Pancasena Adiwinata atau yang akrab disapa Sena, malam itu ia bergegas menyelesaikan pekerjaannya untuk bisa segera menuju divisi tempat sang kekasih bekerja . Sena sudah merancang akan pulang kerja bersama dan nantinya mungkin bisa mampir ke warung makanan langganan mereka berdua untuk sekedar membeli makanan pengganjal perut jika waktu lembur seperti sekarang ini .
Pekerjaan Sena telah selesai , ia kemudian mematikan komputernya dan membereskan barangnya untuk dimasukkan ke dalam tas ranselnya . Setelah dirasa semua sudah beres , Sena berjalan menuju ruangan tempat divisi Sisca berada . Sena memandang sekeliling namun ia tak menjumpai Sisca yang dimanapun termasuk mejanya pun sudah rapi. Yang terlihat masih bertahan di ruangan itu hanya Dian teman satu divisi dari Sisca .
" Loh Sen , Sisca kan sudah pulang kok kamu kesini ? " sapa Dian terkejut kala melihat Sena. Sena lalu menggaruk kepalanya tanda ia sedang bingung menjawab pertanyaan dari lawan bicaranya.
" Udah pulang ? Sejak kapan pulangnya ? " tanya Sena masih dengan wajah bingungnya . Ia memang merasa ada yang aneh dengan Sisca sejak tadi pagi , biasanya Sisca akan mengajaknya makan siang atau sekedar mengirimkan pesan seperti menanyakan kabar atau janjian untuk pulang bersama nanti .
Namun hari ini berbeda , Sena akui hari ini ia cukup sibuk sedari pagi hingga menjelang sore melakukan pekerjaan di luar kantor dan berlanjut sorenya ikut lembur menyelesaikan laporannya hingga malam ini . Karena bagian Sena juga Sisca berbeda bila ia yang seorang marketing ia perlu mendatangi satu event ke event lain . Berbeda dengan Sisca yang seharian harus berada di kantor di dalam divisi adminnya.
" Sudah sejak 30 menit yang lalu , katanya kamu sibuk jadi dia pulang sendiri naik bis seperti biasa, coba kamu kejar aja siapa tau masih sama Pak Yanto di depan " cerocos Dian memberi tahu .
" Oke makasih mbak , cepat pulang mbak udah malam . Aku duluan mbak " tanpa menunggu balasan Dian Sena segera berlari untuk menuju halaman depan kantor tempat biasa Sisca menunggu kendaraan bus yang lewat .
"Pak Yanto Sisca dimana ? Wes balik to?" tanya sena sambil ngos"an karena ia berlari dari lantai 2 tempat divisi Sisca berada sampai di sini .
" Sudah mas , 10 menit yang lalu baru naik bus " jawab pak Yanto sambil memandang Sena.
Sena langsung bergegas mengambil ponselnya bermaksud untuk menelepon Sisca, namun hanya nada tunggu operator yang terdengar. Sena terus mengulang panggilannya namun suara yang didengar tetaplah sama,akhirnya Sena berinisiatif untuk mengirimkan pesan kepada Sisca agar nantinya bila Sisca sudah memegang ponsel akan dibaca oleh Sisca .
" Makasih pak saya duluan " pamit Sena seraya berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya dan bergegas pulang untuk menjemput Sisca di depan gang tempat biasa Sisca turun.
Sambil mengendarai motornya ia berfikir, hal apa kiranya yang membuat Sisca bersikap tidak seperti biasanya , apa karena rencana mereka minggu lalu yang harus batal karena ulah ibunya ? Namun bukankah ia sudah berniat tidak menuruti perintah ibunya namun bukankah Sisca yang menolak usulannya .
***
Sena memelankan laju motornya tepat lampu merah menyala , sebentar lagi ia akan sampai di depan gang tempat biasa Sisca turun , lalu Sena mengulurkan lengannya guna mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya ternyata sudah pukul 21.10 malam.
***
Lampu menyala hijau segera Sena melajukan motornya namun kali ini ia mengendarai dengan pelan. Tiba di depan gang Sena melihat sekeliling sepi , kemudian ia bergegas memasuki gang rumahnya karena kemungkinan Sisca sudah sampai rumahnya. Namun meskipun demikian Sena tetap mengendarai motornya dengan pelan siapa tau Sena akan berjumpa dengan Sisca yang masih berjalan kaki atau di depan rumahnya .
Rumah yang Sena tempati hanya berjarak 4 rumah dari rumah Sisca , iya rumah yang ditempati Sisca merupakan salah satu rumah peninggalan dari neneknya dari pihak Ibunya yang telah lama kosong .
Karena mereka sudah memiliki rumah daripada di jual lebih baik dikontrakan saja itulah pemikiran ibunya , agar bisa menambah pemasukan tiap bulannya untuk biaya adiknya yang sedang berkuliah di luar kota . Lagipula rumah tersebut merupakan warisan yang nantinya juga akan diberikan ke dirinya kelak bila ia menikah nanti .
