BAB 29

247 34 3
                                    

Jake tidak berbohong ketika mengatakan bahwa Ningning sudah menikah. Namun, hari itu menjadi lebih nyata dan mengejutkan bagi Heeseung saat pintu apartemen mereka terbuka, menampakkan Ningning yang berdiri di depan bersama seorang pria tampan di sampingnya, dan seorang bayi mungil terlelap dalam pelukan pria tersebut. Heeseung memandang pasangan itu dengan mata terbelalak, tidak menyangka akan mendapatkan kunjungan kejutan.

"Maafkan aku, Jake, aku sebenarnya ingin memberitahumu lebih awal," Ningning tersenyum kikuk sambil melirik ke arah Heeseung yang masih terdiam di samping Jake. "Satu bulan setelah kelulusan kita, aku sudah menikah. Tapi aku menundanya karena kesibukan. Kenalkan, ini K, suamiku, dan putri kami, Keira. Maaf karena baru memperkenalkan mereka sekarang, kemarin K sedang ada pekerjaan di Daegu, jadi aku sendiri yang mengurus kepindahan kami disini, sedang Keira ada di rumah neneknya," ujar Ningning menjelaskan mengapa kemarin Jake dan Heeseung tidak melihat keduanya di unit apartemen mereka.

K, pria dengan wajah teduh dan senyum hangat, membungkuk sopan, memberi salam pada pasangan yang berdiri di depan pintu apartemen itu. "Salam kenal, Jake-shi, Heeseung-shi," ucapnya dengan nada tenang yang seolah mencerminkan ketenangan seorang ayah yang baru saja dikaruniai seorang bayi.

Jake dan Heeseung, meskipun terkejut, segera membalas dengan membungkuk kecil dan senyum tipis. "Salam kenal juga, K-shi," ucap mereka hampir bersamaan. Meski senyuman mereka tampak tulus, ada sedikit kekakuan yang terasa, terutama pada Heeseung, yang matanya sesekali melirik bayi kecil di gendongan K.

Jake melangkah mundur untuk memberi ruang, mengundang keluarga kecil itu masuk ke apartemen. "Silakan masuk, duduklah," ucapnya, menunjuk ke sofa yang terletak di ruang tamu mereka. Suasana ruangan terasa sedikit canggung pada awalnya, dengan Ningning yang tampak bersemangat memperkenalkan suaminya dan putrinya, sementara Jake dan Heeseung mencoba beradaptasi dengan kejutan yang tak terduga ini.

Heeseung, yang dari tadi lebih banyak diam, merasa matanya tidak bisa lepas dari bayi kecil bernama Keira itu. Ada sesuatu dalam senyum mungil bayi itu yang menyentuh sisi terdalam hatinya, meskipun ia tidak tahu bagaimana harus mengekspresikan perasaan itu.

Ningning, yang sejak awal memperhatikan pandangan Heeseung yang terpaku pada Keira, tersenyum lebar. "Heeseung, kamu ingin menggendongnya?" tanyanya tiba-tiba, membuat Heeseung tersentak kaget. Dia baru saja akan menggeleng, ketika tanpa diduga Ningning dengan hati-hati menyerahkan Keira ke pelukan Heeseung. "Tenang saja, bayi itu tidak akan menggigit," canda Ningning ringan, membuat suasana lebih santai.

Heeseung merasa kaku sesaat, tangannya perlahan menerima tubuh kecil dan lembut bayi itu. Keira, yang masih tertidur dengan damai, tampak sangat tenang di dalam gendongannya. Hati Heeseung berdebar, tangannya gemetar sedikit saat merasakan hangatnya bayi itu di dadanya. "Dia... sangat kecil," gumam Heeseung dengan nada pelan, hampir seperti berbicara kepada dirinya sendiri. Perasaan yang sulit ia jelaskan muncul, membawa kenangan pahit yang selama ini ia pendam.

Ningning, yang masih memperhatikan Heeseung, tersenyum lebih lebar lagi. "Lihat, kalian tampaknya sudah cocok menjadi orang tua, ya kan sayang?" ucapnya sambil menoleh ke arah K, yang duduk santai di sebelah Jake.

K hanya terkekeh kecil, memandang Jake dengan tatapan penuh persahabatan. "Benar, segeralah buat, Jake. Kau dan Heeseung sudah pasti akan menjadi orang tua yang hebat," ujar K, sambil menepuk bahu Jake dengan penuh semangat. Namun, kata-kata K seketika membuat senyum Jake sedikit memudar. Sekilas, sorot matanya berubah, penuh dengan kesedihan yang dalam.

Jake menundukkan kepala sejenak, berusaha menyembunyikan rasa sakit yang tiba-tiba menyeruak di hatinya. Momen bahagia seperti ini hanya mengingatkan Jake pada kehilangan yang belum lama mereka alami. Heeseung, yang memandang dari kejauhan, dapat melihat perubahan kecil di wajah suaminya itu. Ia tahu betul bahwa kata-kata K, meskipun tidak disengaja, telah menusuk hati Jake.

From God to Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang