Happy reading....
..
.
.
.
.
.
.
Pagi datang dengan cepat, cahaya matahari bersinar malu-malu di ufuk timur. Cahaya jingga membias di langit, beberapa pancaran cahayanya memberi kehangatan pada dedaunan yang basah karena embun.
Di sebuah kamar, tampak dua sejoli tertidur di balik selimut. Saling mencari kehangatan di pagi yang terasa dingin, tubuh mereka merapat. Sang pria tampak memeluk posesif pinggang sang istri, sementara itu sang istri bergelung nyaman dalam kehangatan yang ditawarkan oleh sang suami.
"Ugh." Namun tampaknya sang matahari cemburu pada si pria yang memberikan kehangatan pada si musim semi, ia membuat dirinya semakin panas dan terang, mau tak mau si gadis itu akhirnya terbangun.
Sakura mengerutkan keningnya dengan malas ia membuka matanya, dan ketika ia melakukannya pemandangan dada telanjang Neji terpantul di matanya. "Neji ...?" desahnya dengan suara serak khas bangun tidur.
Mendengar suara halus nan serak itu, Neji tak bisa untuk tetap tidur. Ia terbangun dan menatap Sakura yang ada di sisinya. "Sakura, kau sudah bangun?" tanyanya pelan sambil duduk, selimut yang ia pakai turun hingga pinggangnya, menapakkan tubuh atasnya yang sempurna.
Sakura mengangguk malu-malu, entah karena melihat Neji dalam kondisi bangun tidur atau karena mengingat kejadian tadi malam. Sakura segera menaikan selimut hingga menutupi setengah wajahnya.
Melihat reaksi Sakura seperti itu Neji jadi khawatir. "Kau baik-baik saja? Apakah aku terlalu keras padamu semalam?" tanyanya perhatian.
Namun Sakura hanya menggeleng kecil. "Aku baik-baik saja." Jujur saja memang agak sakit, tapi sungguh Sakura baik-baik saja. Melewati pengalaman luar biasa semalam adalah hal yang mendebarkan, dan sekarang ia merasa malu.
"Baguslah, kalau begitu ayo kita bersiap-siap. Kita akan sarapan bersama Hiashi-sama lalu pindah ke rumah baru kita." Neji melebarkan senyumnya lalu mengusap pucuk kepala Sakura dengan sayang.
Ah, interaksi pagi yang cukup manis.
~~~
"Jadi ini rumah kita?"
Sakura dan Neji berdiri di depan sebuah rumah bergaya tradisional, rumah itu tak terlalu besar namun tak terlalu kecil juga, cukuplah untuk pasangan suami istri yang baru saja menikah.
Rumah itu dicat dengan warna coklat dan putih, menambah kesan minimalis pada rumah itu. Sementara itu ada teras kecil di yang tersambung dengan anak tangga.
Halamannya juga bersih, seolah-olah baru saja dibersihkan, tak ada rumput yang mengganggu. Selain itu di sudut halaman ada pohon yang berfungsi sebagai peneduh dari sinar matahari pagi ini, memberikan suasana sejuk dan alami.
Secara keseluruhan, Sakura menyukai rumah ini.
"Ya, ini rumah baru kita. Kau menyukainya?" tanya Neji pada Sakura, ia ingin tahu bagaimana pendapat Sakura tentang rumah mereka yang masih berada dalam komplek perumahan Hyuga ini. Ia ingin Sakura merasa nyaman.
Sakura mengangguk antusias, menampakkan jika ia menyukainya. "Ya, ini bagus. Ayo kita lihat ke dalamnya," ajak Sakura tak sabar.
"Masuklah lebih dulu, aku harus membawa barang-barang ini terlebih dahulu." Neji menunjuk pada barang-barang yang harus mereka masukan ke dalam, memang tak banyak hanya pakaian mereka saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers of Spring ✓END [NejiSaku Fanfiction]
Fanfiction•NejiSaku Fanfiction by AiniRhee •COMPLETED IN WATTPAD ~~ Ketika perang dunia Shinobi ke empat berakhir, Neji tak meninggal dunia. Ia masih hidup namun sekarat, berhasil diselamatkan oleh Sakura meskipun berakhir koma selama dua tahun lamanya. Dan...