RESMI??

1 4 0
                                    

Bagiku, Bandung itu saksi bisunya. Di Bandung cerita itu terpentas, maka Bandung yang akan jadi saksi akhirnya. Rumit, tapi memang begitu kenyataannya. Tidak akan ada pengelakan akan hal itu. Nyatanya, jatuh cinta di Bandung itu masih ada rasa syukurnya. Segala haru yang ada disana, akan terus melekat ditiap-tiap sudut kotanya.-K

-K

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

*kita skip aja ya, 5bln kemudian.

Di taman kota Bandung, dua remaja, Rio dan Anindya, sedang menikmati keindahan sore itu. Mereka duduk santai di bangku taman, berbincang sambil menikmati suasana yang tenang.

"Mau ke tempat lain, nggak?" tanya Rio, memecah keheningan.

"Boleh, mau ke mana?" sahut Anindya penasaran.

"Ke kafe, gimana? Katanya di sana ada menu baru," ajak Rio sambil tersenyum.

"Iya? Boleh, dong!" jawab Anindya antusias, matanya berbinar penuh semangat.

Rio dan Anindya pun berjalan santai menuju kafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri. Sepanjang jalan, mereka berbincang tentang hal-hal ringan, seperti sekolah, teman-teman, dan acara seru yang sedang berlangsung di kota. Tidak ada rasa canggung di antara mereka; suasana justru terasa hangat dan nyaman. Tawa Anindya yang sesekali pecah membuat Rio ikut tersenyum lebar.

Setibanya di kafe, Rio memilih meja di dekat jendela agar mereka bisa menikmati pemandangan kota Bandung yang indah. "Kamu mau coba menu baru yang mana?" tanya Rio sambil membuka menu.

Anindya melirik daftar menu yang ada di hadapannya, kemudian menunjuk ke arah minuman spesial. "Ini aja deh, kayaknya enak. Kamu sendiri mau pesan apa?" ujarnya.

Rio mengangguk setuju. "Aku ikut pesan itu juga, biar sama. Sekalian kita pesan camilan juga, ya?"

Tak lama kemudian, pesanan mereka tiba. Suasana terasa semakin nyaman dengan aroma kopi yang hangat dan hidangan yang tampak menggugah selera. Sambil menikmati makanan, obrolan mereka berlanjut, kali ini tentang kejadian-kejadian lucu di sekolah dan cerita-cerita kecil yang membuat mereka tertawa.

Namun, di tengah-tengah percakapan, suasana tiba-tiba berubah sedikit lebih tenang. Rio menatap Anindya, terlihat ada sesuatu yang ingin diungkapkannya. "Anin, aku udah lama suka sama kamu," ucapnya pelan, namun jelas terdengar. "Aku suka caramu bikin aku nyaman, senyuman kamu... semuanya."

Anindya terkejut sejenak. Wajahnya memerah, tetapi senyum kecil mulai terbentuk di bibirnya. "Kamu serius, Rio?" tanyanya dengan suara sedikit ragu.

Rio mengangguk mantap. "Iya, aku serius. Aku nggak mau kita cuma jadi teman. Aku pengen kita jadi lebih dari itu."

Anindya terdiam beberapa saat, lalu senyumnya semakin lebar. "Aku juga suka sama kamu, Rio," jawabnya pelan, matanya menatap Rio dengan penuh kejujuran. "Kalau kamu mau, aku juga mau kita pacaran."

Wajah Rio langsung cerah mendengar jawaban Anindya. Tanpa ragu, ia menggenggam tangan Anindya yang ada di atas meja, merasakan hangatnya genggaman itu. "Jadi, mulai sekarang kita resmi, ya?" ucap Rio dengan nada gembira.

Anindya tersenyum malu-malu, tetapi matanya berbinar. "Iya, kita resmi," katanya, mengiyakan dengan sepenuh hati.

Hari itu, di sebuah kafe kecil di kota Bandung, hubungan mereka dimulai. Sebuah kenangan manis yang akan selalu mereka kenang, ketika pertemanan berubah menjadi cinta.

yoo elah mau juga guek -k

.
.
.

SEGITU DULU YA!!
MAAF KALO ADA YANG TYPO

R.A ( wp & au )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang