KELILING BRAGA (siomay)

72 71 9
                                    


jangan lupa komen yaa!! en subrrek
.
.
.

“Bun, Rio izin keluar, ya,” ucap Rio kepada bundanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bun, Rio izin keluar, ya,” ucap Rio kepada bundanya.

“Iya, silakan. Eh, tumben wangi banget. Mau ketemu siapa, sih?” tanya sang bunda dengan nada penasaran.

“Mau ketemu calon pacar, doain lancar ya, Bun,” jawab Rio sambil mencium tangan bundanya.

“Kamu ini, siapa sih orangnya?” tanya sang ibu lagi.

“Namanya Anindya, anak baru di sekolah. Rio berangkat dulu ya, Bun,” sahut Rio sambil berlalu meninggalkan bundanya.

“Hati-hati, Rio!” teriak sang bunda dari belakang.

---

“Mah, Starla keluar dulu ya!” teriak Starla dari ruang depan.

“Mau ke mana, Kak? Tumben banget,” tanya mama Starla.

“Starla mau main, Ma. Mama ada titipan?” tanya Starla.

“Nggak ada, Kak. Mau main ke mana sih?” tanya mama Starla lagi.

“Mau keliling Braga, Ma. Kalau gitu, Starla pamit ya,” ucapnya sambil mencium pipi mamanya sebelum keluar rumah.

“Ya sudah, hati-hati, Kak. Jangan pulang malam-malam,” pesan mamanya.

Saat Starla keluar rumah, ia melihat adiknya sedang mencuci motor di halaman.

“Mau ke mana, Kak?” tanya adiknya.

“Kepo banget sih,” jawab Anindya sambil tersenyum.

“Ih, cuma nanya juga,” sahut adiknya sambil mengangkat bahu.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki datang dengan motor berwarna hitam dan pakaian serba hitam. Itu adalah Rio.

“Hai,” sapa Anindya sambil tersenyum.

“Eh, hai. Mau langsung jalan?” tanya Rio.

“Ayo,” jawab Anindya sambil naik ke motor.

Adik Starla hanya memperhatikan kakaknya dan Rio dari kejauhan. Beberapa saat kemudian, mama Starla keluar ke halaman.

“Dek, siapa itu?” tanya mamanya.

“Pacar Kakak kali,” jawab adiknya santai, tetap fokus mencuci motor.

“Mama kurang percaya, tapi ya sudahlah,” ucap mamanya sambil kembali masuk ke dalam rumah.

**

Di perjalanan, keduanya merasa sedikit canggung dan bingung harus memulai percakapan dari mana.

“Kamu kapan datang ke Bandung?” Rio akhirnya membuka pembicaraan.

“Dua hari yang lalu,” jawab Anindya singkat.

“Kenapa?” tanya Anindya.

“Nggak, nanya aja,” sahut Rio sambil tersenyum tipis, menyadari pertanyaannya agak terlalu ingin tahu.

Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga sampai di Jalan Braga.

“Kamu mau beli apa?” tanya Rio saat mereka berjalan di sepanjang Braga.

“Apa ya yang enak? Aku bingung,” jawab Anindya sambil berpikir.

“Beli siomay mau? Enak itu,” tawar Rio.

“Siomay?” Anindya terlihat ragu.

“Iya, siomay Mang Tata, langganan aku. Dijamin enak,” ucap Rio meyakinkan.

“Boleh deh, kalau gitu,” balas Anindya sambil tersenyum.

Sesampainya di tempat Mang Tata, mereka langsung memesan.

“Mang, siomay dua,” ujar Rio.

“Eh, Den Rio! Kayak biasa, nya?” tanya Mang Tata.

“Yang satu kayak biasa, Mang. Yang satu lagi—” Rio melihat ke arah Anindya.

“Yang satu siomay sama telur aja,” sahut Anindya.

“Siap, ditunggu, ya,” kata Mang Tata sambil mulai menyiapkan pesanan mereka.

Sambil menunggu, Rio dan Anindya duduk di kursi yang sudah disediakan.

“Den, ini siomaynya,” ucap Mang Tata sambil menyerahkan pesanan.

“Ini Mang, uangnya. Nuhun nya, Mang,” jawab Rio sambil membayar.

“Nya, Den. Tumben bawa pacar,” celetuk Mang Tata sambil tersenyum.

“Masih calon, Mang. Doain aja,” jawab Rio sambil melirik ke arah Anindya, yang hanya bisa tersenyum malu-malu mendengar perkataan itu.

.
.
.

LANJUT NANTI JANGAN LUPA KLIK TANDA BINTANG DIBAWAHH,TERIMA KASIHH.
maaf ya kalo masih ada yg typo atau gak ngerti.

R.A ( wp & au )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang