Chapter 3

1.1K 156 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.
.

.

"Bisakah kalian keluar terlebih dahulu, aku akan memeriksa Neji." Sakura menatap Naruto dan Hinata lalu kembali mengalihkan pandanganya pada Neji, sekarang Neji benar-benar tampak tak nyaman dengan kehadiran Naruto dan Hinata di sini.

Hinata meski ia masih terkejut, tapi akhirnya ia berdiri juga dari sana bersama Naruto. Ia memandang Sakura dan Neji bergantian lalu mengangguk. "Kami akan tunggu di luar," kata Hinata dengan nada sedih. Sedih ketika kakaknya tak mengenalinya lagi.

"Tolong, ya, Sakura-chan."

Kini hanya tinggal Sakura dan Neji di sini, segera Sakura menatap Neji dan menarik tangannya dari bahu pemuda yang terus memandangnya lekat sejak tadi. Raut wajah Neji tampak tak suka ketika Sakura menjauh darinya untuk mengambil kertas.

"Neji-san, apakah kau ingat sesuatu?" tanya Sakura. Ia berdiri di depan Neji dengan jarak dua meter sembari memegangi papan, kertas, dan pena. Ia akan mencatat apapun pengakuan Neji.

"Kenapa kau menjauh?" Neji malah balik bertanya, raut tak suka ia tampilkan terbukti dari keningnya yang berkerut memandang gadis musim semi itu.

Sakura terkejut oleh reaksi tiba-tiba Neji. "Maaf?" balasnya, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

"Jangan menjauh!" seru Neji. "Kenapa kau selalu ingin menghindar dariku?!" sentak Neji. Neji memegang kepalanya, mencoba menenangkan diri di tengah gejolak perasaannya yang kacau. Perlahan, bayangan samar mulai muncul di benaknya.

Di dalam kegelapan malam, ia melihat seorang gadis merah muda, duduk di atas akar pohon. Menangis terisak dengan suara tangis yang memenuhi udara, menyayat hati dengan nada yang begitu menyakitkan.

Neji merasakan getaran emosional yang terdalam, ingin mendekati gadis itu untuk menawarkan dukungan, namun sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, gadis itu lenyap seperti kabut di angin malam.

Bentakan Neji membuat Sakura terkejut, tapi ia memutuskan untuk mendekati Neji meski perkataan tak masuk akal dari Neji sedikit membingungkannya. Mungkin ia harus pelan-pelan.

Untuk saat ini, ikuti saja perkataan Neji.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sakura pada Neji yang memegangi kepalanya.

Neji menggeleng. "Kepalaku sakit."

Dengan cepat Sakura mengarahkan tangannya pada kepala Neji, mengalirkan chakra di sana. Mencoba meringankan sakit kepala pemuda bermata perak itu dan benar saja Neji menjadi lebih rileks beberapa saat kemudian. "Lebih baik?" tanyanya.

Neji mengangguk pelan dengan kontak mata yang tak putus untuk memandang Sakura.

Sakura menoreh senyum kecil lalu memutuskan untuk duduk di kursi di sisi ranjang Neji. "Jadi, apakah aku bisa bertanya beberapa hal padamu?"

Whispers of Spring ✓END  [NejiSaku Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang