Hallo pembaca Forget Me Not bertemu lagi dengan Sisca dan Sena ...
Terima Kasih bagi yang sudah berkenan membaca cerita pertamaku . Maaf bila ada beberapa kalimat yang kurang pas atau bila ada kesalahan dalam penulisan .
Setelah membaca bisa tinggalkan vote atau komen ya agar bisa menjadi bentuk dukungan untuk aku dan karyaku .
Terima Kasih dan Happy Reading 💜
***Jalan menuju rumah sakit terlihat cukup padat, Sena menambah laju kecepatan motornya agar segera sampai di rumah sakit . Akhirnya setalah menyalip deretan kendaraan lain , gedung rumah sakit sudah terlihat di depan mata ia segera membelokkan motornya menuju arah parkiran motor berada .
Tiba di parkiran rumah sakit kondisi juga tak kalah ramai , Sena memandang sekeliling mencari slot parkir yang kosong. Setelah berkeliling sampai menuju ujung parkiran , akhirnya Sena mendapat tempat yang lumayan teduh untuk menaruh motornya .
Dengan setengah berlari Sena menuju gedung rumah sakit , jarak dari tempat ia memarkirkan dan gedung rumah sakit cukup jauh . Alih - alih menuju UGD yang berada di sisi sayap sebelah kiri gedung rumah sakit , Sena memilih untuk masuk ke dalam dan bertanya pada bagian resepsionis berada ." Permisi apakah ada pasien kecelakaan atas nama Lidya Betari ? " tanya Sena dengan nafas yang ngos-ngosan akibat ia berlari tadi .
" Pasien atas nama Lidya Betari sedang di tangani di bagian UGD silahkan mas bisa kesana . " jawab petugas resepsionis dengan gestur sopan .
" Terima kasih. " Sena merutuki diri sendiri , kenapa ia tak langsung menuju UGD tadi . Masih dengan setengah berlari dan sesekali menghapus peluhnya, ia kembali keluar gedung rumah sakit dan menuju ke bagian kiri tempat UGD berada .
Dan disinilah Sena memandang Lidya yang tengah terpejam dengan memar di sekujur tubuhnya . Perawat tadi berkata bahwa kondisi Lidya cukup membutuhkan penanganan lebih lanjut , karena itu mengharuskan Lidya untuk rawat inap di rumah sakit.
Sena berjalan mendekat ke arah Lidya , berdiri bersisihan dengan brankar yang di tempati Lidya . Ia mengehela nafas pelan menetralkan nafasnya yang ngos-ngosan akibat ia berlari tadi.
Dapat Sena lihat Lidya pelan- pelan membuka matanya, menengok ke arahnya seraya tersenyum tipis .
" Kamu datang mas . " sapa Lidya dengan suara pelan.
" Kenapa bisa sampai kayak gini ? " Meskipun Sena marah dengan Lidya namun sekarang melihat kondisi Lidya membuatnya juga tak tega . Apalagi kala ia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan tak menjumpai siapapun disini termasuk ibu Lidya sendiri .
" Aku yang kurang hati- hati mas jadinya ya kayak gini . " jawab Lidya masih memandang ke arah Sena . " Maafin aku ya mas ngrepotin kamu lagi . " tambah Lidya .
Sena tak langsung menjawab perkataan Lidya , gantinya ia mengelus sekilas tangan Lidya yang terlihat banyak bekas lecet . " Aku tinggal dulu mau cari kamar inap buat kamu . " ucap Sena dan kemudian berlalu dari hadapan Lidya .
Lidya merutuki dirinya sendiri , kenapa ia harus berkendara dengan ceroboh tadi sehingga membuat dirinya berada dalam kondisi yang membuat susah orang lain .
Lidya menerawang kembali pada isi pesan yang dikirimkan oleh mantan kekasihnya beserta kiriman foto yang memberitahu keberadaan ibunya . Benar firasat Lidya selama ini bahwa ibunya kembali terpedaya oleh lelaki muda, entah kali ini mempunyai tujuan baik atau seperti yang terdahulu, hanya menginginkan harta ibunya saja .
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
RomanceKisah pasang surut perjalanan cinta Naratama Lembayung Sisca dan Pancasena Adiwinata juga dengan tambahan kehadiran Lidya Betari sahabat kecil Sena . Mereka yakin bisa berjalan bersama melewati rintangan dan badai hubungan mereka namun ketika mereka...