Aku Cemburu

372 22 6
                                    

           Ada yang nungguin gak?

                             Baca sambil duduk?

                         Baca sambil rebahan?

                    Dari pada, gabut baca yuk?

Semenjak tadi Al gak tenang, isi pikirannya hanya adara. Setelah bel pulang berbunyi ia segera membereskan barang barangnya dan berjalan cepat menuju parkira. Berkali-kali menghubungi nomor adara tapi gadis itu tak kunjung menjawabnya.

Merasa ada yang menarik tangan nya, al berhenti sebentar dan menoleh kebelakang.

" Dari tadi aku panggil, kamu fokus sama HP . " Iya mengatur nafas yang tidak beraturan karena ia turun tangga untuk  mengejar al. " Kamu mau pulang? "

" Sorry, gue gak denger. Kenapa pit? "Al kembali mengeser aicon hijau dalan ponsel lalu menempelkan pada telinga, matanya mencari mobil adara, tapi nihil.

" Al, bisa pulang bareng? " Tanyak Pipit ragu.

" Yang biasa jemput lo ke mana? "

" Ayah masih ada rapat di kantor, supir aku ijin sakit hari ini. " Jawab Pipit jujur. Jika menunggu maksim bisa lama sampek sore, iya juga tidak berani menggunakan kendaraan umum, masih merasa asing jalanan jakarta.

" Gue gak bisa, mau ke tempat adara. sorry. "

" Oh... , iya gak papa. " Pipit tersenyum terpaksa, ada perasaan sedikit kecewa Al lebih mementingkan adara.

" Duluan. "

----------

Sampai di rumah adara , mbok siti pembantu adara membukak kan pintu.

" Mas Al, udah lama gak main kesini. Tapi ini non adara belum pulang. "

Al tersenyum siapanya, " Gak papa mbok, biar saya tunggu aja di sini. "

Menunggu hampir dua jam, akhirnya mobil adara terpakir di garansi rumahnya.

Al berdiri beranjak mendekat mengambil peper bag dari adara." Biar aku bawain. "

" Makasih. "

Masuk ke dalam rumah, adara langsung menuju dapur mengambil beberapa minuman dingin lalu membawa nya ke ruang tamu.

" Dari toko buku?" Tanyak Al yang masih memegang peper bag yang masih ada di tanggan nya.

" Hem" Adara membukak tutup botol yakult dan meminumnya. " Mampir bentar tadi. "

" Kenapa gak ngajak aku? "

Adara menyandarkan tubuh nya ke punggung sofa lalu matanya fokus menatap Al, " Emang kamu mau? "

Al menghembuskan nafas kasar, pertanyaan adara seperti sindiran. " Lain kali ajak aku. " Ia ikut menyanda pada sofa.

" Ara. "

" Hemmmm. "

" Ara. " Al mulai menoleh ke samping mengamati setiap inci wajah adara. Cantik, always. " Kangen. "

Adara terkekeh dengan mata terpejam. Mendengar kata itu entah dirinya harus senang apa sedih, " Jadi, kenapa ke sini? "

" Kan udah aku bilang, kangen. " Al tarik pelan tangan kiri adara, mengusapnya lembut. " Kamu gak papa? "

Adara menoleh dengan kening berkerut, " Emang aku kenapa? "

" Ada something? "

Adara menggeleng lemah, " Udah makan? " Tanyaknya mengalihkan topik.

Aku Beruntung Memiliki KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang