Hallo Forget Me Not kembali ...
Terima Kasih bagi yang sudah berkenan membaca cerita pertamaku .
Maaf bila ada tulisan yang typo atau kurang tertata maklum tulisan pertama.
Bagi yang sudah berkenan membaca bisa tinggalkan vote dan komen agar menjadi bentuk dukungan bagi aku dan karyaku.Terima Kasih dan Happy Reading 💜
***
Menatap dedaunan yang berjatuhan menjadi pemandangan yang cukup menyenangkan bagi Sisca . Di bawah pohon rindang di sisi sebelah kantornya , menjadi tempat Sisca memilih menghabiskan waktu istirahatnya .
Kegiatannya diinterupsi dengan suara dering panjang yang berasal dari ponselnya , ia segera mengeluarkan ponselnya yang berada di tas kecil di sampingnya .
Mas Sena calling .......
Ternyata panggilan yang masuk berasal dari Sena , tanpa membuang waktu Sisca menggeser tombol untuk mengangkat panggilan dari Sena .
" Hai ika .. " sapa suara halus milik Sena di ujung sana. Selama ini bila tidak memanggil dengan panggilan sayang , Sena sering memanggil dengan panggilan Ika seperti sekarang ini .
" Haii mas .. gimana udah enakan hari ini ? " tanya Sisca seraya membenarkan rambutnya yang berantakan tertiup angin .
" Udah kok .. kamu tau engga hari ini aku lagi seneng." balas Sena dengan suara yang antusias.
" Ada apa dengan hari ini ? "
" Ibu sayang , ibu merestui hubungan kita . " ucap Sena masih dengan suara antusiasnya . Sisca yang mendengar perkataan Sena seketika langsung kaget, bagaimana bisa ibu Sena ? Memang terakhir ia bertandang ke rumah Sena , bu Dewi amat welcome dengannya namun ia tak menyangka bila secepat ini Bu Dewi merestui hubungan mereka .
" Sayang ... kamu masih disana ? " suara Sena membuyarkan lamunan Sisca .
" Iya mas , ya Tuhan mas aku gatau mau ngomong apalagi . Aku ga nyangka mas , jalan hubungan kita semakin lancar . " jawab Sisca tak kalah antusiasnya.
" Percaya sama aku terus ya dan terus pertahanin hubungan kita . Aku akan terus sama kamu . "
Sisca yang mendengar ucapan manis dari Sena seketika tersenyum, walau Sena tak dapat melihat ia tersenyum namun senyumannya sudah bisa menggambarkan perasaannya kali ini . " Iya mas aku percaya , udah dulu ya mas nanti dilanjut aku mau balik kerja . Waktu istirahat udah hampir habis." Ucap Sisca sambil mengecek waktu di pergelangan tangannya .
" Iya sayang ... ehh tunggu sebentar jangan ditutup dulu, aku mau bilang sesuatu . "
Sisca yang akan menutup panggilan seketika mengurungkan niatnya , " Iya apa mas ? " sambil berjalan kembali ke kantornya ia menunggu jawaban Sena di ujung sana .
" Nanti jam 2 aku mau ketemu sama Lidya , ya mau ngobrol aja . Gapapa kan ? " tanya Sena dengan nada yang hati- hati .
" Iya gapapa mas . Jangan pakai emosi ya nanti . " balas Sisca .
" Aku usahain , oke aku tutup ya see you sayang . "
" See you . " balas Sisca seraya menutup panggilannya bersama Sena . Sisca berharap pertemuan Sena dengan Lidya nantinya bisa mendapatkan jalan tengah untuk penyelesaian masalah mereka bertiga . Sisca merasa sedang berada di lingkaran cinta segitiga namun kali ini ialah pemenangnya.
***
Sena telah bersiap dengan hanya mengenakan kaos dengan celana jeans, serta tak lupa ia memakai jaket untuk luaran karena badannya masih belum fit seratus persen . Sena mematut dirinya di kaca memperlihatkan wajahnya yang masih sedikit pucat , ia memberikan semangat pada dirinya sendiri lagipula ia juga telah mendapat dukungan dari ibunya juga.
Dengan mengendarai pelan laju motornya, Sena telah sampai di kafe tempat pertemuannya dengan Lidya. Setelah memarkirkan motornya pada tempat seharusnya, Sena menghela nafas berat sebentar lalu melangkah mantap berjalan memasuki gedung kafe .Membuka pintu kafe Sena berdiri sejenak memindai satu persatu meja mencari keberadaan Lidya . Namun ekor matanya tak menangkap keberadaan Lidya , akhirnya langkah kakinya mengayun menuju meja di sudut kafe yang masih kosong .
