Sisca memandang langit malam yang pekat , tak biasanya ia duduk di teras memandang langit seperti ini. Biasanya jika ayah dan ibunya mengobrol di teras ia tak pernah mau keluar, ia lebih suka menghabiskan waktunya di kamar untuk menonton tayangan film atau series yang ingin ia tonton .
Sena tadi mengabarkan padanya bahwa dia sudah sampai rumah dan tidak akan kembali lagi ke rumah sakit karena ibunya yang melarangnya. , dan dia juga mengatakan bahwa Sena pulang sendirian tidak mengantar Lidya . Sisca sungguh lega , bukanya ia bermaksud menjadi wanita egois atau posesif namun siapa yang akan suka jika ada wanita yang berdekatan dengan kekasihnya terlebih wanita itu lebih disukai ibu kekasihnya daripada kekasihnya sendiri .
Lama Sisca melamun sambil melihat langit malam , ia dikejutkan dengan suara notifikasi gawainya yang berada di sampingnya . Sisca langsung meraih ponselnya mengecek notifikasi pop up pesan tersebut apakah berasal dari Sena . Ternyata keliru pesan tersebut berasal dari Lidya , buat apa Lidya mengirimi pesan batin Sisca . Dengan segera ia menekan tombol baca pada deretan pesan Lidya .
Lidya : Mbak ada waktu besok malam ? Bila ada waktu bisa kita bertemu di kafe XX , ada yang ingin aku bicarakan dengan mbak Sisca . Kabari aku bila mbak bisa dan jangan mengatakan pada mas Sena . Aku tunggu balasan mbak .
Sisca membaca berulang- ulang pesan dari Lidya , buat apa Lidya ingin bertemu dengannya dan jangan mengatakan pada mas Sena ? Sisca sungguh bingung dengan maksud pesan Lidya . Dengan segala pertimbangan akhirnya Sisca mengiyakan untuk bertemu Lidya , ia penasaran hal apa yang kiranya akan Lidya bahas dengan dirinya tanpa sepengetahuan Sena .
Oke , kita bertemu jam 7 malam ya .
Sisca mengklik pesannya dan terkirim ke Lidya . Sisca menghela nafas pelan , ia harus menyiapkan diri untuk mendengar hal apapun yang ingin Lidya sampaikan .
***
Hari ini Sisca memutuskan untuk masuk ke kantor, selain tanggung jawab terhadap pekerjaannya ia juga mencoba mengalihkan pikirannya tentang pertemuan nanti bersama Lidya . Sena juga telah berpesan bahwa ia tak akan mampir ke kantor melainkan langsung ke tempat event yang kebetulan dekat dengan rs tempat ayahnya dirawat , kemudian setelah pekerjaannya selesai ia akan langsung pergi ke RS ayahnya tanpa kembali ke kantor .
Sisca yang mengetahui Sena tak akan kembali ke kantor lagi menghela nafas lega , nantinya jika ia bertemu Lidya di Kafe XX Sena pasti tak akan mengetahuinya karena jarak kafe ke RS lumayan jauh .Hari ini kebetulan mbak Dian tidak masuk kantor sebab mertuanya jatuh sakit , suaminya baru bisa pulang pekan depan karena itu mbak Dian harus menjaga mertuanya di rumah . Waktu makan siang tiba , Sisca memilih untuk memakan bekal yang ia di pantry selanjutnya ia akan beristirahat di ruangan kecil di dekat mushola berada .
Siang telah berganti sore , Sisca telah menyelesaikan pekerjaannya untuk hari ini . Dengan gerakan pelan Sisca memasukkan semua peralatan yang ia bawa dari rumah , selain itu Sisca menunggu untuk absen pulang belakangan saja sebab tempat absen maupun parkiran motor penuh sesak rekan kerja Sisca lain yang hendak pulang juga .
Setelah dirasa cukup waktu untuk menunggu, Sisca beranjak menuju tempat absen yang terletak di lobby depan. Saat akan menuruni tangga langkah kaki Sisca tak stabil akibat sepatu berhak yang ia pakai hari ini , alhasil ia pun akan terjatuh dari undakan tangga lantai ke dua untung saja sebelum ia sempat terjatuh ada sepasang tangan yang memegangi perutnya dari belakang . Menghalau agar badannya tidak terjatuh ke bawah , Sisca mencium aroma parfum mahal yang tidak kebanyakan orang memakainya . Setelah Sisca menengok matanya berpandangan dengan mata coklat terang milik lelaki berkulit lelaki putih .
" Terpesona heh . " ucap lelaki itu sambil tersenyum tengil .
Sisca yang sadar telah lama memandang wajah lelaki itu sontak menegakkan badannya dengan tumpuan tangannya pada pegangan tangga .
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
RomansaKisah pasang surut perjalanan cinta Naratama Lembayung Sisca dan Pancasena Adiwinata juga dengan tambahan kehadiran Lidya Betari sahabat kecil Sena . Mereka yakin bisa berjalan bersama melewati rintangan dan badai hubungan mereka namun ketika mereka...