Namun nihil lelah Sena menyusuri jalan sampailah Sena di depan rumahnya , tapi ia tetap tak berjumpa dengan Sisca . Meskipun bingung dengan sikap Sisca hari ini namun Sena bersyukur berarti Sisca telah sampai di rumah dengan selamat .
Tiba di rumah Sena bergegas membersihkan badannya , hal selanjutnya adalah ia merebahkan badannya di kasurnya. Untungnya hari ini ia tau bila akan lembur jadi tadi ia sempat mengganhal perutnya walaupun hanya dengan roti .
Sena merasa amat lelah seharian ini berpindah dari satu event ke event lain. Sejenak Sena pernah berpikir untuk resign dari tempat kerjanya , namun kembali Sena memikirkan Sisca jika Sena bersikeras resign Sena tidak dapat menjaga Sisca. Dan juga ia tidak ingin menambah beban ke orang tuanya sebab orang tuanya memiliki tanggungan adiknya yang masih kuliah akhir .
Sisca nama itu yang sudah menemani harinya selama 1 tahun lebih ini . Setiap hari memandang juga mengobrol dengannya membuat ia jatuh hati, kesederhanaannya dan kehangatan keluarganya yang membuat Sena merasa nyaman .
Keluarganya bukannya tidak harmonis hanya saja orang tuanya sudah cukup sibuk terlebih ayahnya selama ini mengurus sawah milik mendiang kakeknya di desa , jadi mereka kurang memperhatikan anaknya itulah penyebab si bungsu memutuskan berkuliah jauh dari rumah .
Sena meraih ponselnya diatas nakas sebelah kasurnya , tak ada balasan dari Sisca . Ia menghela nafas pelan berpikir positif bahwa mungkin Sisca langsung tidur tanpa membuka ponselnya . Sena akhirnya kembali mengirimkan pesan pada Sisca.
" Besok pagi kita berangkat bersama ya , tunggu aku dan jangan berangkat sendirian." Setelah memastikan pesannya terkirim Sena menaruh kembali ponselnya pada nakas sebelah . Pikirannya rumit memikirkan sang kekasih dan pesan dari Lidya yang ia terima siang tadi .
Lidya : Mas Sena maaf ya sudah menganggu waktu mas dan mbak Sisca tempo hari . Aku sudah mengatakan ke orang tuaku untuk membatalkannya tapi mereka tidak mau dibantah . Sampaikan permintaan maafku ke mbak Sisca mas .
***
Lidya merupakan adik kelasnya waktu di sekolah dasar . Umurnya tidak jauh berbeda dengan adiknya dan sama sama berkuliah di tempat yang sama , sejauh ini mereka berdua tidak pernah terlibat perasaan apapun hanya sebatas rasa saling menjaga yang Sena berikan. Sama seperti Sena dengan Seno adik lelakinya.
Hanya karena orang tua mereka berteman karib juga pada waktu itu Sena belum bertemu dengan Sisca tercetuslah ide konyol itu . Yang ditau Sena sejak dahulu hanya belajar dan belajar , dikala teman- teman sebanyanya berpacaran atau bolos sekolah Sena tidak tertarik mengikutinya .
Jadi ketika ada usulan bahwa mereka berdua dijodohkan Sena dan Lidya tidak ada pilihan lain selain setuju , karena mereka terlalu naif pada waktu itu dan berpikir hanya hubungan saling menjaga saja antara kakak dan adik. Tapi saat ini ketika Sena sudah berjumpa dengan Sisca , Sena akui dia menyesal pada waktu itu terlalu terburu- buru menyanggupinya permintaan orang tuanya terutama ibunya .
Sejak kecil hingga beranjak dewasa sekarang ini , diantara kedua orang tuanya hanya ibunya yang peduli padanya dan adiknya tapi bukan berarti benar- benar peduli, ibunya selalu berusaha mengatur hidup Sena dan adiknya . Mereka berdua harus menuruti apa yang menjadi keinginan ibunya , dan mereka tidak bisa diberi kesempatan untuk memilih pilihannya sendiri .
Berbeda dengan ayahnya yang hanya peduli pada sawahnya sekarang ini, dulu sebelum ayahnya pensiun dari profesi guru ayahnya juga seharian selalu sibuk di sekolah atau perkumpulan yang ayahnya ikuti . Ayahnya menyerahkan urusan keluarga pada ibunya termasuk mendidik Sena dan adiknya.
Jadi karena kurangnya kasih sayang juga tuntutan ibunya sedari kecil yang membuat Sena jengah , ketika Sena berjumpa dengan Sisca juga orang tuanya dia bisa merasakan kehangatan keluarga yang selama ini tidak Sena dapat ketika berada di rumah.
***
Kediri , 3 Oktober 2024
Salam hangat Semua 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
RomanceKisah pasang surut perjalanan cinta Naratama Lembayung Sisca dan Pancasena Adiwinata juga dengan tambahan kehadiran Lidya Betari sahabat kecil Sena . Mereka yakin bisa berjalan bersama melewati rintangan dan badai hubungan mereka namun ketika mereka...