Sebenarnya pada malam itu Olive sedang tidak enak badan karena belajar terlalu keras belajar untuk persiapan ujian masuk Stanford University jurusan hukum sampai melupakan jam makannya. Kemudian ditambah pengakuan Lou malam itu yang membuat Olive begitu terkejut hingga membuatnya drop karena pikiran yang tak karuan dan kelelahan menangis semalaman. Audy yang selalu menemani Olive bergantian dengan Patlian. Di hari pertama di rumah sakit Mia , Lily dan Debra pun datang menjenguk Olive setelah Audy mengirim foto Olive yang sedang di infus. Jaddun , Max dan Leo juga datang untuk melihat kondisi Olive yang masih terbaring lemah di kasur pasien. Tak lama Patlian datang membawa pakaian ganti ia kemudian diajak Jaddun dan Max keluar ruangan tersebut untuk ngobrol. Mereka bertiga beranjak menuju kafe di rumah sakit tersebut.
“Patlian , langsung ke intinya saja yaa.” Ucap jaddun membuka percakapan diantara mereka bertiga.
“Iyaa , tuan silahkan.” Jawab Patlian penasaran.
“Saya mohon maaf atas kejadian kemarin malam sampai membuat Olive jadi seperti ini kondisinya.”
Ucapan Jaddun terjeda.
“Dia pasti sangat terkejut dengan ucapan Lou kemarin malam , saya mohon maaf sebesar besarnya.”
“Iyaa tuan , saya sudah dengar semuanya kemarin malam karena saya masih berdiri di sana mendengar apa yang terjadi.” Ucap Patlian.
“Entah apa yang sedang tuhan persiapkan untuk mereka berdua kedepannya , namun saya yakin mereka memilih jalan yang terbaik. Perjalan mereka masih sangat panjang. Kalian akan tetap menjadi bagian dari kami , anggap kami sebagai keluarga kalian juga. Tetap jaga hubungan baik dengan kami yaa. Jaga Olive yaa.” Tambah jaddun lagi sambil mengusap pundak Patlian yang kini menatap Jaddun.
“Iya tuan , saya akan terus ada di samping Olive menjaganya karena itu memang tugas saya. Terima kasih banyak tuan.”
Jaddun , Max , Patlian dan om Leo kembali ke kamar Olive hendak berpamitan. Olive sudah siuman dan sedang duduk namun pandangannya masih kosong , Audy yang ada di depannya masih berusaha menyodorkan sendok yang berisi bubur ke mulut Olive namun tak mendapat respon. Jaddun berjalan mendekat ke arah Olive perasaannya tak karuan melihat gadis itu menatap dengan tatapan kosong ke arah depan. Audy beranjak dari tempatnya tadi dan Jaddun mendudukinya mengusap punggung tangan Olive pelan.
“Olivia…….Everything will be oke. Believe in me. Perjalanan kalian masih sangat panjang. Kami akan selalu ada untuk kamu. Jangan pernah salahkan dirimu atas semua hal yang terjadi di luar kendalimu oke. Dia juga akan baik-baik saja. Kamu harus selalu bahagia ya dengan segala keputusanmu. Kita nggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kami akan selalu jadi keluargamu.” Ucap Jaddun yang kini tak kuasa menahan air matanya.
Olive tak sanggup mengeluarkan satu kata pun , tenggorokannya begitu sakit ketika ia berusaha berbicara , hanya air mata yang kian deras keluar membasahi pipinya yang makin merah. Jaddun beranjak memeluk Olive dari samping berusaha menenangkan. Setelah dirasa kondisi Olive mulai tenang Jaddun , Max dan om Leo berpamitan. 2 hari setelah kejadian tersebut Olive diperbolehkan pulang oleh dokter karena kondisinya sudah membaik saat ini. Hari demi hari berganti , Olive memutuskan untuk membatalkan niatnya melanjutkan kuliah di Stanford University dia memilih tidak meninggalkan Manhattan ia kemudian mendaftar dan mengikuti serangkaian tes di University Of Columbia yang berada di New York dan berjarak 10 menit dari Apartemennya. Olive mengambil jurusan hukum yang memang ia impikan dari dulu. Tak hanya Olive yang membatalkan niatnya untuk melanjutkan kuliahnya di Stanford tapi juga Audy , ia memilih menetap di Manhattan dan berkuliah di University Of Columbia sama dengan Olive dan mengambil jurusan bisnis. Sama halnya dengan Olive dan Audy , Mia , Lily dan Debra juga mendaftar ke University Of Columbia di New York. Debra mengambil jurusan humaniora di bidang Ilmu politik karena ia sudah berencana akan menjadi seorang dosen. Sedangkan Mia mengambil jurusan bisnis sama dengan Audy dan lily mengambil jurusan kecantikan dan perawatan tubuh.
.
.
.
Kyoto Jepang
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL OF THINGS ABOUT YOU
Любовные романы(ALL OF THINGS ABOUT YOU) Cerita ini bermula dari ketidaksengajaan dua gadis remaja yang bertemu di salah satu toko buku terkenal di Soho, yang merupakan salah satu tempat teramai di New York. Mungkin semesta masih belum puas untuk melihat mereka ha...