VOTE dulu sebelum baca sengkuu!!
**Satu bulan kemudian..
"Enam koper, tidak ada lagi yang tertinggal?" tanya Jimin.
Jennie menggulir ponselnya, sembari telunjuknya menunjuk satu persatu barang yang akan ia bawa. Ia lantas menggeleng. "Selain tas di kamar, kurasa, semuanya sudah."
Jimin mengangguk, lantas memanggil dua pegawainya untuk mengangkut koper-koper besar yang dibawa Jennie. "Mereka akan mengatur ekspedisi lebih dulu. Jadi, kamu tidak perlu bawa banyak. Barangmu akan tiba di waktu yang sama saat kedatanganmu di New Zealand."
Jennie mengangguk, tersenyum lega. "Hm, aku mengerti."
Tersenyum, tangan Jimin lantas terangkat, menepuk pelan pucuk kepala Jennie. "Kapanpun kamu membutuhkanku, aku pasti ada untukmu my diamond.." tatapan pria itu lantas turun, menuju perut Jennie, "juga untuk keponakanku, aku pasti akan menuruti semua keinginannya."
Mengikuti arah pandang Jimin, bibir Jennie pun membentuk senyuman tipis. Jimin memang selalu baik padanya. Ia bersyukur memiliki sepupu yang seperti kakaknya sendiri, melindungnya tanpa pamrih.
"Terima kasih banyak."
"Sama-sama." Jawab Jimin, "sudah, sekarang, cepat bersiap. Tiga jam lagi penerbanganmu, jangan sampai terlambat. Kalau sudah siap, datangi aku di ruang kerjaku."
Setelah itu, Jimin meninggalkan kamar Jennie. Jennie pun segera memasukkan beberapa barang kecilnya ke dalam tas jinjing yang ringan.
"Eh.. hasil pemeriksaanku.."
Wanita itu segera menuju ruang tengah, mencari hasil pemeriksaan yang baru saja keluar semalam. Jimin memang mengantarnya memeriksa kandungan, dan ia rasa, ia perlu membawanya untuk memantau perkembangan bayinya.
"Jimin! Aku sudah siap.. apa kau tahu di mana hasil pemeriksaanku?" Jennie memanggil Jimin, sembari mencari amplop hasil pemeriksaannya.
"Oh, ini dia." Wanita itu berseru senang, setelah berhasil menemukannya. Akan tetapi, "eh, ini bukan punyaku?" Jennie mengerutkan kening, menyadari tanggal yang tertera di amplop tidak sama seperti tanggal saat ia memeriksa, "tapi.. eh, ini juga bukan rumah sakit tempatku memeriksa, lalu, ini punya siapa?"
Diliputi rasa penasaran, Jennie pun segera membuka amplop putih itu. Namun, alangkah terkejutnya ia, saat menemukan nama Kim Da Hyun. Hasil pemeriksaan kehamilan sepupunya?
"Dahyun?"
"Jennie.."
Jennie menoleh, menatap tajam pada Jimin yang kini membawa amplop putih di tangannya. Mata Pria itu membulat, saat melihat Jennie telah menggenggam amplop.
"Jen—"
"Apa maksudnya ini, Jimin?" tanya Jennie, dengan suara bergetar. Ini terasa ganjil dan tidak masuk akal, bahwa Jimin memiliki hasil pemeriksaan kehamilan Dahyun, "kenapa kau menyimpan hasil pemeriksaan kehamilan Dahyun? Bukankah kalian tidak saling mengenal dekat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐌] 𝐖𝐀𝐍𝐍𝐀 𝐏𝐋𝐀𝐘?
Fanfiction"Jadi, apa yang kau inginkan dariku?" Tatapan Taehyung terlihat gentar, tidak kuasa menerima cara Jennie menggodanya. Dengan bibir bergetar, ia lantas mengangguk. "Menari.. biarkan aku melihatmu menari, sekali lagi.." "Hanya menari?" Lagi-lagi...