13. Circus Doll

1.6K 104 6
                                    

Di bab ini aku mulai kehilangan feel nulis rasanya berat banget😭

__ooOoo__

"Andro, aku bekerja disini masih seumur jagung. Kamu nggak bakalan setega itu kan buat menghabisi nyawa orang tuaku?"

Calliope melirik ke dalam mobil Van, sudah ada beberapa orang yang duduk di dalamnya. Dan mereka tidak akan berangkat, sebelum Andro masuk ke dalamnya.

"Andro, aku tau kamu bukan pembunuh, aku tau kamu nggak setega itu, tapi tolong jangan pergi..."

Andro menunduk, ia tidak bisa memberikan jawaban yang di harapkan Calliope. Andro sadar kalau dirinya benar-benar tidak bisa menentang perintah Kael Voss Ashen. Saking berkuasanya sosok Kael, sampai tidak ada seorangpun yang mau melawannya. Termasuk dirinya.

"Maaf..." hanya itu satu kata yang bisa di sampaikan Andro.

Calliope tak menyerah, ia menggenggam tangan Andro, memohon pada lelaki yang hendak bersiap untuk pergi ke rumahnya menunaikan perintah yang baru saja di beri tuannya.

"Andro. Tolong sekali saja jangan lakuin apa yang di suruh Tuan Kael__"

"Dan keluargaku yang jadi gantinya?" Andro menyela.

"Kamu harusnya sadar Lio, kamu itu nggak setara dengan Tuan Kael dan kamu masih jauh di bawahnya. Nggak seharusnya kamu bersikap kayak gitu sama Tuan Kael!" ucapnya penuh penekanan seraya menghempaskan tangan Calliope.

Lelaki itu berusaha untuk tidak lemah hanya karena bujuk rayu Calliope, sebab ia tau... Kalau keluarganya juga dalam bahaya, kalau sampai dirinya tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

"Dan asal kamu tau. Sekarang kamu sudah terlambat, mau minta maaf jutaan kali. Kalo dia udah nyuruh buat ngebunuh orang, kita udah harus siap buat mengeksekusi."

Calliope menggeleng tak percaya, seraya mundur dua langkah. "Kamu bercanda kan?"

Andro menghela napas panjang, menatap mata Calliope yang kini penuh ketidakpercayaan dan air mata yang hampir tumpah.

"Buat apa bercanda? Aku nggak mau, keluargaku jadi gantinya. Kita sama... sama-sama berjuang buat keluarga kita sendiri, Calliope."

__ooOoo__

Kael berdiri di depan jendela kamarnya. Kedua netranya tak berhenti menatap ataupun beralih dari memperhatikan Calliope yang terduduk di halaman depan mansion.

Kael kini sedang berusaha untuk memahami perasaannya. Perasaan aneh yang belum pernah ia rasakan pada siapapun, dan perasaan itu tiba-tiba muncul mengganggunya__ Itu semua karena Calliope.

"Come here, then fucking beg, Calliope." Racaunya menggila, suaranya hampir tidak terdengar, namun ada ketegasan yang mengintip di balik kata-katanya.

Perasaan aneh itu membuatnya gila, mengguncang jiwanya dengan ketidakpastian yang menyakitkan.

Kael menyalurkan kegelisahannya dengan memainkan pisau lipat, memutarnya di antara jari-jarinya dengan gerakan yang cepat dan lincah, seolah-olah itu bisa mengusir bayang-bayang Calliope yang terus mengganggu pikirannya.

"Beg, Calliope." Ia melanjutkan, dengan nada suara tanpa rasa.

Sayangnya semakin lama memperhatikan Calliope, semakin jantungnya menggila, sebab apa yang ia rancang dalam pikirannya belum juga terjadi. Sedangkan waktu yang di berinya untuk Calliope semakin terkikis.

KAELVOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang