Terasa hambar

398 24 2
                                    

Kemarin adara di peluk cowok lain
kok kalian gak marah? 😅

Selamat bergereget dulu!

Setelah merasa lebih tenang al menutup bukunya dan menoleh ke sampin. " Gue mau balik. Lo mau ikut juga atau lo mau tetap di sini? " Tanyaknya pada pipit.

" Aku iku. "

Al mengangguk, beranjak dari tempat duduknya dan menaruh kembali buku yang sempat iya baca ke dalam rak.

Sebelum naiki tangga menuju kelas mereka, pipit berkata ingin menuju ke toilet terlebih dahulu.

Al hanya mengagguk sebagai respon mengiyakannya, melihat itu pipit mendesah kecewa, biasanya Al tidak seacuh padanya.

Menaiki tangga hingga ke lantai tiga, Al pun berbelon ke kiri, bergabung bersama rasya, asep dan mahen yang duduk santai kursi panjang depan kelas.

" Mana pipit? " Tanyak asep heran, tidak biasanya Al sendiri an.

" Toilet, " Jawab Al singkat. Iya duduk di sebelah asep, menyandarkan punggung nya pada tembok.

" Kalo adara ke manah? " Tanyak mahen
Yang Seriganinya yang sangat menyebalkan di mata Al.

Diam nya Al membuat rasya ingin ikut menggoda nya. " Tadi gue gak sengaja liat dia asyik ngobrol bareng Dika di pingir lapangan basket. "

Al bangkit, beranjak mendekati pagar pembatas untuk memastikan, membuat tawa rasya dan mahen pecah.

Al berdecak sebal, terperangkap ulah jahil temannya.

" Gercep amat mas nya, " Tatapan tajam al tak membuat tawa rasya dan mahen surut.

Satu hal yang mengganggu pikiran Al , iya pun menanyakan nya. " Sejak kapan adara kenal cowok itu yg ada di kantin tadi? "

Karena wajah tegas dan tatapan tajam adara, menjadikan banyak orang yang segan salah faham pada sifat nya itu. Bisa dikatakan, adara tidak memiliki banyak teman, apalagi lawan jenis.

Tawa mahen mereda. " Yang meluk cewek lo apa yang ngejar? " Tanyak mahen yang masih dengan nada yang menggoda.

" Dua duanya. " Jawab Al cepat. Tetap pada posisinya, tangan nya mencengkeram erat pagar pembatas, pandangannya lulur ke depan, hatinya dirunduki gelisah.

" Yang meluk cewek lo dik, dika. Kalo yang ngejar grandy. " Rasya menjelaskan nya.

Al berbalik, " Lo kenal? "

Rasya mengganguk. " Temanya gibran pacarnya si mili, jadi beberapa kali pernah jalan rame. "

" Grandy pernah deket sama mika, " Mahen menimpali dari gosip yang ia dengar.

" Kok gue gak pernah ----- ". Kalimat Al terpotong mendengar suara panik asep.

" Lo kenapa? " Tanyak asep.

Semua mata memandang Al yang baru tiba dengan wajah pucat, mata sebam dan hidung memerah, jelas sekali gadis itu cukup lama menangis.

Pipit hanya diam menunduk.

Al memutuskan mendekat. " Kenapa? " Tanyanya lembut. Tadi Pipit baik baik saja sebelum iya berpisah di toilet, kenapa sekarang jadi begini?

" Al! " Pipit langsung menubruk cowok itu, iya butuh sabdaran, terlalu rapuh. Ia kembali menangis mengingat kejadian tadi. Tangannya semakin erat memeluk Al.

Kata munafik terus terngiang di telinganya. Tidak, dirinya tidak seperti itu.

Al yang tidak tega, membalas pelukan pipit dan mengelu punggung gadis itu seraya memberikan ketenangan. " Ada gue, tenang. "

Aku Beruntung Memiliki KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang