***
Five Year Later..
Lonceng keras di tiap sudut kelas menandakan waktu pulang. Sorak kegembiraan terdengar nyaring dari bibir para murid, seolah menggambarkan betapa senangnya mereka.
Orang tua yang menunggu di ruang tunggu khusus ini pun bersiap menyambut, wajah sumringah pun terlihat di setiap wajah, menunjukkan betapa rindunya mereka pada sang buah hati yang telah menghabiskan seperempat dari harinya untuk bersekolah.
Tidak jauh dari beberapa orang di sana, Taehyung duduk dengan tenang. Bibirnya membentuk senyuman, tidak sabar juga bertemu dengan putranya.
Pintu-pintu ruang kelas terbuka, lalu, si kecil-kecil mulai keluar kelas dengan berbaris rapi. Anak-anak itu mulai menemui orang tua masing-masing.
Sementara itu, Taehyung memperhatikan putranya yang kini terlihat menoleh kebingungan. Ia pun tersenyum geli, lantas berdiri, merasa kasihan melihat putranya.
"Dae-hyun." Taehyung melambai, pada laki-laki kecilnya.
"PAPA!" serunya, lantas berlari menujunya, dan segera memeluknya, "Papa lama sekali!" ia pun memprotes.
Taehyung tertawa. "Dari tadi, Papa di sini. Kamu yang tidak melihat."
Kim Dae-hyun, nama yang diberikan Taehyung pada putranya. Itu adalah perpaduan antara nama Dahyun dan namanya. Putra pertama mereka yang lahir, setelah tujuh bulan pernikahan.
Kini, putranya itu berusia lima tahun, telah memasuki prasekolah satu tahun yang lalu. Tentu saja, sebagai seorang Papa, Taehyung selalu ingin mendampinginya dan menemaninya bertumbuh. Salah satunya, dengan selalu meluangkan waktu untuk menjemputnya dan menghabiskan makan siang bersama, sebelum ia kembali lagi ke kantornya.
"Ayo, kita ke mobil!" ajak Taehyung, menggandeng tangan sang putra menuju parkiran mobil.
Setelah berhasil membantu memasang seatbelt, Taehyung pun mulai menyalakan mesin mobilnya.
"Papa sendiri? Di mana Mama?"
"Di salon." Jawabnya, tersenyum, "kita akan menjemputnya setelah ini."
"Oh, Mama.. dia sudah sangat cantik, kenapa harus ke salon terus?" keluhnya sedikit kesal, "kita harus menunggunya lagi seperti biasa?"
Taehyung tergelak. Putranya sudah bisa mengomel dan memprotes atas tingkah Mamanya. Memang, Dahyun cukup sering pergi ke salon. Mau bagaimana lagi, ia adalah wanita pebisnis yang sangat mempedulikan penampilan.
"Kan Mama harus selalu cantik dan rapi, kalau bertemu kliennya. Jadi, wajar Mama sering ke salon."
"Well.." Dae-hyun menghela napas pasrah, "apa kita akan makan di luar setelah ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐌] 𝐖𝐀𝐍𝐍𝐀 𝐏𝐋𝐀𝐘?
Fanfiction"Jadi, apa yang kau inginkan dariku?" Tatapan Taehyung terlihat gentar, tidak kuasa menerima cara Jennie menggodanya. Dengan bibir bergetar, ia lantas mengangguk. "Menari.. biarkan aku melihatmu menari, sekali lagi.." "Hanya menari?" Lagi-lagi...