25. His Love?

1.3K 165 18
                                    

Target Komen 50 bisa ya?

Terus Vote 110 (cuma dikit kok) wkwk... Lama gak masalah, aku juga mau istirahat dari Kael dulu.

__ooOoo__

"Emory? Are you serious?!" tanya Kael terheran sekaligus memastikan.

Emory mengangguk mantap, senyumnya merekah penuh keyakinan. "Aku tidak bercanda, dan aku serius... Aku mencintaimu, Kael Voss Ashen."

Suasana hening seketika. Sampai akhirnya ujung pelupuk mata Kael mendapati Calliope yang berjalan sendirian keluar dari kamar mandi.

Kael menunduk, berat mengatakan, dan dari awal ini sudah keputusannya.

"Maaf aku tidak bisa. Kamu bisa meminta yang lain, tapi jangan satu hal itu."

Deg!

Bagai tersambar petir detik itu juga, Emory mendongak, menatap Kael. Ia tidak menyangka kalau jawaban Kael justru berbeda dengan apa yang sudah ia tebak dari sebelumnya.

"Kenapa?" Emory menuntut jawaban. Kedua matanya sudah mulai berkaca-kaca, namun ia masih memberanikan diri menatap Kael.

"Gadis yang ada di sana..." jawab Kael, sambil mengarahkan pandangannya ke arah lain.

Emory mengikuti arah pandang Kael dan langsung berbalik. Kedua netranya mendapati seorang gadis yang melangkah anggun menuju mereka. Sosok gadis yang membuat Kael memilih jalan egois untuk mempertahankannya.

"Dia, calon istriku." Ucap Kael menegaskan.

"Sejak kamu memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita, sejak saat itu aku berantakan Emory. Dan aku memutuskan untuk menyerah pada hubungan kita, karena memang... Aku rasa kita tidak ada jalan untuk bersama. Dan maaf, aku sudah mencintai orang lain."

Emory menggeleng tidak percaya. Air matanya luruh, hatinya remuk. "Kamu tidak pernah percaya dengan adanya cinta, bahkan saat bersamaku kamu tidak pernah mengatakan itu padaku. Aku tidak yakin apa kata cinta yang kamu ucapkan itu bersungguh-sungguh..."

Emory menunduk, air matanya jatuh menetes ke lantai. "Tolong jangan berbohong. Katakan kalau kamu mencintaiku, meski hanya sekali..."

"Aku tahu kamu mencintaiku, L... Dan masih belum terlambat untuk kita melangkah ke jenjang yang lebih serius. Lagipula, dia masih calon istrimu, dan kalian belum menikah, kan?" ucapnya seraya terisak.

Kael terdiam sejenak. "Memang dulu aku tidak pernah mengatakannya, tapi asal kamu tahu, perasaanku tulus terhadapmu, Emory."

"Tapi sekarang sudah tidak lagi," sambung Kael. Ia menghela napas panjang dan menghembuskannya kasar, lalu menepuk pundak Emory dua kali. "Jangan meminta hal yang tidak bisa aku kabulkan. Kamu minta apapun pasti aku beri, tapi jangan pernikahan, karena aku tidak bisa memberikannya..."

"Pernikahan itu... Hanya untuk Calliope."

Emory merasa hatinya nyeri mendengar pernyataan itu, seolah semua harapan yang dia rangkai hancur berkeping-keping. Ia benar-benar terperangkap dalam pilihan dan perasaan yang kini saling bertolak belakang.

Emory yakin, kalau dulunya mereka pernah mencintai, tapi di waktu yang salah. Dan sekarang, salah satunya harus merasa kehilangan.

Di saat ia merasa kalau sekarang adalah waktu yang tepat. Nyatanya apa? Dia sama sekali tidak mendapatkan waktu yang sangat di harapkannya itu.

Calliope yang baru tiba kebingungan dengan sosok gadis cantik yang menangis, berdiri berhadapan dengan Kael. Ia menelisik gadis itu cukup intens.

Dalam pikirannya, Calliope menganggap situasi ini biasa saja. Banyak gadis yang belum mengenal Kael, jadi wajar jika pertemuan pertama mereka berakhir dengan tangisan.

KAELVOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang