Di kota Bandung yang dinamis dan berwarna, seorang pemuda dikenal sebagai panglima tempur, ketua geng yang disegani. Meskipun memiliki reputasi yang kuat, hatinya tergerak oleh cinta pada seorang gadis cantik asal Yogyakarta yang bersekolah di tempa...
singkatnya, sesuatu yang rumit itu akan selalu disempurnakan oleh raganya yang utuh. —K
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Setelah meninggalkan kafe, mereka berjalan santai menuju Dago. Udara malam yang sejuk mulai terasa, dan lampu-lampu jalan menghiasi suasana. Mereka berjalan beriringan, sesekali tangan mereka bersentuhan.
“Seru ya jalan-jalan malam gini?” tanya Anindya sambil menatap langit yang semakin gelap. “Rasanya beda sama siang.”
“Iya, bener. Ada suasana romantisnya gitu,” jawab Rio, melirik Anindya dan melihat senyum di wajahnya.
“Eh, kamu tahu nggak, di Dago ada tempat makan yang enak? Kita bisa mampir di sana,” kata Anindya penuh semangat.
“Tempat makan? Boleh juga,Namanya apa?” Rio terlihat antusias.
“Katanya sih, ada kafe terkenal dengan dessert-nya. Namanya ‘Dago Dream’,” jawab Anindya, matanya berbinar. “Aku pengen banget coba!”
Rio mengangguk setuju. “Oke, kita ke sana. Tapi, sebelum itu, duduk sebentar di taman sini gimana?”
“Boleh! Malam ini pas banget buat santai,” Anindya setuju, mengarahkan langkah mereka ke bangku taman.
Setelah duduk, Rio menyandarkan punggungnya ke bangku. “Kamu seneng ga jadi pacar aku?” tanyanya sambil tersenyum nakal.
Anindya menatapnya, kemudian menjawab dengan serius. “Mmm… tergantung. Kamu harus jadi pacar yang baik,” ujarnya dengan nada menggoda.
“Tenang, aku janji. Bakal jadi pacar terbaik buat kamu!” Rio mengangkat jari telunjuknya, berusaha terdengar meyakinkan.
Anindya tertawa. “Oke, kita nanti! Tapi inget, aku suka makan, jadi jangan pelit!”
“Siap! Malam ini kita coba dessert paling enak di Dago.” Rio menjawab dengan semangat.
“Deal!” balas Anindya sambil tertawa, merasakan kebahagiaan dalam setiap percakapan mereka.
Malam itu, dengan percakapan yang penuh tawa dan rasa saling pengertian, Rio dan Anindya merasa semakin dekat. Mereka yakin bahwa perjalanan baru sebagai sepasang kekasih adalah awal dari banyak petualangan menyenangkan yang akan mereka jalani bersama.
