Happy reading..
.
.
.
.
.
Dalam sebuah kamar yang bergaya tradisional, seorang pemuda berambut panjang terbaring di atas futon. Matanya terpejam, wajahnya tampak pucat, sehelai selimut menutupi tubuhnya yang kurus. Entah sampai kapan ia terbaring seperti ini, tapi itu bukan karena ia sedang tidur.
Dia sedang koma.
Bunyi hujan di sore hari menambah kesan sepi dan dingin di dalam ruangan itu meski tampak seorang gadis merah muda yang duduk di sana sambil mencatat sesuatu di kertas laporan medisnya.
"Hahh."
Haruno Sakura, si gadis merah muda menghela nafas. Ia melirik pemuda yang terbaring koma di depannya. Hyuga Neji, yang sudah koma sejak 2 tahun yang lalu. "Kapan kau akan bangun? Neji-san?" ujar Sakura. "Apakah kau betah terbaring seperti itu?" tambahnya lagi.
Yah, ini sudah 2 tahun berlalu sejak perang berakhir. Sudah 2 tahun juga Hyuga Neji tak bangun dari tidur panjangnya. Sakura jadi teringat ketika perang berakhir, orang-orang mulai mengumpulkan pahlawan yang gugur namun alangkah terkejutnya mereka ketika mengetahui Neji masih hidup dan bernafas.
Saat itu Neji sekarat.
Dan Sakura berusaha keras menyelamatkannya. Itu berhasil meski Neji terbaring koma sampai sekarang. Setidaknya ada sedikit harapan.
"Tapi aku yakin, kau akan segera bangun," kata Sakura sambil tersenyum kecil, kemudian dengan lancang tangan Sakura terulur untuk meraih helaian coklat milik Hyuga Neji yang berserakan di atas bantal. "Ngomong-ngomong rambutmu semakin panjang."
Selama dua tahun ini, Sakuralah yang merawat Neji. Ia harus bolak-balik dari rumahnya-rumah sakit-kediaman Hyuga untuk memeriksa Neji setiap harinya. Hiashi, sebagai ketua klan Hyuga yang meminta langsung padanya jadi Sakura tak bisa menolak. Lagipula Naruto dan Hinata juga mempercayai Sakura untuk merawat Neji.
Kemudian Sakura menghela nafas. Lagi. Ia menyadarkan bahunya pada dinding kayu di sampingnya lalu menatap rintik hujan yang jatuh ke tanah melalui jendela. Tanah di luar tampak basah, dingin, dan menguarkan bau hujan yang khas.
Suasana seperti ini, membuatnya mendadak teringat dengan Sasuke.
Perlahan namun pasti setitik air mata mengalir di pipinya saat kenangan tentang Sasuke melanda dengan kekuatan yang sama seperti hujan yang membasahi tanah. Satu tetes air mata itu berubah menjadi tetesan yang lebih banyak di susul dengan isak tangis. "Sasuke-kun, aku merindukanmu."
Ya, Sakura merindukan Sasuke, cintanya yang telah meninggal dua tahun yang lalu.
Sakura masih terisak, di samping Neji yang terbaring koma. Entah sudah berapa sering Sakura melakukan ini, menangis memikirkan Sasuke di sisi Neji. Neji adalah saksi bisu Sakura menangis meratapi kematian Sasuke. Tak terhitung.
Di sini tenang, Sakura jadi bisa melampiaskan rasa sedih dan rindunya pada Sasuke di sini.
Setelah beberapa menit menangisi Sasuke, Sakura mulai tenang. Ia mengusap wajahnya yang basah karena air matanya dengan tangan lalu melirik Neji yang masih terbaring seperti biasa. "Neji-san, kau harus segera bangun. Ada banyak orang yang menunggumu untuk bangun. Jangan tinggalkan mereka karena ditinggalkan oleh orang yang disayangi itu sangat menyakitkan."
Kemudian Sakura bangkit dengan catatan medis Neji di tangannya. Ia harus melaporkannya pada ketua klan Hyuga, Hiashi-sama.
Ia menatap Neji sekali lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/371931239-288-k879882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers of Spring ✓END [NejiSaku Fanfiction]
Fanfic•NejiSaku Fanfiction •COMPLETED IN WATTPAD ~~ Ketika perang dunia Shinobi ke empat berakhir, Neji tak meninggal dunia. Ia masih hidup namun sekarat, berhasil diselamatkan oleh Sakura meskipun berakhir koma selama dua tahun lamanya. Dan setelah dua...