Chapter 22

571 65 11
                                    

Happy reading...
.

.

.

.

.

Sakura duduk di sisi Neji yang terbaring di atas kasur, lututnya ia lipat sementara tangannya memeluk kakinya. Mata Sakura terpaku pada Neji, situasi ini membuat dari deja vu pada hari-harinya ketika merawat Neji yang koma.

Ia sudah memeriksa keadaan Neji, tak ada yang serius. Tapi Sakura masih mencari alasan kenapa Neji mendadak pingsan di kamar ini, dan ia bisa tahu ketika Neji sudah bangun nanti. Ia akan bertanya beberapa hal.

"Neji-san kau sudah bangun?!"

Melihat kelopak mata Neji yang perlahan terbuka membuat Sakura sontak mengikis jarak dengan suaminya itu. Rasa lega menghampirinya ketika Neji kini menatap ke arahnya.

"Sakura?" ujar Neji dengan suara serak, ia berusaha untuk duduk dan Sakura dengan sigap segera membantunya.

"Tunggu, minumlah ini dulu." Sakura mengambil air putih yang telah ia siapkan, ia memberikannya pada Neji. "Minum perlahan," kata Sakura.

Sembari Neji minum Sakura menunggu, matanya tak lepas dari gerakan Neji. Dari pria itu minum hingga air di gelas itu habis. Ketika gelas itu kosong, Sakura segera mengambil gelas itu kembali.

"Neji-san, apa yang terjadi padamu? Apakah kau merasa sakit di dadamu lagi?" tanya Sakura dengan raut wajah sedih, ia pikir Neji telah sembuh soal itu.

Neji tampak berpikir sambil menyentuh kepalanya, ia menatap Sakura ragu-ragu. Setelah beberapa detik terdiam Neji tampak menghela nafas kecil. "Tidak,  dadaku baik-baik saja," ucapnya tanpa memandang ke arah Sakura.

"Neji-san kau yakin? Lalu kenapa kau bisa pingsan? Apakah kepalamu pusing?" Sakura tak puas mendengar jawaban singkat dari Neji.

"Sungguh aku baik-baik saja, bisakah kau meninggalkanku sendirian? Aku ingin istirahat," ujar Neji lagi.

Mulut Sakura terbuka mendengar ucapan Neji, entah kenapa suara Neji terasa lebih dingin dari biasanya. Bahkan Neji juga tak memandang dirinya. Sakura mengigit bibir ada rasa sedih ketika Neji menolaknya seperti ini. "K-kalau begitu istirahatlah, jika kau butuh sesuatu panggilkan saja aku. Aku ada di kamar sebelah."

Setelah mengatakan itu Sakura segera bangkit lalu keluar dari kamar itu dengan perasaan campur aduk. Ia tutup pintu lalu memandang pintu itu resah.

"Neji-san, ada apa sebenarnya denganmu?'

Ini adalah hari pertamanya sebagai istri, tapi kenapa Neji mendadak berubah seperti ini?

~~~

Langit yang tadinya terang kini berubah menjadi gelap gulita, tak ada bintang atau bulan yang menghiasi langit. Hanya ada rintik hujan yang diturunkan oleh kegelapan.

Sakura dan Neji kini duduk di ruang makan, bersama, berhadapan. Sakura sudah memasak makan malam dan ia memanggil Neji untuk makan bersamanya. Ia pikir Neji akan menolak, tapi syukurnya Neji mau makan dengannya.

Sesekali Sakura mencuri pandang pada Neji, tapi Neji tetap makan dalam diam. Fokus kepada makanannya, menyuap nasi dan lauk yang sakura masak.

Sakura berdehem kecil. "Neji-san, bagaimana rasa masakanku?" tanya Sakura sambil tersenyum. Ia ingin tahu penilaian Neji tentang makanan yang ia buat, apakah ini masakan pertamanya sebagai istri dari Neji.

"Enak." Neji menjawab singkat, bahkan ketika ia mengatakannya Neji tak memandang ke arahnya.

Senyum Sakura pudar mendengarnya, ia menunduk dan melanjutkan makannya. Aneh, ia senang Neji memuji masakannya tapi di sisi lain ia merindukan senyuman Neji.

Whispers of Spring ✓END  [NejiSaku Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang