanggil nama adara dengan bernada lantang membuat suasana kantin menjadi hening, semua mata menuju ke arah pintu masuk.

Ada di sanah, grandy dan satu temannya, berjalan menuju ke arah adara dengan senyuman yang menantang, seakan mengatakan tak akan ada ampun untuknya.

" Ngapain dah, tuh bocah kesini? " Tanyak Mika sedang heran. Ini pertama kalinya melihat grandy memasuki kantin timur.

Adara meminum seteguk jus alpukatnya, " Kangen lo mungkin, " Jawabanya cuek.

Mika menatapnya horor, " Gak lucu tau darr, tapi dia ngeliat nya ke arah lo dar! "

Sedetik kemudian adara mengingat kejadian semalem. Berdiri dari tempat duduk nya yang bersikap menghidar. Tak peduli dumelanya Mika yang kaget dengan gerakannya yang mendadak.

" Eeehhh."grandy berjalan lebih cepat. " Mau kemana lo? "

Adara menghembuskan nafas pasrah, dan berbalik badan memasang senyuman yang manis.

" Grandy, " Serua ringnya. " Lo pasti nyariin Mika ya. Nih Mika buat lo. " Adara menujukan Mika dengan dagunya.

" Jangan sok pura pura polos ya. " Grandy mendengus. Mengeluarkan tangan nya meminta ponsel adara. " Manah? "

Adara menunjukkan raut wajah yang kebinggung. " Apa sihh? Nomor ponsel Mika? Masak nomor ponsel gebetan sendiri gak puya, gak mungkin lah. "

Mika melotot galak, mencubit kecil paha adara. " Aww, sakit, " Adara mengadu.

Grandy yang mulai di ambang batas kesabarannya mulai mendekat, namu sebelum tertangkap adara bersembunyi dibalik badan cowok yang ia tidak kenal.

" Apaaan nih? " Tanyak Dika--Cowok yang datang bersama grandy.

Adara tak menghiraukan ucapan cowok itu. Gadis itu lebih fokus menghindari grandy, memegang pinggang dan mengarah kan tubuh dika ke kanan kiri, sesekali bergerak memutar.

Grandy berdecak kesal tubuh dika menghalangi nya. " Dik, minggir ! Lo temen gue kenpa malah ngelindungin dia sih, " Protesnya.

" Kata song jong-ki kita harus ngelindungin anak anak, cewek cantik, dan lansia. "

Adara pun tersenyum menang." Gue termasuk golongan perempuan cantik. Bener, lo harus ngelindungin gue kaya sekarang. "

Kepala Dika memutar ke belakang, dari jarak sedekat ini, ia bisa melihat dengan jelas mata abu gelap adara. " Lo ...
lansia. "

Mendengar ucapan Dika, suara tawa penghuni kantin menggema membuat adara mendengus.

" Mata lo rabun ya! "