11. Rasa Khawatir

119 66 31
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!
-
-
-
-

"Fan, gua kaya orang culun ngga sih?" tanya Ashana sambil dituntun oleh Fanny.

Fanny mengalihkan pandangannya kearah Ashana

"Nahh itu tau." jawab Fanny meledek Ashana dengan cengengesan.

Mendengar jawaban itu, Ashana malas melihatnya dan langsung mengalihkan pandangan kearah lain.

Fanny tertawa kecil dengan raut wajah Ashana yang menunjukkan dirinya tidak suka dengan muka ditekuk.

"Bercanda doang ege." lanjut Fanny tersenyum.

Ashana tetap tidak merespon perkataan Fanny, ia masih memperhatikan penglihatannya kearah koridor kampus itu.

***

Mereka berdua akhirnya tiba di dalam kelasnya. Fanny menuntun Ashana ke arah mejanya dengan sangat hati-hati, karena untuk sementara penglihatan Ashana hanya 1 akibat insiden naas itu.

Ashana terduduk di kursinya dengan nafas lega. Huhhhh ... Di dalam kelasnya, Semua orang yang berada di sana memperhatikan penglihatannya kearah Ashana yang sedang terduduk. Satu dari mereka berjalan kemeja Ashana dan menanyakan kabarnya itu.

"Ann, mata lo kenapa?" ucap salah satu seseorang yang sedang mengerumuninya.

"Kecolok sendok pas tadi gua makan di kantin." tutur Ashana dengan santainya menjawab pertanyaan dari teman kelasnya. Ia tidak ingin orang lain tahu tentang hal ini selain dua sahabatnya. Oleh karena itu, ia menyembunyikannya dari siapapun yang bertanya tentangnya saat ini.

Orang yang barusan bertanya kepada Ashana itu terkejut, mengapa hanya sekedar sendok saja bisa melukai matanya?

"Dihh, lo serius? Gara-gara sendok sampe mata lo kaya gitu?" ucap orang itu tidak percaya dengan jawaban Ashana.

"Iyaa ... waktu gua lagi nyuapin makanan, tiba-tiba ada hal yang ngebuat gua kaget. Jadi, sendok itu meleset kearah mata gua." tutur Ashana berbohong.

Mendengar penjelasan dari Ashana, orang-orang yang sedang mengerumuninya itu mengerti.

"Astgaaaa ... makanya hati-hati Naa." timpal salah satu cewek yang berada tepat di depannya.

Ashana mengangguk kecil dan tersenyum kearah orang-orang itu.

Mereka pun membalas senyuman Ashana, lalu satu demi satu mereka bubar dari mejanya.

"Lain kali lebih hati-hati ya." ucap cowok berambut Fluffy Haircut mengelus pelan pundak Ashana, lalu pergi kearah kursinya.

Ashana membalasnya dengan senyuman tipis.

Mereka sebenarnya merasa khawatir terhadap Ashana. Namun, jam itu sudah menunjukkan waktunya untuk masuk dan harus duduk di kursinya masing-masing agar tidak kena marah oleh Dosen yang akan mengajar di kelasnya.

Me and The Dove [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang