KEANEHAN SEMAKIN NYATA

51 3 0
                                    

Sepulang kerja, Anya memastikan Bayu tidak kenapa-napa. Ia masih terbayang-bayang dengan halusinasinya tadi di tempat kerja. Jam menunjukkan pukul 9 malam, dilihatnya Bayu sudah tertidur pulas sedangkan kedua orang tuanya belum pulang, mungkin masih beberes.

Anya lega karena sang adik baik-baik saja. Menghela nafas,
"Untunge iki mek halusinasi, tapi opo o? Sik iki aku ngerasakno sing koyok ngene."

Tak lama setelah itu, Pak Robi dan Bu Tina datang. Kecapekan. Anya langsung buru-buru masuk ke dalam kamarnya.

"Nduk?"

Anya membalikkan badan, tatapan matanya teralihkan ke luar rumah. Ada sosok berbadan besar hitam dan mata merah menatap tajam ke arah Anya.

"Aaagghhh...,"

Teriak Anya membuat kedua orang tuanya bingung, Anya sampai duduk lemas memejamkan mata, ketakutan.

Bu Tina mendekati Anya,
"Kowe opo o, Nduk?, Nduk?"

Pak Robi mengecek keluar rumah, tidak ada apa-apa.

"Kowe ndelok opo, Nduk?"

"Ono genderuwo, Pak!!!"

Pak Robi terdiam. Sedangkan Bu Tina langsung ke Dapur mengambil garam sebanyak mungkin dan ia tabur disekitar rumah.

Pak Robi memeluk Anya, mengantarkan anak perempuannya ke dalam kamar,
"Wis, Nduk. Ora popo, iku maeng mek pikiranmu tok. Istirahat."

Anya masih ketakutan, menutupi dirinya dengan selimut. Pak Robi keluar kamar, dan menghampiri Bu Tina yang baru selesai menaburi garam.

"Iki ono opo genah e, Pak?" Tanya Bu Tina, gelisah.

"Aku ora weruh, Buk. Aku yo ora ngerti Anya ngapusi opo tenanan. Mosok dikene ono barang alus ngono iku?"

"Buktine Anya nganti kemringeten mosok ngapusi, Pak?" Sahut Bu Tina,
"Ora genah sampeyan, Pak."

Bu Tina pergi ke kamar dengan perasaan kecewa. Sedangkan Pak Robi bingung, karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa Bu Tina bisa seperti itu.

 Sedangkan Pak Robi bingung, karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa Bu Tina bisa seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍🐍

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Hening. Hanya suara jam berbunyi. Bu Tina masih ada rasa bete dengan jawaban suaminya tadi malam. Pak Robi sudah membujuk dan meminta maaf, namun Bu Tina masih terdiam saja.

Bu Tina tertidur pulas menghadap ke arah kanan, membelakangi Pak Robi.

Pundak Bu Tina dicolek, tapi dihiraukan. Beberapa kali pundaknya dicolek hingga membuat Bu Tina sedikit tersadar,
"Opo sih, Pak?"

Tidak ada jawaban, tapi masih saja pundaknya dicolek.

Sudah dirasa geram, Bu Tina membalikkan badannya. Betapa terkejutnya yang dilihat bukan Pak Robi, melainkan sosok wanita bertubuh sangat kurus berbaring menatap ke arah Bu Tina, lebih tepatnya di sampingnya. Sosok itu melotot dan menganga lebar.

OMAH GETIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang