19. jujur

62 12 1
                                    

chan dan seungmin pergi kerja seperti biasanya, menjalani hari hari seperti yang mereka lakukan semenjak awal kenal. tidak terasa mereka sudah mengenal cukup lama.

mengenal cukup lama pastinya pernah terjadi suatu masalah, namun mereka tentu sudah berpikir dewasa. jadi mereka bisa memahami satu sama lain dan saling menerima pendapat.

chan yang merasa semakin hari ia rasanya semakin dekat dengan seungmin, begitu pun sebaliknya. namun dibalik kata dekat tersebut, mereka tak memiliki status yang jelas.

tentu rasa cinta yang dimiliki chan kepada seungmin sangat besar, ia pernah hampir ingin melamar seungmin. namun ia pikir pikir lagi, ia masih memikirkan restu orang tua, kemauan seungmin, dan itu harus dipersiapkan secara matang.

mungkin pada tahap ini ia akan berbicara dengan kedua orang tuanya terlebih dahulu, apakah mereka setuju dengan apa yang disampaikan oleh chan.

maka dari itu, pada siang hari ia pulang kerja dan ayahnya mengajak dirinya untuk pergi mancing. sudah lama mereka tidak mancing, mungkin terakhir kali mereka mancing berdua saat chan masih SMP.

"chan ntar sore mancing yuk, udah lama ga mancing"

"tiba tiba banget pa? pancingan di gudang kayanya masi bagus si"

"jelas bagus itumah, pancingan jaman majapahit bukan kaleng kaleng chan" chan hanya tertawa mendengar respon ayahnya yang terdengar lucu.

"chan tidur dulu deh, ntar sore bangunin ya" ayahnya mengangguk dan lanjut memainkan ponselnya. ibu chan? ia pergi bersama seungmin, ia ingin sekali bekerja membuka cafe bakery. namun suaminya tak memberi restu dan istri hanya menurut.

saat sore tiba mereka berdua pun benar benar memutuskan untuk pergi memancing di tempat dulu yang pernah ia kunjungi.

dan ternyata tempat tersebut masih sama namun hanya ada beberapa perbedaan, memang tidak seramai dulu namun kenangan masih terasa hingga sekarang.

mereka pun duduk dan memasang umpan, lalu mereka menunggu ikan untuk memakan umpan yang telah dipasang. selagi menunggu umpan dimakan, chan menghela nafas dan mencoba meyakinkan dirinya.

"emm pa" chan sudah memutuskan untuk memberitahu kepada ayahnya, mungkin inilah saat yang tepat.

"apa chan"

"pa, gimana kalau aku bilang aku suka cowok?" ayahnya yang tadinya tersenyum tipis kini sudah tak terukir garis bibir diwajahnya. kejadian hening sejenak, ayah chan pun menghela nafas.

"chan.. kamu udah nemuin orang yang kamu suka?" chan perlahan mengangguk, ayah chan hanya bisa tersenyum dan menatap langit yang sudah mulai berwarna jingga.

"saat kamu ucapin kalimat itu, papa kaget sih. ga nyangka aja, tapi papa bukan orang yang suka memaksa anak, selagi kamu bahagia papa ga masalah. asal itu bisa jadi sesuatu yang baik buat kamu dan kamu yakin dengan itu"

chan tersenyum, ia sudah berpikir bahwa ini tidak akan berjalan seperti yang ia pikirkan, namun ternyata jawaban ayahnya membuat hatinya tenang.

"makasi pa" chan memeluk ayahnya dengan erat, begitupun ayahnya. chan merupakan anak satu-satunya, dan cinta yang ia peruntukan seseorang adalah hak nya. ayahnya harus mencoba percaya dan yakin pada anaknya.

tak lama kemudian pancingan chan mulai bergerak-gerak, chan dengan reflek langsung mengulur ulur pancingan tersebut dan tak lama kemudian ia mendapatkan ikan nila dengan ukuran cukup besar.

ayah chan pun tertawa melihat anaknya yang berhasil mendapatkan ikan yang lumayan ukurannya. setelah mendapat ikan mereka pun memutuskan untuk kembali kerumah karena sudah hampir larut.

- 🥖🥖

mereka tiba dirumah jam 6 lewat, dan melihat kondisi rumah masih kosong. chan pun memberikan pesan kepada seungmin hasil tangkapan bersama ayahnya.

seungmin yang dikirimi pesan tertawa bersama ibunya chan, mereka memutuskan untuk pulang tak terlalu malam, karena yang dirumah pasti sudah meronta ingin makan.

mereka membersihkan ikan tersebut agar tidak berbau dan enak saat disantap, seperti biasa, bagian dapur adalah bagian seungmin dan ibu chan. sedangkan chan dan ayahnya tinggal menunggu saja.

mereka pun menyantap ikan yang kini sudah siap didepan mata, dimeja makan tentu dipenuhi pembicaraan yang bercabang cabang. setelah selesai makan, mereka kembali ke kamar masing masing untuk beristirahat.

sedangkan dikamar ayah dan ibu chan, ayah chan menyampaikan apa yang chan katakan tadi sore.

"mah, kalo si chan udah nemuin jodoh gimana?"

"bagus dong"

"tapi cowok mah" mendengar itu ibu chan berhenti sejenak dan berdiam, ayah chan meneguk ludahnya, apakah ini bukan saat yang tempat untuk berbicara.

"selagi chan bahagia gapapa, cinta urusan dia. mungkin ini saatnya chan bahagia dengan berbagi cintanya kepada orang yang ia sukai" mendengar itu ayah chan menghela nafas dan tersenyum, beruntunglah orang tua chan bukan orang tua yang selalu melarang anaknya.

dan cepat atau lambat chan akan melamar orang yang ia cintai, masalah tolak atau tidaknya chan memikirkan itu belakangan, asalkan ia sudah berani menyatakan cinta nya secara sungguhan.

— 🥖🥖

mendekati end, hehe.. udah ngga rame ending kan ajaaa.

mas-mas ; chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang