Bagian 5 - Potret tak terduga

65 53 7
                                    

Perkataan Sena kemarin malam masih terngiang di benak Sisca , semalaman ia tak bisa tidur dengan nyenyak sampai jam di tembok sudah menunjukkan pukul 5 pagi . Dengan gerakan malas Sisca beranjak dari kasurnya berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka , rutinitas paginya adalah membantu ibunya membungkus kue yang akan dititipkan di lapak atau pasar terdekat.

Hari ini merupakan hari libur , Sisca sama sekali tidak ada rencana hari ini jadi ia akan menghabiskan sisa libur hari ini dengan menonton tayangan film yang belum selesai ia tonton.

Sekelebat ingatan Sisca teralihkan pada Sena, sedari kemarin sejak Sena mengantar Sisca sampai saat ini tak ada satupun pesan yang ia terima dari Sena . Biasanya bila hari libur datang , Sena akan mengirimi pesan sekedar bertanya ingin menghabiskan waktu bersama atau di rumah saja .

Apakah Sena sedang bersama Lidya ?? batin Sisca lalu menimbang apakah dia harus bertanya kepada Sena sekedar mengirimi Sena pesan .

Akhirnya dengan pertimbangan ia mantap mengirim pesan kepada Sena.

" Mas lagi dimana ? Sibuk kah hari ini . " tulis Sisca .

Sambil menunggu balasan pesan dari Sena , Sisca membuka laptop dan mencari film apa yang kiranya akan ia tonton hari ini . Kebetulan hari ini Sisca sedang berada di rumah sendirian mengingat orang tuanya sedang berkunjung ke rumah budhenya selepas mengantar kue tadi pagi .

Tak terasa hari telah siang , jam di dinding menunjukkan pukul 12 siang tapi Sena juga tak kunjung membalas pesan yang ia kirim . Pikiran Sisca menjadi tidak tenang , Sisca menjadi berencana setelah makan siang ini ia akan sekedar berjalan- jalan melewati rumah Sena siapa tau dia bisa bertemu dengan Sena atau bisa memastikan keberadaan Sena sekarang .

***

Di tempat lain , sejak pertemuan Sena dengan Sisca serta percakapan mereka kemarin malam Sena tidak dapat memejamkan mata dengan nyenyak . Ia terus memikirkan kemungkinan nantinya kelanjutan hubungannya , Sena takut Sisca akan menyerah karena sudah tidak tahan dengan ia sendiri atau malah karena ibunya . Alhasil hari ini Sena bangun kesiangan , untung Sena dapat bernafas lega mengingat hari ini merupakan hari libur.

Sena bergegas bangun ketika melirik sudah jam 8 pagi , ia akan mandi dan bersiap untuk pergi ke rumah Sisca sekedar mengajak mencari sarapan pagi yang sudah terlalu telat. Tapi tidak ada salahnya kan ? , lebih baik kesana daripada tidak sama sekali pikirnya .

Rencana tinggallah angan akhirnya rencana yang ia susun gagal kembali untuk kesekian kalinya , saat ini Sena tengah duduk dengan raut muka yang masam sambil menunggu ibunya yang tengah bersiap di teras . Tadi setelah ia tengah bersiap , ibunya tiba- tiba mengetok pintu kamarnya dan menyuruhnya untuk mengantarkannya pergi ke rumah Lidya , karena yang didengar ibunya bahwa Lidya hari ini telah pulang .

" Kenapa mukamu masam begitu ? Gamau nganter ibu ? Lidya hari ini pulang kan mas , nanti mas bisa jalan jalan kemana gtu berdua. " ucap ibu Sena sambil mengunci pintu rumahnya .

" Bu hari ini aku udah janji sama Dimas. "

" Ganti hari aja lah mas , ini mumpung Lidya pulang , kapan lagi dia bisa pulang. " kata ibu Sena dengan ngotot . Sejak dulu apapun yang menjadi perintah ibunya baik Sena atau adiknya harus menuruti . Tidak boleh ada kata bantahan tapi jelas di banding ibu Lidya Sena masih beruntung, ibunya sesekali dapat ia ajak berkompromi dengan baik- baik.

Gantinya Sena yang kesal tidak menjawab perkataan ibunya , percuma menjawab bila ujungnya ibunya tetap tidak mau dibantah . Akhirnya dengan gerakan malas , Sena berjalan mengambil motornya .

Setelah berkendara beberapa saat sampailah mereka di rumah Lidya , ibu Sena bergegas turun dari motor dan berjalan untuk mengetok pintu rumah Lidya . Tanpa menghiraukan Sena yang tetap duduk masam di atas motornya tidak ada niatan ikut turun bersama ibunya .

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang