Di Rumah Sakit
Di sisi lain. Jika sedang tidak baik² saja atau sakit pasti solusinya adalah obat bukan ? Lou pergi ke rumah sakit untuk mengobati sakit hatinya bukan masuk ke UGD ataupun ke ruang pemeriksaan namun ia menemui Mr. Andrew. Siang itu Mr.Andrew telah menyelesaikan jam prakteknya dan hendak kembali ke ruangannya saat membuka pintu ruangan ia dikagetkan oleh keberadaan seseorang yang lama tak berkunjung.
"Heyy anak nakal. Lama ga kesini lupa yaa sama bapaknya ?" Goda Mr. Andrew.
"Engga kok. Ini lagi kangen makannya aku samperin." Ucap Lou beranjak dari sofa menghampiri Mr.Andrew dan memeluknya erat.
"Hmm kamu kenapa ? Bau wine. Kamu habis minum berapa botol ? Merah banget tuh mukanya." Ucap Mr. Andrew sambil mengusap usap punggung Lou yang mulai menangis lagi.
"Kasih aku obat dong dok. Hatiku sakit." Isak Lou masih memeluk Mr.Andrew.
"Sini² duduk dulu kita cerita yaa." Ucap Mr. Andrew sambil beranjak ke mejanya membuat teh chamomile untuk menenangkan Lou.
Lou mulai menikmati tehnya. Mr. Andrew mengajaknya untuk makan siang bersama dan Lou menuruti perkataan Mr. Andrew. Sekitar 30 menit mereka menyelesaikan makan siangnya meski Lou hanya mengaduk makanannya. Lou memulai obrolannya. Tanpa basa basi Lou mencurahkan seluruh isi hatinya sambil menangis meskipun ceritanya terputus putus
Mr. Andrew dengan sabar mengusap punggung Lou dan mendengarkan keluh kesahnya.
Mr. Andrew sampe membatalkan janji dengan pasien untuk menemani Lou. Kemudian Lou diberi beberapa vitamin agar tidak drop.Mr. Andrew menyarankan Lou untuk beristirahat di ruangannya. Dan yaa Lou tertidur di sofa ruangan tersebut kemudian ia terbangun dan buru buru melihat jam yang saat ini menunjukkan pukul 1 dini hari. Lou sudah tertidur cukup lama tanpa di bangunkan Mr. Andrew. Ia beranjak keluar ruangan bergegas menuju mobilnya, di tengah jalan ia teringat pesan om Leo setiap ada acara atau apapun itu Mika lebih baik di titipkan di tempat Audy. Saat itu juga ia sangat ingin bertemu Mika. Lou melajukan mobilnya ke apartment Audy.
.
.
.
Apartment Audy
Lou memencet bel apartment Audy tak lama om Leo membuka pintu, ia sedikit terkejut melihat kehadiran Lou yang masih mengenakan pakaian yang sama belum berganti dengan penampilannya yang kacau. Om Leo mempersilahkan Lou masuk dan benar dugaan Lou, Audy masih ada di rumahnya menemani Olive bersama Zawn.
"Ada di lantai 2 sebelah kamarnya Audy." Ucap om Leo yang sudah mengerti tujuan Lou.
Lou hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Lou memasuki kamar yang di maksud om Leo. Ia melihat gadis kecil yang ia rindukan karena seharian tak bertemu. Lou berbaring di samping Mika memeluknya sambil menangis membelai rambutnya lembut menciumi rambut Mika berkali kali.
Lou masih belum sanggup untuk bertemu dengan Olive meskipun ia sangat rindu namun hatinya masih terasa perih mengingat kejadian malam itu dan ucapan laki² yang bersama Olive waktu itu ditambah sikap Olive yang sedikit berubah saat Lou akan mencium lehernya beberapa waktu lalu, padahal Olive tak pernah keberatan dengan apapun yang Lou lakukan saat mereka sedang bermesraan walau sepenting apapun pekerjaannya esok hari.
.
.
.
Satu Minggu Kemudian
Lou masih betah bersembunyi agar tidak bertemu dengan Olive, tapi setiap malam ia selalu menyelinap ke apartment Audy untuk menemui Mika yang sedang tertidur dan di temani om Leo kemudian ia pergi saat menjelang pagi. Lou menetap di hotel dekat rumah sakit tempat Mr. Andrew bekerja. Ia masih berusaha menyembuhkan lukanya tanpa melukai Olive. Ia tak bisa membayangkan bagaimana ia dapat mengungkapkan kemarahan dan kekcewaannya kepada Olive. Lou juga tak sanggup jika apa yang selama ini ia takutkan akan bener terjadi. Ia takut Olive tidak benar² mencintainya. Olive hanya kasihan kepadanya dan di tambah penuturan laki² waktu di bar itu, jika ia adalah mantan Olive waktu SMP, itu artinya laki laki itu cinta pertama Olive. Kebanyakan cinta pertama susah dilupakan. Dan kenapa Olive tidak memberitahu bosnya bahwa ia sudah menikah ?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL OF THINGS ABOUT YOU
Romansa(ALL OF THINGS ABOUT YOU) Cerita ini bermula dari ketidaksengajaan dua gadis remaja yang bertemu di salah satu toko buku terkenal di Soho, yang merupakan salah satu tempat teramai di New York. Mungkin semesta masih belum puas untuk melihat mereka ha...