06. Kebahagiaan Arsa

146 102 29
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!
-
-
-
-

Melihat Arsa yang seperti itu Ashana langsung menghampirinya tanpa menutup pintu itu kembali.

"Arsa! Arsa kenapa nangis?" tanya Ashana cemas dihadapan adiknya, seraya berjongkok.

"K-kak Anna, Assa takut di sini sendirian," jawab Arsa tersedu-sedu, diiringi suara lirih.

Mendengar jawaban dari adiknya, Ashana langsung memeluk dan mengusap air mata yang terus mengalir itu, dipipi Arsa.

"Arsa jangan takut ya ... kan ada Mak Ela, jadi kalo Arsa nggak mau sendiri Arsa ke rumah Mak Ela. Kak Anna-kan udah bilang sama Arsa, kalo ada apa-apa Arsa ke rumahnya," tutur Ashana lembut memeluk Arsa dan menenangkannya.

"Arsa jangan sedih lagi yaa ..." Ashana Mengusap air mata Arsa dengan senyuman, "Kita-kan hari ini mau ke supermarket, Arsa mau ikut nggak?"

"Ikuuuut," jawab Arsa masih disertai air mata yang mengalir.

"Tapi janji dulu, Arsa nggak boleh nangis lagi." Ashana mengeluarkan jari kelingkingnya dengan manis.

"Emmm iyaaa," jawab Arsa tersenyum kecil, walaupun masih dengan air mata yang tersisa di sela-sela kedua matanya.

Ashana senang dengan jawaban adiknya tersebut, ia berjalan ke arah kamarnya untuk menaruh tas terlebih dahulu.

Sesampainya Ashana di dalam kamar, ia meletakkan tasnya itu di rak tas itu berada. Terdapat di sana bukan hanya tas yang setiap kali ia bawa ke kampus, tapi beberapa tas lainnya yang nampak berjejer di rak tersebut.

Ashana berjalan ke arah meja rias, lalu membuka laci yang berada di bawahnya. Ia mencari kartu bank milik kedua orang tuanya itu yang dititipkan untuk kebutuhan mereka berdua.

Mengapa kartu tersebut ada di dalam kamar Ashana? Karena, sewaktu orang tuanya yang hendak akan di bawa pulang ke rumahnya, Ashana membuka isi tas ayahnya yang masih tertutup rapi. Walau melewati kejadian mematikan tersebut, tas itu masih terlihat sangat baik, hanya beberapa goresan terdapat di luarnya. Ashana mengambil kartu ATM itu, dan menggunakannya untuk biaya pemakaman orang tuanya. Karena mau bagaimana lagi, itu hanya uang satu-satunya yang tersisa.

Tanpa berlama-lama, Ashana mengambil kartu itu, dan langsung bergegas keluar dari dalam kamarnya tanpa melakukan apapun.

"Yuu," ajak Ashana setelah keluar dari kamarnya dan menghampiri Arsa.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan segera menuju supermarket, sebelum matahari meninggalkan jejaknya.

***

Sekitar 20 menit mereka berada di mobil, Ashana berhenti di tempat pengambilan uang ATM, untuk mengambil uang dari kartu yang ia pegang saat ini.

"Kakak, kok berhenti?" tanya Arsa bingung.

Me and The Dove [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang