GUYS MAAPIN TANGAN GUE YA😭😭
TYPO MULU NULISNYA😭😭🙏🏻🙏🏻
NEXT PART BAKAL DIPERHATIIN LAGII😭🙏🏻
**"Susah sekali menghubungimu satu bulan terakhir.. kamu bahkan tidak datang ke acara tunanganku bulan lalu.. Bibi Park bilang, kamu berada di Jeju.."
Jennie tersenyum, mengangguk. "Ya, aku di sana.. maafkan aku, karena aku tidak bisa mengatur jadwalku.. aku jadi tidak bisa menghadiri acara pertunanganmu.." jeda Jennie, "Juga.. aku sedikit sibuk, aku sedang berencana membangun bisnisku."
Dahyun tersenyum maklum. "Santai saja. Meskipun aku akan sangat senang kalau kamu datang, tapi, aku mengerti.. yang penting, kamu harus datang di acara pernikahanku!" guraunya, tertawa.
Jennie hanya tersenyum, setengah mati menahan kekesalannya pada Dahyun. Oh, wanita ini, bagaimana bisa bersikap begitu santai padanya, saat ia mengetahui rahasia busuknya?
"Tapi, ngomong-ngomong, kamu mau membangun bisnis? Lalu, selama ini, apa pekerjaanmu? Kamu terlihat sangat sibuk."
Jennie tersenyum, tidak ingin memberitahu pekerjaannya, jadi ia menjawab. "Hanya menghabiskan harta orang tua."
Dahyun tertawa. "Oh, benar juga! Seharusnya aku menirumu, kenapa aku repot-repot bekerja, ya?"
Bagi Jennie, basa-basi seperti ini tidak penting. Untuk apa Dahyun terus menunjukkan sisi baik padanya, sementara ia tahu kartu busuknya?
Tidak bisa menahan diri, Jennie pun bertanya. "Jadi, bagaimana kabarmu sekarang?"
"Aku? Baikk—"
"Hubunganmu.. dengan kekasih publik dan rahasiamu." Jennie memperjelas.
Wajah Dahyun berubah, dari riang menjadi sedikit murung. Kegugupan terlihat jelas di tatapan matanya. Sepertinya lupa, kalau Jennie telah mengetahui rahasia tergelapnya.
Tatapan Jennie tajam, menggunakan mode Ruby Jane, dia seolah mengancam Dahyun, padahal dosa Dahyun tidak ada hubungannya dengannya.
Tidak ada tanda-tanda jawaban, bibir Jennie pun membentuk seringaian meremehkan. Ia suka saat mendominasi seseorang seperti ini.
"Dahyun.. karma pasti berlaku.. jangan mempermainkan dua hati.."
Mendengar tuturan Jennie, Dahyun semakin dibuat gugup. Wanita itu mengalihkan pandang, seolah tidak sanggup mendapat tatapan tajam dari Jennie.
"Sekarang.. kau menganggapnya baik-baik saja, tapi, tidak ada yang tahu.. suatu hari, Taehyung mungkin memergokimu.." suara Jennie pelan, tapi, tiap kata seolah menusuk Dahyun hingga ia tidak menemukan kata-kata untuk membalasnya.
Menegakkan kembali tubuhnya, Jennie mengambil jus miliknya, lantas menyedotnya dengan santai, menikmati ekspresi gugup Dahyun. Sungguh, sebenarnya, ia tidak berniat ikut campur urusannya. Akan tetapi, kekesalannya yang memuncak pada Taehyung, membuatnya ingin melimpahkannya pada Dahyun. Lumayan, menyenangkan juga menyiksa psikis wanita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐌] 𝐖𝐀𝐍𝐍𝐀 𝐏𝐋𝐀𝐘?
Fanfiction"Jadi, apa yang kau inginkan dariku?" Tatapan Taehyung terlihat gentar, tidak kuasa menerima cara Jennie menggodanya. Dengan bibir bergetar, ia lantas mengangguk. "Menari.. biarkan aku melihatmu menari, sekali lagi.." "Hanya menari?" Lagi-lagi...