27. I Want You!

279 43 2
                                    

Target Vote 170 bisa ya?

Sebenarnya mau besok update, tapi karena aku mau hibernasi jadi... Sekarang aja wkwk.

Kalian sehat2 ya. Love you all❤️

__ooOoo__

Kael mengangguk mengerti. Senyuman tipisnya kembali terukir, kali ini terlihat sedikit alami. Namun saat Kael membuka kancing kemejanya satu persatu, tiba-tiba ada seseorang yang ingin masuk ke dalam kamar mandi.

Kontan Calliope langsung menahan gerakan tangan Kael. "Aku cek dulu bentar, takut bikin mereka salah paham."

Calliope melangkah menghampiri pintu. Namun saat di buka pintu kamar mandi ia mendengar suara seorang gadis. "Ini aku, Kayla... Kak L baik-baik saja kan?" tanya Kayla suaranya terdengar cemas dari balik pintu.

Calliope bernapas lega, ia langsung membuka kunci pintu kamar mandi dan memperbolehkan Kayla masuk.

"Dia baik-baik saja, aku hanya membantu membersihkan lukanya," sahut Calliope, seraya berjalan di samping Kayla.

"Ini kak, aku tau kamu nggak bawa baju ganti." Kayla memberikan paperbag yang di bawanya pada Kael.

Kael melirik adiknya sekilas, enggan berbalik menatapnya. "Taruh saja, lalu pergi." Ucap Kael seraya tak peduli.

"Kael! Jangan cuek gitu, kenapa? Dia adikmu!" tegur Calliope, memang sebelumnya ia sabar, tapi melihat respons Kael yang seolah tak peduli dengan Kayla, itu membuatnya semakin kesal.

"Jangan ikut campur, Calliope—"

"Kita akan menikah, dan aku akan menjadi istrimu! Kalau aku tidak bisa mengingatkanmu apa gunanya aku menikah denganmu, hah?! Aku cuma mengingatkanmu, bukan ikut campur sama urusanmu!" potong Calliope cepat.

Sontak, Kael berbalik, wajahnya menunjukkan keterkejutan. Tangannya meraih paperbag yang diulurkan Kayla dengan kasar.

Bukan maksud dirinya menuruti perkataan Calliope, ia hanya tidak mau wanita itu makin banyak mengomel, dan ujung-ujungnya meminta pernikahannya di batalkan.

"Terima kasih, kamu boleh pergi."

"Kak, aku—"

"Pergi, Kayla! Jangan tuli!" Kael memotong, suaranya penuh tekanan. Dan mata Kayla kini berkaca-kaca. Gadis enam belas tahun itu ingin menangis, namun sengaja di tahan.

"Kael! Kamu nggak bisa kayak gini sama adikmu sendiri!" seru Calliope, kedua tangannya sudah mengepal erat. Ia benar-benar marah sama Kael yang keras kepala melebihi batu.

Sementara Kayla, ia mundur perlahan lalu berbalik dan berlari pergi dari kamar mandi, sudah di pastikan kalau gadis itu kini menangis karena respon dingin Kael yang terang-terangan mengusirnya.

"Kael, kamu udah ket__"

"Kamu juga pergi." Tukas Kael cepat.

"Nggak, aku tetap disini untuk mengurusmu!" seru Calliope keras kepala.

Kael merotasikan bola matanya malas. "Aku nggak butuh."

"Aku maksa!"

"Cuma aku yang boleh maksa, Calliope." Tekan Kael.

"Kata siapa? Aku juga bisa maksa kamu!" Balas Calliope.

Dengan cepat ia memutar tubuh Kael sampai menghadap padanya. Tanpa ragu ia melepaskan kancing kemeja Kael satu persatu. Kemudian ia merebut paperbag dari tangan Kael, dan  mengeluarkan kemeja hitamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAELVOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang