9. Rencana

123 10 0
                                    

Dua minggu berlalu sejak Jisoo mengenal Jackson dan kedua pemuda yang selalu mengikutinya kemana pun, mungkin itu teman nya pikir Jisoo. Dan sudah terhitung pula satu bulan pemuda manis itu sekolah disana, dua minggu ini Jisoo jadi lebih sering bersama Wonwoo dan selalu berkumpul dengan Seokmin dan lainnya, tanpa mempedulikan Jackson yang selalu saja ingin bicara dengannya.

Jisoo menghindarinya dalam dua minggu ini, beruntung setiap ditahan Jackson Jisoo selalu dibantu Wonwoo, Minghao, dan para uke lainnya untuk menghindar. Jisoo pun bahkan semakin dekat dengan Seokmin, kedekatannya tidak luput dari perbincangan murid lain disekolah itu.

Dan sekarang adalah hari minggu, biasanya setiap satu bulan dihari minggu Jisoo selalu belanja cemilan untuk stoknya sampai bulan depan. Ia akan membeli berbagai macam keripik, coklat bahkan permen meski tau sang ibu melarangnya membeli secara berlebihan.

Jisoo menyukai coklat, tapi ia ingat untuk tetap menjaga pola makannya dan teratur dengan cemilan. Meskipun dia bisa memakan 5 batang coklat saat marah.

Karena belanjaannya bisa dibilang banyak ia ditemani supir pribadi dan satu orang suruhan ayahnya untuk menjaganya. Namun jika seharusnya seorang bodyguard ditugaskan untuk menjalankan tugasnya melindungi atasan dan tetap diam apapun yang terjadi, tuan muda Jisoo ini malah sebaliknya.

"Paman! Kalian berdua bisa pilih beberapa untuk cemilan..." ucap Jisoo dengan ekspresi riangnya.

"Tuan muda baik sekali, tapi maaf kami tidak bisa menerimanya..." balasnya sopan.

"Eh gapapa kok, ayo cepetan pilih paman..." tawarnya lagi. Saat mata bulatnya itu melihat kedua pria yang lebih tua darinya ini saling beradu pandang Jisoo beralih melipat tangan didada.

"Paman berdua selalu menurut perkataan ayah ku kan? Sekarang turuti juga perintah ku. Aku ingin kalian ambil yang kalian inginkan, cepatlah pamannn..." melihat tuan mudanya ini memberi tatapan berbinar membuat kedua pria itu luluh. Setelah sedikit membungkuk kedua pria itu pun akhirnya mau mengambil beberapa makanan di rak supermarket besar itu.

Setelah selesai Jisoo beralih pergi ke area kasir untuk melakukan pembayaran. Ia juga meminta agar makanan yang ia pilih dengan milik kedua pria dibelakangnya dipisah agar dapat memudahkannya.

•••••

Disisi lain tepatnya di kediaman keluarga Hong, ny. Hong saat ini dikagetkan dengan penampakan yang tidak biasa baginya. Bagaimana tidak? Ia melihat sebelas pemuda seusia putranya tengah berdiri di depan pintu utama rumahnya. Motor juga terparkir rapi dihalaman rumah besar itu.

"Kalian beneran temen-temen Jisoo??" Tanya ny. Hong memastikan.

"Hehe iya tante, tadi awalnya mau ngajak Jisoo nya pergi main sama kita semua... tapi gak bisa dihubungin, Jisoonya ada di rumah tan?" Tanya Wonwoo ramah.

"Ooh Jisoo tadi pergi beli cemilan, kalian masuk aja..." ny. Hong memerintahkan maid yang berdiri diantara pintu untuk membuka pintu lebih besar, hingga semua pemuda itu masuk ke dalam ruang tamu mereka dipertemukan dengan pria paruh baya yang bisa mereka tebak itu ayah dari Jisoo.

"Loh anak kita beneran punya temen sebanyak ini?" Tanya tn. Hong sambil menaik turunkan kacamatanya.

"Gak tau juga pa, liat tuh temen nya banyak banget, ganteng-ganteng juga lagi..." puji ny. Hong.

"Ngomong-ngomong disini ada yang namanya Seokmin?" Tanya tn. Hong tiba-tiba.

Semua pemuda itu beralih menatap ke satu arah, Seokmin pun berani maju selangkah dan menatap pria paruh baya itu.

"Saya Seokmin om..." ucapnya singkat namun terdengar ramah.

"Tante denger langsung dari anak tante Jisoo, kamu yang nyelametin dia pas hampir jatuh di sekolah... bener?" Tanya ny. Hong sambil menggenggam kedua tangan Seokmin.

Believe It (SeokSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang