Ch. 8.2 - Surat Terakhir

34 3 1
                                    

Selamat membaca, teman-teman 📖

🍃🍃🍃

Setelah mendengar suara pintu yang terkunci, Echa mulai mengeluhkan sikap Theo lagi. "Anak itu selalu aja sesukanya. Jangankan mencari Kim, aku ragu kita bisa tetap kompak sampai ke Carmine."

"Itu lebih baik daripada kita membiarkannya sendiri. Aku gak mau hal itu terjadi dua kali," ucap Dannielle.

Yuri tidak memahami maksud perkataan Dannielle. "Memangnya apa yang Theo lakukan?"

"Malam setelah mendapat kabar Kim, dia coba kabur di tengah malam dari akademi untuk mencari Kim." Echa sama sekali tidak menutupinya.

"Kami berpapasan dengan Theo disini saat dia mengasah pedang kerajaan yang selama ini disimpan di kamarnya. Lalu kami periksa bawaannya berisi tanda pengenal anggota kerajaan dan sekantung koin emas. Dia gila karena dia benar-benar menyiapkan hal seperti itu di kamar tidurnya." Dannielle melanjutkan perkataan Echa.

Echa tiba-tiba merinding begitu mengingat kejadian malam itu dan memberi komentar lagi, "tatapan Theo malam itu seram banget. Udah mirip orang yang mau pergi perang."

"Jadi bagaimana kalian membujuknya untuk gak pergi?" Tanya Yuri.

Echa dan Dannielle saling bertatapan lagi. Mereka seakan tidak yakin mengingat sepenuhnya kejadian malam itu.

"Aku gak yakin kami 'membujuknya' malam itu. Kami hanya duduk disini dan melihat barang bawaannya sudah siap diatas meja selagi Theo mengasah pedangnya. Kami tanya dia mau kemana, dia jawab dia mau menolong Kim. Lalu aku bilang, 'cinta itu hebat, ya. Kau mungkin mengabaikannya tapi kau menjadi gila saat kau kehilangannya.' Tapi Theo cuman diam. Besoknya, kami lihat dia masih di kamar dan masuk kelas."

"Beberapa hari kemudian, Theo menemuiku sambil membawa salinan laporan kasus Kim. Dia menjelaskan padaku tentang kejadian yang paling mungkin terjadi dengan Kim. Lalu dia mengajakku ke Carmine sampai liburan sekolah ini," ucap Dannielle.

Perubahan sikap Theo memang kelihatan aneh setelah mendengar cerita Echa dan Dannielle. Tidak satupun dari mereka tahu alasan mengapa Theo menunda pencarian Kim sampai liburan sekolah. Bahkan jika dipikir lagi, Yuri tidak pernah memahami Theo karena dia selalu diam dan jarang mengomentari apapun.

Haaah, aku heran kenapa Kim bisa tahan dengan orang seperti dia. Pikir Yuri masih takjub mengingat Kim yang pernah berpacaran dengan Theo.

🍃🍃🍃

Meskipun Theo mengunci diri di kamar, dia tidak langsung beranjak tidur. Justru sebaliknya, Theo merasa cemas sambil berjalan memutar didalam kamar tidurnya. Tidak seharipun Theo tenang sejak mendengar kabar Kim.

'cinta itu hebat, ya. Kau mungkin mengabaikannya tapi kau menjadi gila saat kau kehilangannya'

Kata-kata Echa malam itu menghentikan Theo untuk kabur dari akademi demi mencari Kim. Dia mengatakan hal yang benar tapi itu justru membuat Theo semakin terpuruk.

Setelah mendengar perkataan Echa, Theo memutuskan mengikuti perkembangan kasus Kim melalui laporan prajurit penjaga. Setelah memeriksa foto TKP dan jejak sihir yang ditemukan disana, Theo membuat kesimpulan ada pihak ketiga selain rombongan Kim dan bandit Red Eye. Itu sebabnya kasus Kim masih digolongkan sebagai kasus murid hilang.

Hari itu ketika Theo mengurungkan niatnya untuk kabur, dia mampir ke kantor pak Gio tapi tidak menemukan guru itu disana. Lalu Theo melihat sepucuk surat beramplop putih-warna yang jarang digunakan oleh surat-suratan di Castadele, biasanya memakai kertas berwarna krem atau cokelat. Theo melihat ada tulisan surat itu ditujukan untuk pak Gio. Namun, tulisan tangan itu mengingatkan Theo pada tulisan Kim.

Tanpa memikirkan kemungkinan rahasia dari isi surat itu, Theo membuka dan membaca isinya.

'Halo pak Gio. Aku menerima surat darimu dan tak tahu harus membalas seperti apa. Tapi aku akan menulis sesantai mungkin seperti biasa saat kita bertemu.

Aku baru ingat, selama ini aku belum pernah berterima kasih pada pak Gio karena telah membawaku ke Castadele dan bersekolah di Kimberly Academy. Aku memang mengalami kesulitan beradaptasi di akademi, tapi aku tidak pernah menyalahkanmu karena telah membawaku kesini. Aku justru merasa lega karena bisa mengetahui siapa aku sebenarnya, bahkan menemukan alasan kenapa aku ada disini. Di pertemuan berikutnya, aku ingin kita saling bicara jujur satu sama lain setelah menyelesaikan urusan masing-masing. Entahlah, aku gak yakin bisa menunggumu selama itu. Jika kau tidak kembali sampai liburan sekolah tiba, siap-siap aku akan menyusulmu. Dan jangan marah jika aku melakukannya. Oke?

Oh ya, aku mau mengoreksi satu hal yang pak Gio sampaikan di surat itu. Aku mungkin kesal karena kau selalu berhubungan dengan Mamah, tapi itu karena aku mau sesekali merasakan sosok ayah. Tapi setelah berada di akademi, aku paham kenapa kau membatasi dirimu dengan Mamah di Bumi. Dan aku akhirnya tahu kau adalah orang yang tepat untuk peran itu. Aku menunggu hari dimana kita bisa berkumpul bertiga lalu bermain ke Bumi.

Tertanda, Kim.'

Theo membaca lagi isi surat yang ditulis Kim. Dia tidak tahu bagaimana cara Gio memberikan surat pada Kim, tapi dia yakin surat itu ditulis tepat setelah Kim menerima surat dari pak Gio. Awalnya Kim memutuskan untuk menunggu pak Gio, tapi suatu hal membuat Kim memilih untuk cuti dari akademi agar bisa ke Carmine. Satu-satunya alasan yang masuk akal kenapa Kim memilih Carmine adalah karena ada sesuatu di surat pak Gio yang menunjukkan ciri khas Carmine sehingga Kim memutuskan pergi ke sana.

Theo meletakkan surat diatas meja, kemudian berbaring di tempat tidur. Tubuhnya perlahan mengumpulkan rasa lelah setelah seharian mengurus kasus penyusup di portal dimensi.

Theo teringat kembali dengan sosok wajah yang dia lihat di ruangan portal kemarin malam. Lalu dia cepat-cepat menggeleng kepala, merasa yakin bahwa dia hanya melihat ilusi.

"Itu gak mungkin dia. Dia bukan peri bermata merah," ujar Theo meyakinkan dirinya sendiri.

🍃🍃🍃

Theo menyimpan surat yang menunjukkan hal aneh pada sikap Kim. Dengan mengandalkan sepucuk surat yang tak pernah terkirim, apakah Theo dapat menemukan Kim di kota kecil yang jauh dari Castadele?

Nantikan terus cerita selanjutnya, ya 😆

Salam hangat, Ann Mone ⚘️

Kimberly Academy 3: The Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang