Selamat bembaca
Pipit dan asep datang ke rumahnya untuk memintak maaf, adara hanya menganguk tanpa ber expresi apapun. " Pintu keluar ada di belakang kalian. "
Selesai mengatakan itu, ia merebahkan diri di sofa kesayangan friona di ruang keluarga.
Melihat kelakuan anaknya, friona mengeplak pelan, maklumin. Adara hanya kesal saat dia baru memejamkan matanya ia harus bangun.
Friona mengira kedatangan mereka hanya menjenguk adara segera mengambil ahli. Memanggil mbok siti untuk menyediakan minuman dan cemilan.
" Tanten saya minta maaf karena telah menggangu istirahat adara, " Ujar asep sopan.
"Gapapa, maafin sikap adara ya, kayaknya dia masih sedikit pusing. " Alibi friona.
Pipit lebih banyak menunduk, sesekali mencuri pandang pada friona. Merasa perasaan gugup, takut dan bersalah saat langsung berhadapan dengan ibu tirinya.
Sedikit terbiasa basi , akhirnya keduanya pamit untuk pulang karena hari sudah semakin sore.
----------
Friona kembali duduk di ruang kelurga, menyalahkan TV mencari saluran yang sekiranya cocok.
" Ma, tau nama cewek tadi gak? " Tanya adara dengan mata masih terpejam.
" Pipit, bukan? "
" Dia anak tiri mama. "
Frino terdiam sesaat, sedetik kemudian ia menabok gemes paha adara yang tidur menyamping. "
Dih, orang aku serius. Itu anaknya maksim dan siwi. "" Yang sopan.
" Kalau aku baru anaknya tante friona dan om maksim. "
" Yang bener kamu. "
Sebal, adara merubah posisinya tidur menjadi duduk. " Salah muluk. " Gerutunya. " Dia juga tuh, yang buat aku mandi kuah soto. "
" Kenapa baru bilang, tau gitu sebelum dia pulang mama omelin dulu. "
Adara yertawa mengejek, " Telat... Gitu gitu anak tiri mama, gak baik. "
" Ck, emang gue ngakuin? "
Adara terkekeh, emang bener sifat juteknya gen dari friona.
" Kejadian itu gak usah di bahas lagi, mungkin dia emang gak sengaja. " Friona hanya memaklumi, memberi toleran untuk kali ini.
Melihat sekilas prilaku Pipit yang lembut berbeda dengan adara yang tegas, bisa ia pastika orang yang tidak tau apa apa akan langsung menyalahkan adara karen pasti akan membela lawan yang terlihat lemah.
Friona jugak tak habis pikir, kenapa maksih menyekolahkan di sekolah yang sama.
" Cie ada yang perhatian. "
Friona berpindah duduk di sampingan. " Mama cuma mau kamu gak kenapa napa lagi, jadi anak yang nurut! " Menepuk paha adara meminta jawaban. " Ngertikan? "
" Iya, iyaa " Jawab adara sewot. Mengusap paha yang sedikit panas, sepertinya mamanya serius memberikan peringkat.
--------
Pagi ini adara sudah kembali bersekolah, ia menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan, menyimpan hati dan mental sebelum turun dari mobil. Berjalan angkuh penuh percaya diri, mengabaikan kasat kusut di sekelilingnya.
Sampai pintu depan kelas, Naura buru buru berlari, menarik tangan adara menuju bangkunya, " Adara! Kangen banget gue, mulus lagi, lo. "
" Iya lah keluar banyak tuh, tante friona. " Adara terkekeh, membukak jas memamerkan lengan nya yang kembali mulus.
![](https://img.wattpad.com/cover/376870646-288-k789672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Beruntung Memiliki Kamu
Teen FictionAl yg merasa bosan dengan hubungannya dengan adara semakin dekat dengan pipit, gadis polos lembut dan sering menunduk malu, sangat berbeda dengan tingkah pacar nya yg selalu barbar. Adara tidak terima iya kekeh tetap mempertahankan hubungan nya kar...