pagi ini aku sudah di depan rumah kalana untuk menjemputnya.
aku melihat dari mobil pria yang kini dekat dengan ku sedang menyapu halaman rumah nya.
kalana menyapu sambil menggunakan seragam sekolah sebelum berangkat.aku sengaja datang diam diam dan belum mengabari nya jika aku akan menjemput nya untuk berangkat bersama.
aku turun dari mobil dan berlari ke arah kalana yang sudah menyambut ku dengan pelukan hangat seolah status kita sudah jelas.
' kamu mendadak sekali mengabari ku , untung saja aku belum jalan ' ucapnya
aku duduk di kursi pengemudi namun kalana menyuruh ku untuk tidak menyetir mobil, akh sikap dia semakin mirip dengan jaezan 🙁.
kalana tak mengizinkan ku untuk menyetir mobil persis sekali seperti jaezan.
" kamu bawa bekal apa ?" tanyaku
' buka dan makan lah , itu aku masak memang untuk kamu ' jawab nya
aku membuka kotak bekal berwarna putih tersebut di saat kalana tengah fokus menyetir.
bekal yang berisi sayur capcay , tempe balado dan ayam suwir balado sangat enak sekali.
" aku makan ya ?" izin ku
' makan sayang ' jawab nya sambil tersenyum dan mengusap rambut ku
jika tuhan memisahkan ku dengan jaezan hanya karena sebuah restu ibu jaezan sepertinya tidak mungkin, mungkin saja karena tuhan sudah berencana untuk membuatku dan kalana lebih dari sekedar teman.
•••
aku dan kalana masuk melewati jaezan yang berjaga pagi di depan gerbang.
aku tau sakit sekali harus berpapasan dengan seseorang yang pernah bahkan akan abadi mencintai nya.
tuhan , hati jaezan itu terbuat dari apa ? mengapa pria itu masih kuat untuk tersenyum bahkan menyapa ku dan kalana.
" lengkap semua ya zan " ucapku
" siap ibu duta " jawab nya
aku menunggu kalana yang tengah di periksa atribut oleh jaezan, bisa ku lihat jaezan begitu tulus memberikan senyuman paginya pada kalana bahkan jaezan menanyakan apa kalana sudah mengingatkan aku untuk sarapan pagi.
' jaezan itu pria yang sangat baik , aku sangat tidak enak padanya. aku seperti merebut kebahagiaan dia yaitu kamu ' ucapan kalana membuat langkah kaki ku berhenti dan mataku kembali berbinar binar karena air mata.
hatiku jujur juga sesak merasakan ini semua tapi mau bagaimana, penghalang kami adalah surga jaezan al fatih.
kalana mengusap pipiku yang sudah banjir air mata.
' kamu masih mencintai jaezan dan aku mengetahui itu kaluna '
' kembalilah pada kebahagiaan mu , soal perasaan ku biarkan menjadi tanggungjawab ku. aku sangat tau seberapa besar cinta mu pada jaezan namun kamu berpura pura seolah kamu tidak mencintainya itu akan sakit kaluna putri hidayat ' ucap kalana yang lalu membawaku ke dalam pelukannya.
kini aku dan kalana hanya sama sama diam di kelas yang masih sepi.
jadi jaezan sakit , jadi kalana juga sakit tapi aku juga sakit, disini semuanya sakit.
aku membuka galery foto dimana masih tersusun banyak memory foto ku dan jaezan.
" aku juga sakit zan " batin ku
•••
aku dan kalana tak langsung pulang tapi kalana mengajak ku untuk bermain di rumah nya.
aku tak menyangka rumah kalana benar benar seperti bangunan belanda jadul yang sangat klasik dan menarik.
rumahnya terlihat kecil dari depan namun ketika masuk ke dalam ada sebuah taman yang luas.
" wah gila bagus banget " ucap ku yang takjub
ditaman rumah kalana ada dua buah ayunan dan bahkan ada balai yang membuat ku semakin nyaman dan menyukai rumah kalana.
di saat aku sedang bermain , ternyata kalana sibuk masak untuk ku.
' ayo makan dulu , kamu nanti sakit jika telat makan ' ajak nya di saat aku tengah seru serunya main ayunan
" kala jadikan pacaran sama aku ?" tanya ku hingga membuatnya tersedak
' kamu serius ingin berpacaran dengan ku ?' tanya nya seolah tak percaya
" kamu kira aku main main " jawab ku
' jangan dengan ku karena kamu akan banyak sakit nya ' ucap nya
" sakitnya kita sembuh in sama sama kal " sambung ku
' jika kamu menjadi pacarku aku akan minta tuhan untuk memanjangkan umurku ' ujarnya
jujur aku tak paham " memanjangkan umur " memang kalana umurnya pendek ? tapi yasudah lah.
kini hubungan kami resmi berstatus pacaran.
jika kalian bertanya kenapa aku bisa move on dari jaezan kalian salah.
aku menerima kalana karena aku tau dia tulus meskipun kalana tahu bahwa aku masih belum bisa mencintai nya tapi aku bilang pada kalana bahwa aku akan berusaha pelan pelan untuk mencintai nya.
hari ini aku dan kalana benar benar menghabis kan waktu bersama , dari mulai bermain piano berbicara tentang masa depan kami padahal baru saja beberapa jam lalu kami meresmikan hubungan ini.
tapi di balik semua ini ada satu keganjalan yang aku rasakan pada kalana namun aku tahu bukan waktu yang tepat untuk menanyakan hal ini itu sebabnya aku tak ingin menanyakan terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR KALANA
Teen Fiction• pasal dua ayat dua di buku dairy kalana : - punya mimpi memang harus di wujudkan dan diiringi dengan usaha tapi TAHU DIRI itu harus. • pasal dua ayat tiga di buku dairy kalana : - tolong cintai kaluna sampai akhir hayat dan jangan mengkhianati nya...