Sena memandang sekeliling kafe yang cukup ramai , meskipun hari ini bukan malam minggu namun banyak muda mudi yang menghabiskan waktu malamnya di kafe yang sekedar mencari wifi gratis untuk menyelesaikan tugas ataupun sekedar menongkrong bersama temannya ." Permisi kak mau pesan apa ? " suara waitress menyapa Sena dengan tersenyum sambil menyodorkan buku menu di tangannya .
Sena mengalihkan pandangannya pada waitress muda ini yang berdiri di sebelahnya , mungkin seumuran dengan adiknya . Ia jadi merindukan adiknya yang baru saja kembali ke tempat perkuliahannya .
" Saya pesan satu jus alpukat saja . " ucap Sena pada waitress yang dibarengi tangannya mengembalikan buku menu tersebut .
" Baik kak , satu jus alpukat . Ditunggu kak terima kasih . " pamit lelaki muda tersebut berjalan menjahui meja Sena .
Kembali mengalihkan pandangannya , kali ini Sena menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya . Waktu sudah berlalu 15 menit dari waktu kesepakatan dengan Lidya , Sena mengetuk ketuk jarinya pada meja pertanda ia merasa bosan . Sena sedikit heran pasalnya selama ini Lidya bukan typikal wanita yang suka datang terlambat dari waktu janjian.
" Permisi pesanananya kak . " ucap waitress tersebut menaruh pesanannya dengan tersenyum kemudian berjalan pergi . Setelah mengucapkan terima kasih , Sena menyedot dengan rakus minuman yang ia pesan . Pandangannya kembali melongok pada jam kali ini jam yang terpasang di dinding kafe .
Minuman Sena telah tersisa setengah , namun ia belum melihat tanda tanda kedatangan Lidya. Berlanjut Sena lalu merogoh saku jaketnya bermaksud untuk mencari ponselnya agar bisa menghubungi Lidya.
Menemukan ponselnya Sena mencari nama Lidya di kontaknya . Menekan tombol panggil namun panggilan pertama tak diangkat , panggilan kedua juga bernasib sama . Sena menaruh kembali ponselnya pada meja di depannya , ia akan menunggu sebentar lagi bila Lidya belum juga sampai Sena memilih untuk pulang saja daripada menunggu sesuatu hal yang tak pasti .
Lidya memanggil .....
Dering suara ponsel yang Sena letakkan di meja berbunyi secara bertahap . Ia lalu mengambil ponselnya dan melihat pemanggil adalah orang yang ditunggunya sedari tadi.
" Hallo Lid , aku udah sampai ini . " sapaan pembuka Sena lontarkan pada Lidya .
" Selamat Siang bapak ini dari RS Mulia ingin memberitahu bahwa pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan . Saya menemukan panggilan tak terjawab adalah nomer bapak , jadi kami berinisiatif menelpon bapak . Kami mohon kedatangannya pak . " Sena terbengong mendengar suara dari seberang sana , baru pertama kali ia dihubungi semacam ini jadi sejenak membuat Sena terdiam tak tau harus menjawab atau bertanya apapun .
" Hallo bapak , bapak mendengar saya ? " tanya suara di seberang lagi , yang Sena prediksi adalah seorang suster.
Sena segera tersadar dari keterdiamannya , " Iya saya segera kesana terima kasih . "
Berdiri dari kursinya Sena segera menuju meja kasir untuk membayar pesanannya . Kemudian ia setengah berlari menuju parkiran untuk mengambil motornya, mengendarai dengan sedikit tergesa menuju rumah sakit tempat Lidya berada .
Meskipun ia sedang dalam fase jengah dengan tingkah Lidya, namun ia sebagai manusia masih mempunyai kepedulian terhadap sesama manusia . Apalagi ini Lidya biar bagaimanpun dia adalah teman masa kecil dirinya juga Seno selama ini.
***Kediri , 16 November 2024
Salam Hangat Semua 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
RomantikKisah pasang surut perjalanan cinta Naratama Lembayung Sisca dan Pancasena Adiwinata juga dengan tambahan kehadiran Lidya Betari sahabat kecil Sena . Mereka yakin bisa berjalan bersama melewati rintangan dan badai hubungan mereka namun ketika mereka...