4. Cobaan Keyna

21.3K 263 40
                                    

"Kalian berdua jangan berantem ya kita tinggal,"

"Yang akur, kan udah jadi saudara."

"Kita bisa lihat loh kalian kurang akrab, kita gak pernah ngeliat kalian ngobrol, jadi selama Papah sama Mama pergi liburan kalian harus saling mengenal ya biar akrab, udah satu rumah gini juga."

"Papah juga mutusin buat liburin beberapa pekerja, biar kalian lebih nyaman buat gak canggung gitu. Tapi tetep ada yang jaga kok, tukang bersih-bersih di bagian luar."

"Kalau urusan masak, Keyna aja yang masak. Kan Keyna bisa masak, jadi Mama pikir sebagai pendekatan dan adik yang baik, bisa masakin Abangnya."

"Akur-akur pokoknya kalian, kita pengen anak-anak akrab juga, biar ada kemistri adik-kakaknya."

Kemistri adik kakak katanya!? Yang ada Keyna semakin gamon brutal.

Kalimat-kalimat Mama dan Papah barunya itu terus terngiang dalam kepalanya. Terus berputar tidak jelas yang membuat kepalanya pening bukan main.

Masalahnya nih ya, bukan dia gak mau akrab dengan Jeriko, tapi yang ada dia malah semakin sulit melupakan cowok itu jika di suruh mengakrabkan diri. Belum lagi, otaknya sering cabul sekarang, nanti kalau gak sengaja sia terkam gimana coba?? Iman Keyna sedang tipis-tipisnya sekarang.

Mana sekarang mendapatkan tugas menjadi tukang masak juga, apa enggak semakin liar isi otaknya itu? Dia bobol juga lama-lama kamar Jeriko dan dia serang membabi buta.

"ARGHHH! KESELLL!"

Salia yang sedang memakai kutek langsung melenceng, terlalu terkejut dengan teriakan temannya itu.

"Keynaaa!" serunya ikut kesal. "Ngangetin aku tauuu!"

Keyna hanya berdecak, berjalan memutari kanar Salia membuat cewek itu menatap bingung teman satu-satunya itu.

"Keyna lagi challenge jalan sepuluh ribu langkah dalam sehari, kah?" herannya menatap temannya itu.

Keyna jadi mendelik mendengarnya. "Yang bener aja deh, Sal. Pikiran lo ngadi-ngadi banget perasaan!" jengkelnya.

Salia mengerucut saja, kemudian menunduk memakai kutek lagi. "Ya orang kamu aneh itu, jalan-jalan mulu. Kalau mau olahraga bisa ke ruang gym aja saja di lantai dua." terangnya acuh.

Keyna jadi melirik. "Udah sekaya ini, tapi masih mau aja ya sama om-om." celetuknya langsung duduk di tepi ranjang. Bahkan ranjang temannya itu sangat mewah. Karena Salia memang dari keluarga yang sangat berada.

Tapi untungnya Salia tidak ada kemarin di pernikahan orang tuanya dengan orang tua Jeriko, cewek itu tidak tau. Kalau tau bisa berabe, bocor kemana-mana pasti nanti. Secara Salia itu ember parah.

"Ya biarin lah, orang aku mau kok." balasnya acuh masih sibuk memasang kutek di kukunya. "Enak juga, Key. Kalau kamu mau coba, boleh tuh chat nomor yang aku kasih, ganteng kok walaupun masih ganteng Om aku."

"Idih! Ogahhhh!" serunya. "Dahlah, gue mau balik aja. Pusing lama-lama disini."

"Pusing ngapain sih? Orang Keyna dari tadi juga gak jelas, cuma ngelamun sama jalan sana-sini gak jelas." heran Salia.

"Ya itu, karena gak jelas jadi pusing."

Salia mendelik saja, ingin menjawab tapi pintu di buka mendadak membuat Keyna dan Salia menoleh kaget. Tapi, tak lama pekikan Salia memekakan telinganya.

"Om A!" serunya di susul dengan tubrukan tubuhnya yang berubah ke gendongan sosok yang baru datang itu.

"Hati-hati, Baby."

My Crazy Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang