BAB 17

258 48 11
                                    

Gedung pencakar langit itu menjulang megah di hadapan Heeseung, memancarkan aura elegan dan prestisius dari setiap sudut kacanya yang berkilauan diterpa sinar matahari. Heeseung melangkah dengan tenang menuju pintu masuk utama sambil menenteng sebuah paperbag coklat di tangannya, sementara Sunoo yang berada di sisinya berjalan dengan langkah ringan setelah memastikan mobilnya terkunci.

Pintu kaca besar itu terbuka otomatis ketika mereka mendekat. Para satpam yang berjaga di depan pintu langsung memberikan salam hormat dengan membungkukkan badan, diikuti oleh beberapa karyawan yang kebetulan berada di lobi. Mereka semua mengenali Heeseung sebagai putra dari Lee Hyun Jae, presiden utama perusahaan ini, serta istri dari Jake Shim, CEO yang kini memimpin perusahaan atas permintaan langsung dari ayah Heeseung setelah mereka menikah.

"Aku akan menunggu di sini. Kau saja yang masuk dan berikan itu ke Jake," ucap Sunoo santai sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Heeseung mengangguk pelan sebelum berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai paling atas, di mana ruang kerja Jake berada.

Sementara itu, saat Sunoo hendak berbalik untuk menuju sofa di lobi, tubuhnya tanpa sengaja menabrak seseorang yang juga sedang berjalan dari arah berlawanan. "Akh! Maafkan saya, saya tidak sengaja," ucap lelaki itu terburu-buru sambil membungkukkan tubuhnya penuh penyesalan.

Sunoo segera menggelengkan kepala dan tersenyum ramah. "Tidak masalah, ini salahku juga. Aku terlalu fokus pada ponselku," jawab Sunoo dengan nada ringan yang membuat lelaki itu terlihat lega.

Lelaki itu mengangguk, tampak sedikit malu. "Baiklah," katanya, hendak melanjutkan langkahnya. Namun, sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, Sunoo memanggilnya lagi.

"Sunghoon... kan?" tanya Sunoo tiba-tiba, membuat lelaki itu terkejut dan berbalik dengan mata terbelalak.

"Bagaimana Anda tahu nama saya?" tanyanya penuh kebingungan, namun Sunoo hanya menunjuk tanda pengenal yang tergantung di leher Sunghoon dengan dagunya sambil tersenyum tipis.

"Aku membacanya dari tanda pengenalmu," jawab Sunoo sambil menahan tawa kecil, membuat Sunghoon merasa sedikit malu.

"Ah, benar..." gumam Sunghoon, tampak kikuk.

Sunoo kemudian menatapnya sejenak sebelum bertanya, "Sunghoon, apakah kamu sibuk sekarang?"

Sunghoon terlihat sedikit bingung, tetapi kemudian menjawab dengan menggelengkan kepala. "Tidak, sebenarnya saya akan ke kafetaria. Sebentar lagi jam makan siang," ucapnya jujur.

Sunoo tersenyum lebar mendengar jawabannya. "Bagus! Kalau begitu, ayo kita makan siang bersama. Tunjukkan di mana kafetaria itu."

Sunghoon terdiam sebentar, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Anda ingin makan siang dengan saya?" gumamnya lebih kepada dirinya sendiri.

Sunoo tertawa kecil dan menepuk bahu Sunghoon dengan ringan. "Tentu saja, kenapa tidak? Aku tidak kenal siapa pun di sini, dan lagi, kau tidak perlu terlalu formal begitu padaku. Panggil aku Sunoo saja. Aku bukan atasanmu," jawab Sunoo dengan nada bercanda yang membuat Sunghoon ikut tertawa kecil.

Sunghoon kemudian mengangguk dengan senyum yang lebih santai. "Baiklah, Sunoo. Jadi, kau mau makan apa?"

Di tempat lain, di lantai paling atas, Heeseung berdiri mematung di depan pintu ruang kerja Jake. Ia sudah membuka pintu sedikit, tapi keraguannya membuatnya tak langsung masuk. "Pantas saja wanita tadi terlihat sedikit panik saat melihatku," gumamnya pelan, mengingat salah satu karyawan yang tadi menunjukkan arah ke ruangan Jake.

Ini adalah pertama kalinya Heeseung mengunjungi kantor suaminya setelah Jake hampir tiga bulan di berikan tanggung jawab untuk memegang perusahaan oleh ayahnya. Selama itu, Heeseung belum pernah datang, dan baru kali ini ia memutuskan untuk mengunjunginya. "Jika aku tahu situasinya seperti ini, aku akan datang setiap hari," bisiknya dalam hati, penuh rasa kesal.

From God to Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang