17. Kejujuran

7.1K 116 8
                                    

Kalau sudah bucin memang susah di cari obatnya.

Mungkin beberapa hari yang lalu Keyna kecewa berat, dia marah besar karena cowok itu seolah menjebaknya dan mempermainkan dirinya.

Tapi, sejak kejadian pagi tadi Keyna tidak berhenti memikirkan Jeriko. Memikirkan keadaan cowok itu yang tidak baik-baik saja.

Keyna melihat jam di pergelangan tangannya, sekarang sudah malam. Tapi, sejak tadi Keyna mengintip di kamar sebelah yang masih gelap, seperti belum di huni oleh pemiliknya.

Jeriko belum pulang, dan Keyna semakin camas memikirkannya. Orang dengan banyak tekanan tidak akan bisa berpikir lebih luas, dan Keyna takut terjadi hal yang tidak di inginkan pada Jeriko.

Berjalan bolak-balik di balkon kamar dengan gelisah, Keyna melihat ke arah bawah dan samping tidak menentu. Sejak pulang dari rumah Salia, Keyna tidak tenang berada di kamar. Pikirannya benar-benar hanya tertuju pada Jeriko saja.

"Sial! Dia kemana belum pulang-pulang!?" umpatnya sendiri. Keyna meremas besi pagar balkon kamarnya dan menatap langit yang sudah berubah gelap. "Keluyuran dimana sih??" gumanya gusar sendiri.

Harusnya Keyna tidak perlu terlalu khawatir begini, apalagi Jeriko sudah besar bisa mengurus dirinya sendiri. Bahkan, beberapa hari yang lalu juga dia nampak tidak terlalu sepeduli ini, kan?

Namun, apa yang dia dengar pagi tadi benar-benar mengusik. Keyna merasa ada banyak hal yang tidak beres yang menekan Jeriko. Kini, dia ingin mendengar apa yang akan cowok itu jelaskan padanya supaya dia bisa lebih mengerti.

Keyna tidak mau sesuatu yang tidak di inginkan terjadi.

Hingga, beberapa menit berlalu di liputi rasa tegang, kamar sebelah menampakkan cahaya walaupun remang. Seperti angin segar, Keyna langsung mengulas senyumnya kemudian memanjat pembatas balkon mereka kemudian menuju pintu kamar cowok itu.

"Jee! Jeriko! Bukaaa!" serunya tidak terlalu kuat, takut ada yang mendengar dan ketahuan. Kan tidak lucu mereka ketahuan orang rumah dalam kondisi hubungan yang masih gonjang-ganjing.

"Jeee!"

Tok! Tok! Tok!

Jeriko yang ada di dalam kamar dengan raut wajah lesu mengerutkan kening, dia keluar dari bagian walk in closed miliknya. Tadi, dia berencana untuk ganti.

Ketika ada di area kamar, mata Jeriko melotot. Mendelik melihat keberadaan orang yang di cintainya ada di luar kamarnya.

Heii kenapa Keyna ada disana? Tumben sekali.

Padahal beberapa hari ini di dekati susah sekali. Tumben ini malah nyariin?

Tanpa pikir panjang, Jeriko membuka pintu yang mengarah ke balkon.

"Kenapa—"

"Lo dari mana aja? Kenapa gak pulang-pulang padahal udah malem? Lo gak liat jam sekarang udah jam berapa? Masa iya kerja sampe tengah malem!?" Cerocosnya memotong membuat Jeriko melongo.

"Jawab, Je! Jangan cuma mangap-mangap aja lo!"

Jeriko yang tadinya sedang mangap seketika langsung mengutupkan bibirnya, masih mengerjap mencerna kelakuan mantan pacarnya sekarang.

Ini.... boleh ga sih kalo Jeriko kepedean? Soalnya tumben banget Keyna khawatir setelah dirinya ketahuan di jodohkan itu.

Keyna udah gak marah lagi, kah?

"Jee!"

Tanpa sadar Jeriko justru mengulum bibirnya, wajahnya yang lelah sedikit segar karena adanya Keyna dengan segala rentetan pertanyaannya.

My Crazy Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang