Setelah berkendara sampailan Sena di rumahnya , dia menyuruh Lidya untuk menunggunya di luar rumah saja karena posisi di rumahnya tidak ada orang sama sekali . Dia tidak mau tetangganya atau orang yang melintas berpikiran macam- macam jika dia mempersilahkan Lidya masuk ke dalam .
Dengan sedikit tergesa dia masuk kembali ke kamarnya melihat bahwa ponselnya teronggok di nakas dengan posisi sedang di chars . Dengan tak sabar dia mencabut dan segera membuka ponselnya untuk menelfon sang kekasih .
Mata Sena menyipit sambil melengkungkan senyuman melihat ada pesan yang di kirimkan gadisnya sejak 1 jam yang lalu , tanpa berfikir dia segera membalas pesan SiscaSena : Maaf sayang aku tadi antar ibu ke rumah Lidya lupa ponselku tak terbawa .
Hanya pesan itu yang ia kirimkan ke Sisca , dia sengaja tak memberitahu bahwa dia akan keluar bersama Lidya toh hanya ke taman kota pikirnya bukan jalan- jalan kemanapun . Bukan bermaksud berbohong atau apapun tapi Sena pikir jika dia mengatakan yang sebenarnya membuat Sisca tidak tenang atau berpikiran negatif . Tanpa Sena tau Sisca sudah mengetahui apa yang di lakukannya sekarang .
Saat ini Sena bersama Lidya sedang duduk di bawah pohon di taman kota dekat rumah Sena . Setelah mengirimkan pesan kepada gadisnya ,Sena segera mengajak Lidya untuk bergegas pergi dan sengaja memilih jalan memutar agar tidak melewati rumah Sisca . Dalam hati Sena seperti ada ganjalan dia merasa bersalah kepada Sisca tidak berkata jujur namun jika dia jujur perasaan Sisca akan terluka dan dia tidak sanggup melihat mendung di wajah Sisca .
Beberapa saat sunyi tidak ada percakapan mereka berdua akhirnya Lidya membuka suara agar suasana mereka tidak canggung .
" Mas Tio akan rujuk dengan mantan istrinya karena anaknya , aku gabisa terus kerja di kafe nya . Jadi aku sengaja pulang cepat kemarin mas , takut mas Tio samperin aku ke kos " ucap Lidya memberikan penjelasan kepada Sena tentang sikap tiba"nya kemarin datang ke kantor lelaki itu .
Sena menoleh sambil terkejut , ternyata selain berselisih 15 tahun kekasih Lidya adalah seorang duda dan memiliki anak . Dia baru mengetahui fakta tersebut hari ini , karena sebelumnya dia tidak mengenal siapa kekasih Lidya yang dia tau hanya nama dan statusnya yang bos di tempat kerja Lidya.
Sangking terkejutnya Sena tak tau harus membalas bagaimana perkataan Lidya jadi yang dia lakukan hanya berdehem sambil kembali melihat lurus di depan . Sena melihat ada sebuah keluarga dengan satu anak perempuan yang sedang piknik , dia menerawang apakah itu adalah gambaran keluarganya nanti bersama Sisca juga anak mereka .Lidya yang tidak mendapat jawaban dari Sena seketika menoleh dan melihat Sena sedang melamun lalu dia ikut memperhatikan hal apa yang membuat lelaki itu memandang sampai tak berkedip, pandangan ikut melihat sebuah figur keluarga kecil sedang piknik . Lidya tau pasti Sena sekarang sedang memikirkan Sisca dan membayangkan keluarga kecil mereka seperti yang dia lihat .
Lidya kemudian memutus pandangan kepada keluarga kecil itu , hatinya tiba- tiba merasa risau dan kecewa . Ada perasaan tak rela jika nantinya Sena akan menemukan teman hidupnya dan bukan dirinya , ketika jalinan cintanya dengan Tio yang harus kandas karena anak Tio yang terus mendesak ayahnya agar kembali bersama ibunya membuat Lidya menyerah sebab anak Tio juga tak menyukainya selama ini .
" Ayo mas kita balik aja , nanti biar aku bilang ke ibu mas kalau aku kurang enak badan makanya pulang cepat. " ucap Lidya sambil menggoyang pundak Sena .
Sena terperenjat karena sedari tadi dia melamun.
" hmmm pulang sekarang ? Kalau kamu masih pengen disini gapapa aku tunggu." Jawab Sena tak enak , sebab sedari mereka datang dia sama sekali tak menghiraukan atau membuka pembicaraan maupun menjawab ucapan Lidya karena sedari tadi yang ia lakukan hanya melamun .
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
RomanceKisah pasang surut perjalanan cinta Naratama Lembayung Sisca dan Pancasena Adiwinata juga dengan tambahan kehadiran Lidya Betari sahabat kecil Sena . Mereka yakin bisa berjalan bersama melewati rintangan dan badai hubungan mereka namun ketika mereka...