' Semakin kalut '

353 25 3
                                    

Tim baca tengah malam

Tim baca di pagi hari

Heppy Reading

Friona berjalan mondar-mandir di ruangan UGD, gelisa nunggu kedatangan adara.

Ini salah satu alasan, kenapa ia menyuruh adara bersekolah di SMA Vaktoria yang letaknya dekat dengan tempat ia bertugas.

Mahira, temen akrab juga satu spesialis jantung friona pun mendekat, ia tepuk bahu ibu satu anak itu.
" Kamu harus tenang. "

" Dia emang gak bisa nahan sakit, tapi gak sampai se pingsan ini, ma. " Adara adalah titik terlemahnya. Iya tak akan bisa tenang sebelum melihat secara langsung kondisi adara.

Mahira tepuk pelan bahu friona menyalurkan semangat.

Tak berselang lama, mobil mili sampai, dika dengan sigab keluar dari mobil lalu membuka pintu mobil belakang dan memindahkan adara ke ranjang pasian yang sudah di siapkan.

" Tante. " Mili berjalan mendekati friona, matanya tanpak sebam.

" Kita tunggu ya? " Ujar Mahira. Menyuruh ketiga siswa itu duduk, begitu juga dengan friona. " Dengan kamu jalan mondar madir kayak gitu bikin pusing aja, fri. "

----------

Setelah mobil mili berlalu, naura menggandeng tangan Mika dan fioleta kembali menuju kelas.

Asep menghadang jalan mereka. " Kalin tetep harus iku ke ruangan bk, kalian pasti udah sekongkol sama adara. "

Naura frustasi, ia menggunakan nada tinggi tak peduli semakin memancing perhatian siswa lain. " Emang cewek kesayang lo kenapa? "

" Segitunya ya kamu belain pipit?"
Fioleta tersenyum masam, mengolok dirinya sendiri atas rasa sakit yang ia rasakan. " Bukan kita yang nyakitin pipit, meskipun berkali kali pipit sengaja gak sengaja bikin adara sakit hati, kita bahkan gak sentuh dia sedikit pun. "

" Udahlah ngapain kita ngomong sama orang yang gak ada gunanya kayak, Al. "
Mika menarik Naura dan fioleta.

" Gue tetep gak percaya! " Teriak asep.

Mahen menghentikan asep dan menggeleng, " Stop sampai sini! Lo Mending denger versi lengkap nya dari pipit deh. "

" Gue cari gosip dulu, enak gue kasih bocoran deh versi mereka. " Rasya menepuk pelan bahu kananya asep lalu mengikuti langkah pacarnya dan mahen.

Pipit semakin kalut, semua ini kesalahanya, salahnya ia ceroboh, salahnya yang hanya bisa menangis. Ia datang mendekati asep. " Emang aku yang salah. "

" Lo jangan suka nyalahin diri lo sendiri, "asep masih tak terima, rasanya melihat pipit menangis membuat hati nya tercubit, harusya ia lebih bisa menjaga pipit.

" Ini sebenarnya cerita nya gimana? " Bianca mencoba netral, ia lihat adara juga tidak baik baik saja.

" Aku yang salah, " Ucapan pipit lirih, meremas kuat jari jemari nya.

Bianca menghembuskan nafas pelan, semoga Tuhan memberikan kesabaran yang tak terhingga menghadapi pipit yang mudah menangis.

" Udah, lo gak capek apa nanggis terus. Mau balik ke UKS apa ke kelas? "

"Ke UKS aja kayaknya lo masih, Shyok," Ujar al.

" Al, " Panggil pipit pelan. " Adara pasti akan baik baik aja kan? "

" Lo khawatir aja diri lo sendiri, baru lo khawatir ini orang lain. " Setelah mengatakan itu, Al melangkah keluar dan menuju ke kelas.

Memikirkan kondisi tentang adara dan berakhir nya hubungan mereka membuat Al mengepalkan kedua tangan nya di dalam saku celana. Ia tidak tau kalau lengan adara terluka karena tertutup ja uniform sekolah.

Aku Beruntung Memiliki KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang