07. Grandparents

134 93 25
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!

-
-
-
-

"Arsa liat TV dulu sono, biar kakak aja yang ngerjain ini semua," perintah Ashana agar Arsa menunggu di ruang tengah dan menonton televisi.

"Yaudah deh," jawab Arsa setelah menyelesaikan memotong bawang-bawang itu.

Arsa-pun, meletakkan pisau itu dipinggiran nampan yang digunakan untuk memotong bawang, lalu dia berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangannya. Perlahan-lahan, Arsa sampai di atas wastafel itu, walaupun dengan bantuan kursi di bawahnya.

Saat Arsa telah selesai mencuci tangannya, Arsa pergi berjalan ke ruang tengah untuk menonton televisi.

"Oh iya," Arsa teringat sesuatu yang harus ia berikan kepada asahana. Affi berlari menuju kamar nya.

Setiba nya arsa di kamar.

Arsa mengambil sebuah amplop dari dalam tas nya dan arsa kembali ke dapur untuk memberikan amplop yang berisi surat itu kepada ashana.

***

"Kak anna, kak anna, ini assa dapat sesuatu dari guru assa. Katanya, harus di kasih sama kakak." Memberikan amplop itu kepada ashana.

"Oh ya?, coba sini kakak liat". Ashana menunda masak nya terlebih dahulu untuk melihat isi dari amplop itu.

Sreck

Menyobek amplop itu dan mengambil lipatan kertas yang tertilap rapi di dalam amplop itu.

Ashana membuka lipatan kertas itu dan membaca nya.
Ia melihat tunggakan biaya SPP arsa yang belum di bayar dari 2 bulan yang lalu. Sekitar Rp.1.800.000. yang perlu ia bayar.

Ashana tidak terkejut dengan biaya SPP tersebut. Ia, sudah mengetahui hal itu jauh sebelum orang tua nya kecelakaan. Seharus nya bulan Februari arsa sudah harus membayar SPP itu. Di karena kan orang tua nya dari sejak awal bulan Januari hingga Maret, mereka sangat sekali sibuk dengan urusan bisnis mereka sendiri.

Bahkan seringkali ashana dan arsa di tinggal keluar kota hampir setiap bulan nya. Sehingga ashana mengetahui tentang biaya SPP arsa dan tagihan rumah lain nya. Karena sering di abaikan oleh orang tua mereka, lantaran mereka sibuk.

"Apa itu kak isi nya?". Tanya arsa setelah ashana selesai membaca dan melipat kembali kertas itu.

"Kata guru arsa, arsa harus semangat belajar nya. Ngga boleh arsa sedih kalo ngga ada yang nemenin arsa di sekolah. Terus, arsa ngga boleh nakal kan arsa pengen banggain mamah papah". Ashana berusaha membuat arsa percaya pada nya. Ia tidak ingin arsa tahu tentang hal ini.

"Berarti wali kelas assa nyemangatin assa ya kak buat terus belajar?". Tanya nya.

"Ya dong sayang". Mengelus kepala arsa.

Me and The Dove [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang