1. Pengiriman Pekerja

3.5K 193 1
                                    

Haloo guys, suka cerita ini?
Jangan lupa ngasih Vote dan komen ya🥰

Syukur2 kalo kalian mau bantu promosiin ke teman kalian atau di medsos hehe.

__ooOoo__

Seorang perempuan paruh baya duduk di kursi kebesaran, tampak seperti singgasana. Tatapannya tajam seolah mampu menembus kegelapan malam. Di tangan kirinya, rokok berasap menggantung di antara jari-jarinya, asapnya melayang-layang seperti hantu yang mengelilingi seluruh isi ruangan.

Sedangkan di tangan kanannya, ada selembar kertas berisi daftar pelayan yang menunggu untuk dikirimkan ke rumah-rumah yang akan menampung mereka, sekaligus membantu penghidupan keluarga mereka.

Di luar, hujan deras mengguyur bumi, menciptakan simfoni nada yang menguncang di atap dan jendela. Kilatan petir menerangi malam sejenak, menciptakan bayangan menakutkan yang menari di dinding.

"Loria, Lilith, dan Axelia!" suaranya memecah keheningan, tegas dan penuh otoritas.

"Iya, nyonya?" jawab mereka serentak, seolah suara mereka adalah nyanyian koor yang menanggapi panggilan sang ratu.

"Kalian akan bekerja di keluarga Tiodore," lanjutnya, memberikan perintah yang terasa seperti mantra, menandai jalan takdir mereka.

"Baik nyonya," balas Lilith, dengan di angguki kompak oleh Loria dan Axelia.

Perempuan paruh baya itu menyesap asap rokoknya lagi. Ia memperhatikan lembar kertas di depannya, lalu memindai tubuh gadis cantik nan mungil yang sedari tadi tampak canggung dan gugup, raut wajah takutnya terlihat cukup kentara.

"Dan kamu, Calliope," perempuan itu mengakhiri bacaan dengan nada penuh penekanan, menaruh lembar kertas terakhir ke atas meja dengan gerakan tegas. "Kamu akan dikirim ke kediaman keluarga Ashen."

"Wohoooo! Rasain lo! Baru bekerja satu hari gue udah jamin lo pasti udah di kirim ke neraka!" timpal seorang gadis manis, namanya Rasya.

Gadis itu bahagia mendapati musuhnya di kirim ke lubang singa. Ia seolah menari di atas penderitaan temannya sendiri.

Keringat dingin Calliope langsung bercucuran. Tangannya yang gemetaran saling memilin, seakan untuk menenangkan dirinya. Gadis itu ketakutan mendengar nama keluarga Ashen di sebut.

"Sebelumnya saya minta maaf, nyonya... Apa saya sendiri yang akan di kirim kesana?"

Mrs. Dotor menghela napas panjang, suara nafasnya seolah menggema di ruangan yang penuh ketegangan. Senyum sinis terukir di wajahnya, seperti ular yang siap menyergap mangsa.

"Tentu, sayang. Selamat, kamu adalah gadis terpilih yang akan bekerja di sana."

"Rasain lo, nanti kalo gak betah kerja disana kabarin kita ya! Biar gue ketawain lo sampai mampus!" Seru Axelia, sorakannya menggema penuh kegembiraan, seolah dia menari di atas penderitaan Calliope. Ia sama bahagianya dengan Rasya.

Calliope menghela napas dalam-dalam, ia memberanikan menatap lama Mrs. Dotor. Ia kesal, dan ia tau kalau ini adalah kecurangan.

"Bukannya nyonya sebelumnya memutuskan untuk mengirimku ke keluarga Teodore? Kenapa sekarang berubah?"

Mrs. Dotor menghisap rokoknya lagi, menatap remeh pada gadis mungil yang menjadi musuh anaknya selama ini. "Yang butuh kerja disini siapa? Yang butuh uang siapa?"

Calliope diam, ia menunduk. "Kamu kan? Terserah saya mau kirim kamu bekerja dimana, kamu yang datang ke saya bukan saya yang mengundangmu untuk datang, jadi menurutlah, Calliope."

KAELVOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang