03. Arsa

203 141 38
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!
-
-
-
-

Mereka pun pergi dari pemakaman itu.
Sesampainya mereka di rumah Ashana, satu per-satu mereka turun dari mobil.

***

"Naa sorry gua nggak bisa lama-lama di sini, gua mendadak ada urusan," ucap Naresh keluar dari mobil itu dengan terburu-buru.

"Urusan apa lo? Dari tadi pantengin terus tu hp," sahut Fanny turun dari mobil itu dengan menuntun Ashana keluar pelan-pelan.

"Lo pikir gua dari tadi mainin hp cuman scrol tiktok doang? Kalo nggak tau mening diem deh, jangan nyinyir terus tu mulut," balas Naresh sambil menunjukan jari tengahnya ke arah Fanny.

"Ihhhhhhhh!!!!! Siniii lo," jawab Fanny yang hendak memukul Naresh.

"Astagfirullah, udah-udah kalian ini," timpal Mak Ela sambil memisahkan mereka, "Keadaan lagi kek gini kalian masih sempet-sempetnya berantem!"

"Dia duluan tuh mak." Fanny yang tidak mau kalah.

"Enak aja, lo ya!" sahut Naresh tidak terima.

"UDAHHHH!!!" Balas Mak Ela membentak.

Ashana dari tadi hanya diam dan tidak peduli tentang dua sahabatnya itu yang sedang berkelahi. Namun, di saat seperti ini tidak seharusnya ada hal seperti itu di depan rumahnya. Ia pun akhirnya membuka bibir itu yang sebelumnya menciut.

"Udah Resh kalo lu mau pergi, yaudah nggak apa-apa ... gua aman ko," kata Ashana membuka suaranya.

Fanny terkejut dengan ucapan Ashana barusan.

"Loh, terus gue pulang ama siapa Naa?" tanya Fanny bingung.

"Taksi banyak Fan nggak usah manja!" sahut Naresh sambil berjalan ke arah mobilnya.

***

"Naa thanks ya, udah bebasin gua dari hewan liar di samping lo noh," ucap Naresh bahagia dan tersenyum sambil membuka pintu mobil miliknya.

Fanny sontak langsung mengalihkan pandangannya itu ke arah Naresh yang hendak memasuki mobilnya dengan tatapan yang tajam.


"IHHH NAAAR-"

"Fan udahh! Nggak usah teriak-teriak gitu, malu sama tetangga."Dengan tenaga yang masih tersisa, ia menutup mulut Fanny menggunakan tangannya dengan erat.

"Kalo lu mau pergi ya udah silahkan, gua nggak masalah di sini," sambung Ashana.

"Tapi Naa gue nggak mau ninggalin lo, gue takut lu ngelakuin hal yang nggak-nggak." jawab Fanny dengan muka yang cemas menatap Ashana.

Me and The Dove [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang