PROLOG

133 7 1
                                    

2024

"Siji..., Loro..., Telu..."

"Sugeng ambal warsa...," Ucap sekeluarga untuk Bayu, anak ke 2 dari pasangan Bu Tina dan Pak Robi.

Diiringi tepuk tangan setelah Bayu meniupkan lilin, semua terlihat senyum bahagia, termasuk Bayu, anak laki-laki berusia 11 tahun duduk di kelas 5 SD,
"Matur nuwun yo, Pak, Buk, Mbak."

"Podo-podo, Le. Tak dungakno dadi anak sing genah gedhe ne, manut marang wong tuane." Kata Bu Tina, mengelus rambut Bayu.

"Aminn...," Sahut Pak Robi dan Anya bersamaan.

Anya adalah anak pertama yang sudah bekerja di tempat laundry daerah rumahnya, lebih periang dan ekstrovert, berbeda dengan Bayu yang tipe anak sweet dan sedikit bicara banyak tindakan.

"Bayu seneng banget, due ibuk, bapak, mbak sing suayang e ngeluwihi sak kabehe nang Bayu."

"Aaaaa, dungaren sweet ngene seh." Ucap Anya sambil mencolek pinggang Bayu. Bayu merasa tergelitik.

"Eh, eh. Pancen anak lanange ibuk iki romantis loh, Ojo salah."

Bayu menjulurkan lidah ke Anya, meledek.

Pak Robi, Bu Tina dan Anya memeluk Bayu, tersenyum senang.

GUBRAKKK.....

Terdengar suara hantaman keras dari dapur, seisi rumah kaget. Sesegera mungkin mereka mengecek ke arah dapur. Betapa terkejutnya mereka melihat atap dapur sudah bolong dan ada ayam mati di atas meja, darah hitam mengalir deras disekitaran ayam itu. Wajah sang ayam membiru.

Bu Tina dan Pak Robi saling bertatapan, mereka berdua paham apa arti dari kejadian ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bu Tina dan Pak Robi saling bertatapan, mereka berdua paham apa arti dari kejadian ini. Sedangkan Anya melamun tatapan kosong ke arah ayam mati itu, bingung dengan kejadian secara tiba-tiba ini.

Yang Anya tau, ayam masuk ke dalam rumah itu pertanda ada keberuntungan atau kebaikan akan datang. Tapi kalau ini?

🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍

OMAH GETIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang