❳ 19. keburukan takdir [ 02 ]

281 50 18
                                    

𓆩 Change of Two Epoch

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𓆩 Change of Two Epoch. 𓆪

●●●

Makhluk besar itu berdiri dengan langkah goyah, seolah-olah beban tubuhnya terlalu berat untuk ditanggung. Cahaya merah dari matanya memancarkan rasa ancaman, tetapi Arabela melihat sesuatu yang lain, ia melihat kesedihan dan rasa sakit di mata makhluk besar itu.

Jayck mengangkat belatinya, tubuhnya tegang. "Tetap di belakangku, Neris. Aku akan menghabisinya sebelum makhluk ini menyerang kita!"

"Tunggu!" Arabela melangkah maju, menghentikan gerakan Jayck.

"Apa yang kau lakukan? Makhluk ini bisa membunuh kita kapan saja! Kau jangan bodoh Neris Callen!" Jayck mendesis, matanya melotot marah.

"Berisik bodoh! Dia tidak akan menyerang!" jawab Arabela tegas, tatapannya tidak lepas dari makhluk itu.

la bisa merasakan sesuatu melalui liontinnya seperti resonansi rasa sakit yang terpancar dari tubuh makhluk itu.

"Dia terluka jayck."

Jayck mendengus, tetapi ia memperhatikan lebih saksama. Memang benar, tubuh makhluk itu dipenuhi luka yang tampak seperti bekas bakar, dan napasnya terdengar berat. Darah gelap mengalir dari salah satu kakinya yang gemetar.

"Kau pikir kita dimana?! Dia bisa saja berpura-pura!" Jayck bersikeras, dan nada suaranya mulai khawatir dengan keselamatan Arabela.

Arabela menggeleng. "Tidak ada makhluk yang berpura-pura menanggung rasa sakit seperti ini."

la berjalan perlahan mendekati makhluk itu, tangannya terulur meskipun Jayck mencoba menahannya. "Kau bodoh ya?! Kau akan terbunuh disini Neris!"

"Tutup mulutmu dan berhenti mengataiku bodoh! Diam dan lihat saja Jayck!" balas Arabela sambil menatap Jayck tajam.

Jayck diam. Dia sebenarnya merasa bertanggung jawab pada Arabela, karena ia masih kecil dan tingginya baru sebatas pusarnya.

'Dasar bocah ini!' Batin Jayck kesal karena keras kepala Arabela.

Arabela mengulurkan tangannya, liontin di lehernya bersinar lembut, cahaya biru keemasan menyelimuti makhluk besar itu, dan menyembuhkan lukanya.

Itu adalah kekuatan yang baru saja di terimanya, sihir penyembuh.

Makhluk itu menggeram pelan ketika Arabela mendekat, tetapi tidak bergerak mundur atau menunjukkan tanda-tanda menyerang. Sebaliknya, mata merahnya yang garang perlahan berubah redup, seperti kehilangan kekuatan.

"Merasa lebih baik?" bisik Arabela dengan suara lembut.

la mengulurkan tangan lebih dekat, dan makhluk itu tidak lagi menggeram. Sebaliknya, ia menundukkan kepalanya sedikit, seolah-olah menerima pendekatan Arabela.

Jayck, yang masih memegang belatinya, mendesah frustrasi. "Kau benar-benar gila.... kalau makhluk itu menyerang, aku tidak akan ragu membunuhnya."

Arabela mengabaikannya. Dengan hati-hati, ia menyentuh salah satu luka di tubuh makhluk itu. Seketika, liontinnya bersinar lebih terang, dan energi hangat mengalir dari tangannya ke makhluk tersebut. Luka-luka itu perlahan mulai menutup, meskipun tidak sepenuhnya sembuh.

COTE • Nemoros D'rakestoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang