4. Iblis Berparas Malaikat

2.8K 140 2
                                    

Jangan lupa komentar dong, lihat kolom komentar... SEPI! KRIK! KRIK!
Jangan lupa ngasih Vote dan komen ya🥰

Syukur2 kalo kalian mau bantu promosiin ke teman kalian atau di medsos hehe.

__ooOoo__

Calliope tidak bisa menjawab, sebab tubuhnya tenggelam semakin dalam. Napas gadis itu telah terbatas, dan hanya tinggal hitungan detik, bisa di pastikan kalau dirinya akan mati.

Namun saat tubuhnya akan menyentuh dasar kolam, sebuah tangan besar menariknya keluar dari kolam.

Ia di dudukkan di pinggir kolam renang. Calliope terbatuk-batuk, ia memukul dadanya sendiri mengharap agar air yang sempat masuk ke dalam tubuhnya keluar semua. Sesak rasanya: Sesak karena hampir tenggelam, dan sesak dengan keberadaan Kael di depannya.

Sudut bibir kanan Kael bergerak sedikit, mengukir senyum miring dan tipis yang justru membuat wajahnya semakin menawan, sekaligus menyeramkan.

Namun, di balik ketampanan dan kesempurnaan itu, Calliope tahu bahwa semua itu hanyalah ilusi, sebuah topeng untuk menutupi tindakannya yang jauh dari kata manusiawi.

Tangan besar Kael mencengkram kerah gaun putihnya. Membuat Calliope menahan kedua tangan Kael untuk tidak bertindak lebih jauh.

"Tu-tuan... Maaf, beri saya kesempatan sekali saja, saya tidak akan menemui Tuan dengan penampilan saya yang menjijikan... Saya mohon jangan paksa saya melepaskan gaun saya..."

Cengkraman tangan Kael langsung melonggar, pria itu berdiri dan berjalan menuju sebuah meja. Ia mengambil pisau lipat yang sejak tadi menancap di atas meja.

Kael merajut langkah kembali menghampiri Calliope, tangannya tampak begitu lihai memainkan pisau yang ada di tangannya.

Kael berjongkok di depan Calliope. Tatapan tajamnya menelisik kedua pupil mata Calliope secara bergantian. Ia menangkup dagu gadis itu sampai mendongak menatapnya. "Kamu sudah bikin kesabaranku habis Liopi..."

"What the hell?! Aku tidak melakukan apa-apa? Tapi membuat kesabarannya habis? Kamu saja yang tidak punya tempat untuk ruang kesabaranmu sendiri Tuan Kael Voss Ashen!" begitulah isi pikiran Calliope yang gamblang menanggapi dalam batin.

Kael menyentuhkan pisau lipatnya ke dada Calliope. Senyuman smirknya tak memudar, lelaki itu justru menatap puas dengan raut wajah ketakutan Calliope.

"Ini kesempatan terakhir. Kamu tinggal pilih, mati karena tusukan di jantung? Atau mati karena tusukan di otak?" ia membelai dada Liope yang sedikit terbuka dengan pisau lipatnya yang tajam. "Tenang saja, aku cukup lihai dalam membunuh."

"Tu-tuan... Baik, saya akan melepaskannya..." balas Calliope lirih sekaligus gemetaran.

Dengan tangan gemetaran, Calliope langsung melepaskan kancing gaun putihnya satu perasatu. Satu kancing yang terbuka... Mengingatkannya pada ayahnya, ibunya yang berjuang keras mencari uang di jalanan, dan adiknya yang giat belajar, yang selalu antusias untuk memberitahukan mimpi-mimpinya.

Air mata Calliope meluruh, tidak di sangka ia akan menjatuhkan harga dirinya, karena seorang lelaki sialan di depannya. Ia tidak terlalu berani untuk menantang, sebab yang berhadapan dengannya bukanlah manusia biasa, tapi iblis berparas malaikat, manipulatif dan sekaligus menjijikan.

Gaun putihnya ia tanggalkan. Begitu juga dengan seluruh dalamannya. Ia berjongkok menutupi tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.

Kael tertawa melihatnya. Pisau lipat yang ada di tangannya ia tutup. Ia berdiri lalu menjatuhkan dirinya ke dalam kolam renang.

KAELVOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang