❳ 30. Pesta perjamuan Artrix.

355 46 5
                                    

𓆩 Change of Two Epoch. 𓆪

●●●

Di dalam istana Artrix, hiruk-pikuk persiapan untuk pesta perjamuan membuat suasana begitu sibuk. Pelayan-pelayan istana berlarian dengan kain, lilin, dan berbagai hiasan di tangan mereka.

Para koki berkumpul di dapur, mencicipi dan memodifikasi resep demi memastikan bahwa hidangan yang disajikan akan meninggalkan kesan mendalam bagi para tamu.

Arabela berdiri di tengah aula utama, memantau setiap detail. Ia mengenakan gaun sederhana, dengan mahkotanya yang seakan menyala karena warna merahnya.

Guardzlo masuk dengan langkah tegas, membawa laporan terbaru. "Yang Mulia, pasukan keamanan telah tersebar di sekitar istana. Hamba juga telah mengatur mata-mata untuk memantau aktivitas para tamu begitu mereka tiba."

Arabela mengangguk, matanya fokus pada daftar tamu yang dipegangnya. "Bagus. Pastikan tidak ada satu pun sudut istana yang luput dari pengawasan."

Di dapur, para koki sibuk mengolah berbagai bahan dari hasil panen pertama. Aroma rempah dan daging panggang memenuhi udara. Kepala koki, seorang pria tua dengan rambut abu-abu, berdiri di tengah mereka, memberikan instruksi dengan suara lantang.

Di luar istana, rakyat Valandor juga merasakan dampak persiapan perjamuan. Jalan-jalan utama dihias dengan bendera Artrix, dan para pedagang sibuk menyiapkan barang-barang mereka untuk dijual kepada para tamu yang datang dari kerajaan tetangga.

"Guardzlo," panggil Arabela tegas, "apakah pasukan penjaga juga telah menyebar di setiap titik masuk Valandor?"

"Sudah, Yang Mulia. Namun, ada laporan bahwa beberapa kelompok pedagang dari Quillara membawa lebih banyak barang daripada yang dinyatakan dalam daftar mereka. Saya curiga mereka mencoba menyelundupkan sesuatu."

Arabela menyipitkan mata. "Periksa mereka dengan ketat. Tidak ada satu pun yang boleh lolos dari pengawasan kita."

"Kita juga harus berhati-hati dengan kerajaan Galespire yang mulia. Mereka dikenal suka menyelipkan mata-mata di antara delegasi mereka." ujar Guardzlo.

Arabela tersenyum tipis. "Itu sudah kuduga. Maka dari itu, aku sudah menyiapkan seseorang untuk memantau mereka lebih dekat. Pastikan para pelayan yang bertugas di sekitar tamu Galespire adalah orang-orang kita yang paling setia."

Ia memanggil salah seorang kepala pelayan, yang sedang sibuk dengan bunga hias ditangannya.

"Kau, pastikan bahwa setiap makanan dan minuman yang disajikan diperiksa terlebih dahulu oleh penjaga istana. Aku tidak ingin ada kejutan buruk."

Pelayan itu menunduk hormat. "Tentu, Yang Mulia. Kami akan memastikan semuanya aman."

Saat malam tiba, Arabela kembali ke istana dan mendapati Rhaego sedang beristirahat di taman belakang. Naga itu membuka matanya yang berkilauan ketika Arabela mendekat.

"Manusia sangat sibuk dengan perayaan mereka," gumam Rhaego, suaranya seperti gemuruh.

"Mereka membutuhkan alasan untuk merayakan kemenangan," jawab Arabela sambil duduk di sampingnya. "Dan aku membutuhkan alasan untuk memastikan mereka tahu siapa yang memimpin perayaan ini."

Rhaego tersenyum kecil, seolah menyetujui kata-kata Arabela. "Ingatlah, tak semua tamu yang datang membawa niat baik. Jangan lengah."

Arabela memandang jauh ke langit malam yang bertabur bintang. "Aku tidak akan lengah, Rhaego. Sebab mereka yang mengancam kedamaian Artrix tidak akan kubiarkan pergi tanpa balasan."

Malam itu, ia kembali ke ruangan Conclave- nya, menyusun strategi untuk memastikan bahwa perjamuan tidak hanya menjadi simbol kebangkitan Artrix, tetapi juga peringatan bagi siapa pun yang berniat buruk terhadap kerajaannya.

COTE • Nemoros D'rakestoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang