BAB 3

254 45 2
                                    

Kilas Balik.

"Menikahlah dengan putraku, Jake," kalimat itu terus bergema di kepala Jake, seolah menjadi gema yang tak bisa dihilangkan. Ia duduk diam di atas tempat tidur di sebuah kamar tamu yang mewah, terletak di salah satu sudut kediaman keluarga Lee yang megah. Sudah dua hari Jake menghabiskan waktunya di Seoul, di rumah megah ini, dan setiap detik terasa lebih lama dari yang seharusnya. Kenangan masa lalunya berkelebat-ini bukan pertama kalinya Jake menjejakkan kaki di rumah ini. Ia masih ingat betul saat ibunya, Maretta, pertama kali membawanya kemari ketika ia masih duduk di kelas dua sekolah menengah atas. Saat itu, ia hanya anak pelayan yang tak tahu apa-apa.

Ketika sampai di sini dua hari lalu, seorang pelayan tanpa kata menuntunnya ke kamar tamu yang mewah ini. Ruangan yang luas, dengan dekorasi klasik yang terkesan elegan, terlalu megah bagi seseorang seperti Jake. Di dalam hati, Jake mengira bahwa ia akan menginap di kamar ibunya dulu, di bagian belakang rumah, tempat para pelayan tinggal. Kamar para pelayan di rumah keluarga Lee tetaplah mewah, bahkan untuk standar Jake, namun tetap saja tak sebanding dengan kamar yang sekarang ditempatinya-ruang tamu utama di rumah megah keluarga tersebut.

Namun, kini bukan kemewahan kamar yang membuat pikirannya kacau. Yang membuat Jake terus-menerus gelisah adalah percakapan yang baru saja terjadi satu jam yang lalu. Setelah dua hari penuh penantian, Tuan Lee Hyun Jae akhirnya memanggilnya untuk membicarakan hal yang sangat penting, sesuatu yang telah membuatnya datang ke Seoul. Jake tak pernah menyangka bahwa Lee Hyun Jae akan menyampaikan permintaan yang begitu berat dan sulit diterima oleh akal sehat.

"Menikahlah dengan putraku, Heeseung," ucapan itu seakan menggema di kepalanya, membuat dadanya terasa sesak. Jake merasa terpojok, seolah tak memiliki pilihan lain. Keluarga Lee sudah banyak membantu keluarganya selama bertahun-tahun. Mereka bukan hanya majikan bagi ibunya, tapi juga penyelamat bagi keluarga kecil mereka. Bagaimana mungkin Jake bisa menolak permintaan sebesar ini?

"Aku bahkan tidak pernah melihat wajah putranya..." gumam Jake pelan, saat ia merebahkan diri di atas kasur empuk yang terasa asing baginya. Matanya menatap kosong ke langit-langit kamar, pikirannya dipenuhi oleh kekacauan. Ia terkejut, tentu saja. Permintaan untuk menikahi seorang pria, lebih-lebih seseorang yang bahkan belum pernah ia temui, terasa seperti beban besar yang tiba-tiba dijatuhkan di pundaknya.

Namun, hal yang paling mengejutkan bukanlah permintaan itu sendiri. Ucapan Lee Hyun Jae berikutnya menambah lapisan ketidakpercayaan yang sulit dihadapi oleh Jake.

"Putraku, Heeseung, dia seorang intersex," ucap Lee Hyun Jae dengan nada tenang namun menyiratkan kesedihan yang dalam. "Kami harus mengangkat organ vital laki-laki nya saat dia masih kecil karena sebuah kecelakaan. Meski dia terlihat seperti lelaki tampan dari luar, Heeseung kami bisa memberimu keturunan. Itulah mengapa aku sangat berharap padamu, Jake."

Jake hanya bisa mendengarkan dengan diam, tidak mampu merespon. Lee Hyun Jae melanjutkan, "Istriku, Amera, sangat mempercayai ibumu, Maretta. Kami ingin Heeseung berada di tangan yang tepat, dan aku percaya bahwa kau akan menjadi suami yang baik baginya. Jika kau setuju, aku dan Amera akan segera mengatur pernikahan kalian, yang akan dilangsungkan minggu depan. Heeseung akan pulang dari Amerika Minggu depan."

Mendengar itu, Jake hanya bisa menelan ludah. Pikirannya berputar, mencari jawaban, namun tak ada yang terasa tepat. "Setelah menikah, kau memiliki kebebasan penuh. Kalian bisa tinggal di sini bersama kami atau kembali ke rumahmu di Seogwipo, membawa Heeseung bersamamu. Setelah menikah, aku akan menyerahkan tanggung jawab penuh atas putraku padamu. Kami tidak akan ikut campur dalam kehidupan rumah tangga kalian."

Jake bisa melihat keseriusan di wajah Lee Hyun Jae. "Aku percaya padamu, Jake," ucapnya lagi. "Aku berharap kau tidak mengecewakan kami, apalagi Amera. Kami tidak bisa menjaga Heeseung lebih lama lagi."

From God to Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang