Bagian 21 - Kejadian tak Terduga

17 7 0
                                    

Hallo pembaca Forget Me Not bertemu lagi dengan Sisca dan Sena ...

Terima Kasih bagi yang sudah berkenan membaca cerita pertamaku . Maaf bila ada beberapa kalimat yang kurang pas atau bila ada kesalahan dalam penulisan .

Setelah membaca bisa tinggalkan vote atau komen ya agar bisa menjadi bentuk dukungan untuk aku dan karyaku .

Terima Kasih dan Happy Reading 💜

                                 
                                     ***

Jalan menuju rumah sakit terlihat cukup padat, Sena menambah laju kecepatan motornya agar segera sampai di rumah sakit . Akhirnya setalah menyalip deretan kendaraan lain , gedung rumah sakit sudah terlihat di depan mata ia segera membelokkan motornya menuju arah parkiran motor berada .

Tiba di parkiran rumah sakit kondisi juga tak kalah ramai , Sena memandang sekeliling mencari slot parkir yang kosong. Setelah berkeliling sampai menuju ujung parkiran , akhirnya Sena mendapat tempat yang lumayan teduh untuk menaruh motornya .
  
Dengan setengah berlari Sena menuju gedung rumah sakit , jarak dari tempat ia memarkirkan dan gedung rumah sakit cukup jauh . Alih - alih menuju UGD yang berada di sisi sayap sebelah kiri gedung rumah sakit , Sena memilih untuk masuk ke dalam dan bertanya pada bagian resepsionis berada .

" Permisi apakah ada pasien kecelakaan atas nama Lidya Betari ? " tanya Sena dengan nafas yang ngos-ngosan akibat ia berlari tadi .

   " Pasien atas nama Lidya Betari sedang di tangani di bagian UGD silahkan mas bisa kesana . " jawab petugas resepsionis dengan gestur sopan .

  " Terima kasih.  " Sena merutuki diri sendiri , kenapa ia tak langsung menuju UGD tadi . Masih dengan setengah berlari dan sesekali menghapus peluhnya,  ia kembali keluar gedung rumah sakit dan menuju ke bagian kiri tempat UGD berada .

Dan disinilah Sena memandang Lidya yang tengah terpejam dengan memar di sekujur tubuhnya . Perawat tadi berkata bahwa kondisi Lidya cukup membutuhkan penanganan lebih lanjut , karena itu mengharuskan Lidya untuk rawat inap di rumah sakit. 

Sena berjalan mendekat ke arah Lidya , berdiri bersisihan dengan brankar yang di tempati Lidya . Ia mengehela nafas pelan menetralkan nafasnya yang ngos-ngosan akibat ia berlari tadi. 

Dapat Sena lihat Lidya pelan- pelan membuka matanya,  menengok ke arahnya seraya tersenyum tipis .

   " Kamu datang mas . " sapa Lidya dengan suara pelan.

  " Kenapa bisa sampai kayak gini ? " Meskipun Sena marah dengan Lidya namun sekarang melihat kondisi Lidya membuatnya juga tak tega . Apalagi kala ia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan tak menjumpai siapapun disini termasuk ibu Lidya sendiri .

   " Aku yang kurang hati- hati mas jadinya ya kayak gini . " jawab Lidya masih memandang ke arah Sena . " Maafin aku ya mas ngrepotin kamu lagi . " tambah Lidya .

Sena tak langsung menjawab perkataan Lidya , gantinya ia mengelus sekilas tangan Lidya yang terlihat banyak bekas lecet . " Aku tinggal dulu mau cari kamar inap buat kamu . " ucap Sena dan kemudian berlalu dari hadapan Lidya .

Lidya merutuki dirinya sendiri , kenapa ia harus  berkendara dengan ceroboh tadi sehingga membuat dirinya berada dalam kondisi yang membuat susah orang lain .

Lidya menerawang kembali pada isi pesan yang dikirimkan oleh mantan kekasihnya beserta kiriman foto yang memberitahu keberadaan ibunya . Benar firasat Lidya selama ini bahwa ibunya kembali terpedaya oleh lelaki muda,  entah kali ini mempunyai tujuan baik atau seperti yang terdahulu,  hanya menginginkan harta ibunya saja .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang