13. Urusan Lain

149 9 0
                                    

Jisoo sudah berada didepan rumahnya dengan Seokmin disebelahnya, setelah meminum obat pemuda manis itu memilih pulang dari kediaman Jungkook. Meski sempat dicegah teman-temannya karena Jisoo sedang demam dan tidak memungkinkan pulang sendirian, bahkan Jungkook sendiri kewalahan dengan sikap keras kepala sahabatnya itu. Berakhir dengan Seokmin mengajukan diri menemani pemuda yang baru saja menjadi kekasihnya itu pulang.

"Kalo orang tua lo nanya, gimana Soo? Lebih baik kalo gw ikut ngejelasin— "

"Nggak perlu, gw yang salah disini. Takut kalo lo datengin mama papa nanti mereka salah paham..." tolak Jisoo lembut.

"Habis ini istirahat ya? Jangan ngelakuin apa-apa lagi langsung ke kamar aja tidur... nanti makan juga yang teratur, minum juga obatnya..." ucap Seokmin panjang lebar.

"Iyaa, lo hati-hati pulangnya." Jisoo melambaikan tangan lalu melangkah membawa motornya untuk masuk kerumahnya. Seokmin yang semula memperhatikan menaikan sebelah alisnya saat beberapa detik pemuda manis itu berhenti dan kembali menghampirinya.

Chup!

"Dah sayang..." ucap nya sambil menampilkan senyum manisnya lalu kembali masuk kerumah meninggalkan Seokmin yang mematung tak percaya setelah mendapat kecupan tepat di pipi dan di panggil dengan kata 'sayang'.

'Jisoo... nyium gw??' Seokmin hanya bisa tersenyum lebar sambil memegangi pipi nya yang dicium kekasihnya tadi.

'Aarghh!! Jisoo nyium gw woyy!' Teriak Seokmin dalam hati lalu menyalakan motornya, ia menancapkan gasnya pergi dari rumah Jisoo dengan senyum cerah yang terpampang dari balik kaca helm hitam miliknya.

Sementara Jisoo saat ini berada diambang pintu, memegangi gagang pintu dengan perasaan ragu, jujur ia bingung untuk menjelaskan kejadian kemarin. Tapi setelah meyakinkan diri ia langsung membuka pintu besar itu dan melangkah masuk kedalam. Saat itu juga ia dapat melihat raut wajah khawatir sang ibu yang menghampirinya.

"Kamu dari mana aja? Kamu gapapa kan?? Kok pucet gini?" Tanya nya beruntun.

"Jisoo gapapa ma, cuma pusing dikit..." balas Jisoo.

"Kamu kenapa bolos kemarin? Papa kamu khawatir pas dapet telepon dari sekolah..." ujar ny. Hong, Jisoo yang mendengar itu beralih menatap ayahnya yang sedang membaca tumpukan berkas kerjaan nya, tanpa mau melihat kearahnya.

"Pa..."

Pemuda manis itu melangkah mendekat ke pria paruh baya yang berstatus sebagai ayahnya itu. Ia duduk tepat disofa sebelah sang ayah.

"Kamu gak biasanya begini nak, kenapa?" Tanya tn. Hong dengan nada sedikit dingin. Jisoo yang mendengar pertanyaan sang ayah merasa gugup seketika.

"Maaf, Jisoo kemarin salah pa— "

"Kamu diganggu disekolah?" Jisoo sontak menatap ayahnya dan menggeleng cepat.

"Nggak paa, Jisoo kemarin salah paham sama temen... karena marah Jisoo pergi dari sekolah." Ucapnya jujur.

"Jisoo gak diganggu, kemarin semuanya salah aku, aku main bolos aja..." tambah Jisoo.

"Masalah kamu apa emangnya?" Tn. Hong kini meletakan kertas kerja nya dimeja lalu menatap putra bungsu nya itu.

"A-aku... nggak bisa kasih tau pa, maaf." Jisoo kembali menunduk setelah mendapati ayahnya menatap lama dirinya.

"Tapi kamu gak diganggu kan?" Jisoo hanya membalas dengan anggukan cepat. Namun masih dalam keadaan menunduk tak berani bertemu tatap dengan sang ayah.

"Yasudah kali ini papa maafin kelakuan kamu, lain kali kalo ada masalah disekolah kasih tau papa mama kamu, papa khawatir kamu tiba-tiba bolos kemarin." Ucapnya tegas.

Believe It (SeokSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang