Putus

277 17 1
                                    

Heppy ending

Sad ending

Reading!

Di dalan toilet fioleta yang memang mudah panik menangis melihat kondisi tangan adara yang semakin memerah, meskipun mili sudah memberi pertolongan pertama dengan menyiram air mengalir.

" Lo jangan nangis terus, gue juga ikutan nangis nih, " Rengek adara. " Bawa gue kerumah sakit, please. " Mata adara memanas, rasa panas di lengan nya kian bertambah.

" Tunggu ya, tadi gue suruh mika sama Naura buat ngurus surat izin sana tas lo, " Kata mili.

" Iya iya, " Susah payah fioleta menghentikan tangisannya.

Mili mengambil ponsel dari saku celana, menjawab telfon gibran dan membaca pesan dari naura yang sudah menunggu di Koridor utama.

" Semua udah beres, ayo! "

Sesuai permintaan adara, mili melepas jas uniformnya dan membantu adara memakainya agar tak terlihat siswi lain.

----------

Adara mendesah, merasa ada tarikan kasar tepat pada lukanya. " Apa Apan loh!" Bentak adara.

Mika yang berada di depan gerbang koridor utama berjalan cepat, menyetak kasar bahu asep. " Lo ada masalah apah, hahh? "

" Tanyak sahabat lo itu, maksudnya apa nyakitin pipi? " Suara asep meninggi, menarik perhatian siswa lain yang lewat di sekitar.

Semua orang mengerutkan keningnya binggung, ada apa dengan gadis itu? Yang sedang kenapa napa 'kan adara.

" Gak usah sok belagak bego lo semua! " Sembur asep. Menunjuk wajah mereka satu per satu.

" Kamu kenapa sampek marah kayak gini? " Tanyak fioleta lembut.

" Gak usah basa basi, iku gue ke bk, kalian pasti sekongkol bully pipit. "

Adara tertawa mengejak. " Segitunya lo belain tuh cewek. "

" Kamu beneran nyakitin pipi? " Tanya al yang baru tiba bersama rasya dan mahen.

Adara menelan nafas berat, sial dirinya sudah merasakan rasa panas di lengan sekarang ngerasakan rasa panas di hati. " Aku gak harus jawab pertanyaan kalian yang gak penting, mingir!! "

" Jawab dulu! " Al berusaha menghalangi jalan adara.

Adara menatap Al tajam. "Kalau misalnya iya, gimana? "

-----------

" Gib, gimana mili? Lama amat, haus nie gue. " Rio mengeluh.

Mereka masih menjalani hukuman membereskan rumput di halaman sekolah karena ketauan ngerokok di depan gedung.

" Lo aja sana beli! " Ujar dika. Duduk di atas rumput dan meluruskan kaki, tangan ya ia gunakan sebagai penyangga.

" Tenaga gue terkuras habis. " Rio memelas.

" Hujan, hujan, datanglah. " Grandy mengadangkan tangan ya ke atas.

" Minta mendung dulu begok, baru hujan. " Febian melempar beberapa rumput yang sudah tercabut ke arah grandy.

" Ngatain gue bego, bukak mata buka hati. PR lo nyontek siapa, hah? "

" Ck, nyontek sekali di bawa sampek mati. " Febian berdecak.

Semua terkekeh, " Itu juga nyontek dari gue, " Timpal jastin sambil mengelap kringat di kening.

" Ke kantin aja yok dah, " Rio pasrah akhirnya.

Aku Beruntung Memiliki KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang