Ch. 4.2 - Kabar Tak Terduga (2)

30 3 0
                                    

Happy Reading, guys 📖

🍃🍃🍃

Dyego dan Dylan berjalan tepat di belakang bu Jyra. Sesekali mereka saling melirik kemudian diam memikirkan berbagai hal yang mereka sudah lakukan diluar peraturan akademi, terutama saat penyerangan Black Shadow dan membantu Kim dengan reinkarnasinya. Dylan gelisah ketika dia mengingat insiden di rumah kaca baru-baru ini. Dia berharap semoga rahasia kecilnya tentang ikan harapan tidak ketahuan oleh pihak akademi. Sedangkan Dyego juga punya kekhawatirannya sendiri. Dia takut rencananya membuat ramuan terlarang diluar akademi sudah ketahuan oleh pihak akademi.

Bu Jyra meminta mereka masuk kemudian pergi begitu saja. Dyego dan Dylan memasuki ruang rapat dimana ada Miss Asha sudah berdiri menunggu mereka. Yang mengejutkan adalah kehadiran dua prajurit penjaga duduk didepan meja ditengah ruangan. Di depan meja itu terdapat dua kursi yang disediakan untuk Dyego dan Dylan. Keduanya mulai panik dan keringat dingin begitu diminta untuk duduk di depan prajurit penjaga.

Kedua prajurit penjaga tersebut berseragam putih dengan emblem kerajaan di saku dada kanan. Mereka tidak membawa senjata pedang di pinggang mereka tetapi Dylan sekilas melihat ada kantong belati di pinggang prajurit penjaga. Dylan yang gugup menelan ludah takut.

"Maaf jika kalian dipanggil kesini tiba-tiba," ujar Miss Asha. "Tapi saya mengharapkan kerja sama kalian untuk menjawab beberapa pertanyaan dari prajurit penjaga dengan benar dan jujur. Bisa kan?"

"Tentu saja, Miss Asha," jawab Dyego mewakili mereka berdua. Dylan terlalu gugup untuk bicara jadi hanya membalas dengan anggukan kepala.

"Okee... Kita mulai saja, ya. Oiya namaku Rei dan ini rekanku Zayn," ucap Rei ramah sembari memperkenalkan Zayn disampingnya. "Aku dengar dari Miss Asha, kalian berdua merupakan anggota ekskul sihir. Apa itu benar?"

Pertanyaan pertama berhasil membuat kembar Dy tercengang kaget. Itu merupakan salah satu pertanyaan yang sangat ingin mereka hindari tapi keduanya tahu mereka tak boleh berbohong.

"Iya, benar," jawab keduanya hampir bersamaan.

"Jadi aku yakin kalian tahu murid bernama Kimberly Patricia, salah satu anggota yang ada di ekskul kalian. Apa kalian mengenalnya atau pernah berinteraksi dengannya?"

Pertanyaan berikutnya membuat mereka lega dan terkejut. Mereka lega karena sepertinya mereka bukan ditanyai tentang pelanggaran yang pernah mereka lakukan (setidaknya belum diketahui oleh pihak akademi). Dan mereka terkejut karena tiba-tiba nama Kim disebut dalam pembicaraan mereka.

"Kami berteman dengan Kim," jawab Dylan.

"Setidaknya, kami juga berinteraksi di luar kegiatan ekskul. Tapi kami sudah tidak dengar kabarnya lagi sejak dia izin dari akademi." Dyego menambahkan.

"Ah, iya, benar, dia izin dari Kimberly Academy," respon Zayn tampak tidak biasa. Dia tidak kelihatan terkejut tetapi justru ekspresinya murung. "Kalau begitu, apa kalian pernah bercerita tentang Kim sebelum dia izin dari akademi? Misalnya dia punya masalah dan ingin pergi ke suatu tempat."

"Hmm.... Kalo masalah, mungkin ada. Aku ada dengar rumor Kim putus dengan pacarnya sebelum dia pergi dari akademi. Tapi setelah itu kami belum ada mengobrol sama sekali," jawab Dyego.

"Oh iya, dan soal rumor itu... Ya, kami juga merasa bersalah dengan Kim. Kami membawa Kim mengambil izin keluar akademi dan pergi ke peternakan kuda keluarga Visser untuk bermain disana. Aku rasa Kim bertengkar dengan pacarnya karena pacarnya cemburu," lanjut Dylan.

"Okeee...." gumam Rei sambil memilih pertanyaan berikutnya.

"Pernyataan mereka cocok dengan tuan Grietta," ujar Zayn pada Rei.

Kimberly Academy 3: The Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang